Friday, November 8, 2013

TOLONG MENOLONG & TIDAK MENGAMBIL YANG BUKAN HAKNYA



Midrash Ulangan 22:1-4

Sebagai orang Kristen kita mengenal istilah “Sepuluh Perintah Tuhan” atau yang sering disebut dengan “Aseret ha Debarot” atau “Ten Commandement” yang merujuk pada Keluaran 20:1-17. Sepuluh perintah ini diberikan Tuhan YHWH di Sinai kepada Musa untuk diteruskan kepada Bangsa Israel.

Rabbi Moshe Maimonides (1135-1204) dalam bukunya Misney Torah menghitung bahwa jumlah keseluruhan perintah YHWH dalam Kitab Torah dari Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Ulangan serta Kitab Bilangan berjumlah 613 yang terbagi dalam 365 perintah yang bersifat negatif (ditandai dengan bentuk larangan atau “lo taasheh” -janganlah) dan 248 perintah yang bersifat positip (ditandai dengan bentuk anjuran atau “taasheh” - lakukanlah).

Yesus Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi meringkas menjadi dua hukum yang merupakan inti dari keseluruhan Torah yaitu mengasihi Tuhan YHWH dan mengasihi sesama manusia (Mat 22:34-40). Yesus berkata: “Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Torah dan kitab para nabi” (Mat 2:40). Pernyataan Yesus Sang Mesias bukan pernyataan yang baru sama sekali karena kedua hukum emas yang menjadi inti Torah itu tercantum dalam Ulangan 6:4-5 dan Imamat 19:18.

Empat perintah pertama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan atau wujud mengasihi Tuhan yaitu:

1. Jangan ada padamu Tuhan lain di hadapan-Ku
2. Jangan membuat bagimu patung dan jangan sujud menyembah kepadanya
3. Jangan menyebut nama YHWH Tuhanmu dengan sembarangan
4. Ingatlah hari Sabat dengan menguduskannya

Sementara enam perintah lainnya mengatur hubungan manusia dengan manusia atau wujud mengasihi sesama manusia yaitu:

1. Hormatilah ayah dan ibumu
2. Jangan membunuh
3. Jangan berzinah
4. Jangan mencuri
5. Jangan mengucapkan saksi dusta
6. Jangan mengingini kepunyaan sesamamu (rumahnya, istrinya, hambanya lelaki atau perempuan, lembunya atau keledainya)

Keseluruhan Kitab Torah dari Kitab Kejadian, Kitab Keluaran, Kitab Imamat, Kitab Ulangan serta Kitab Bilangan memberikan penjabaran detail masing-masing pelaksanaan perintah dan hukum tersebut.

Ulangan 22:1-4 merupakan penjabaran perintah kesepuluh yaitu, “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu” (Kel 20:17).

Ulangan 22;1-4 memberikan petunjuk kepada kita mengenai tata kehidupan sosial yang teratur yaitu: Pertama, apabila kita melihat ternak sesama kita tersesat maka kita diminta untuk peduli dan jangan berpura-pura tidak mengetahuinya. Kata yang diterjemahkan dengan “berpura-pura tidak mengetahui” dalam bahasa Ibraninya “hit’alamta mehem” yang artinya “menyembunyikan diri dari orang lain”. Perintah ini bukan hanya berlaku pada benda bergerak seperti hewan, namun juga benda tidak bergerak yaitu, pakaian dan barang apapun yang hilang milik sesama kita (Ul 22:3). Jika kita perluas perintah ini, maka barang yang hilang tersebut meliputi uang, perhiasan, kendaraan bermotor, mobil, benda-benda berharga lainnya.

Kedua, apabila hewan atau benda-benda yang hilang tersebut jauh dari pemiliknya atau kita tidak mengenalnya, maka kita hendaknya melakukan pengamanan sementara dengan cara menyimpannya dalam rumah kita sampai seseorang yang merasa kehilangan mencari dan menemukannya.

Ketiga, kita harus mengembalikan hewan atau barang sesama kita yang hilang dan yang kita temukan. Ayat ini memerintahkan kepada kita untuk tidak mengambil hewan atau barang berharga milik sesama kita yang bukan menjadi hak kita. 

Jika kita menemukan hewan milik orang lain di rumah kita atau mendapatkan benda-benda tertentu yang bernilai namun bukan yang menjadi milik kita maka kita jangan bernafsu untuk memiliki barang atau hewan yang bukan menjadi milik kita. Kita harus menyimpannya sampai pemiliknya menanyakan atau kita dapat bertindak menyerahkan pada pemiliknya atau menyerahkan pada yang berwajib.

Keempat, kita harus menolong hewan sesama kita yang mengalami sakit dan tergeletak di jalan. Jika kita perluas perintah ini, maka bukan hanya terhadap hewan namun manusia kita pun harus memberikan pertolongan dengan tanpa pamrih.

Kerap terjadi ketika ada peristiwa kecelakaan, barang-barang berharga korban yang mengalami kecelakaan, justru ikut raib oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. 

Kerap terjadi ketika ada kendaraan besar yang mengangkut bahan kebutuhan pokok terguling atau menabrak rumah atau pohon dll (beras, tepung, minyak, dll), masyarakat justru mengambil dan menjarah dengan bebas barang-barang yang berjatuhan dan bukan menyelamatkan barang-barang tersebut.

Betapa agung dan mulianya Torah YHWH yang mengatur secara detail bagaimana kita dapat mengasihi dan melayani Tuhan dalam wujud ibadah dan bersamaan dengan itu mengatur secara detail bagaimana kita dapat mengasihi sesama dan berinteraksi dengan sesama dalam keteraturan sosial.

Torah menanamkan sikap peduli dan menjauhkan sikap egoistik serta individualistik. Sikap tidak peduli dan egoistik serta individualistik semakin menggejala seiring dengan modernitas dimana-mana. Manusia berkomunikasi dengan sesamanya secara terbatas melalui media telepon dan handphone serta jaringan internet. Kesempatan untuk bertatap muka dengan banyak orang menumpulkan interaksi dan kepekaan sosial. Manusia terkungkung dalam ruang kantornya belaka, manusia terkungkung dalam kamarnya belaka, manusia terkungkung dalam lingkungan yang terbatas. Torah mengajarkan kita untuk membuang egoisme yang berpusatkan pada diri sendiri dan melihat orang lain atau sesama kita sebagai manusia yang membutuhkan tindakan kepedulian kita.

Torah mencegah kita memiliki barang secara tidak sah dan tidak halal, baik melalui mencuri atau memiliki barang atau hewan seseorang yang hilang atau tertinggal dan kebetulan kita dapatkan, dengan diperintahkan agar kita melakukan pengamanan serta mengembalikan pada yang berhak.

Itulah sebabnya dikatakan mengenai Torah sbb:

Torah YHWH itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan YHWH itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman” (Mzm 19:8)

Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Torah YHWH. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!” (Mzm 119:1-5)

Besarlah ketenteraman pada orang-orang yang mencintai Torah-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka” (Mzm 119:165) 

Mengenai Torah, Yesus Sang Mesias dan Juruslamat serta Junjungan Agung kita yang Ilahi bersabda, “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan Torah atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari Torah, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Torah sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah Torah, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga” (Mat 5:17-19).

Mengenai Torah, Rasul Paul menuliskan sbb: “Kita tahu bahwa Torah itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa Torah itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil dari Tuhan yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku” (1 Tim 1:8-11).

Mengenai Torah, Rasul Yakobus menuliskan sbb: “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya” (Yak 1:25)

Mengenai Torah, Rasul Yohanes menuliskan sbb: “Saudara-saudara yang kekasih, bukan perintah baru yang kutuliskan kepada kamu, melainkan perintah lama yang telah ada padamu dari mulanya. Perintah lama itu ialah firman yang telah kamu dengar. Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya” (1 Yoh 2;7-8).

Jika Yesus, Rasul Yakobus, Rasul Yohanes, Rasul Paul menegakkan Torah sebagai pedoman perilaku orang-orang yang menyebut dirinya Kristen, maka seharusnyalah kita pun menegakkan Torah dengan mengkajinya serta mengaplikasikannya dalam berbagai bidang kehidupan.

No comments:

Post a Comment