Tuesday, November 17, 2015

MELEWATI LEMBAH KEKELAMAN



Mazmur 23:1-6

Kita tentu pernah mendengar lirik lagu pujian sbb:

Tak pernah Tuhan janji
Hidupku takkan berduri
Tak pernah Dia janji lautan tenang
Tetapi Dia berjanji kan selalu sertaku
Dan menuntun jalan hidupku slalu

Janji-Nya Dia atur langkahku
Janji-Nya Dia pegang tanganku
……….dst

Ya, hidup tidak selalu indah dan menyenangkan. Sebagaimana roda berputar tidak selalu di atas. Ada kalanya di bawah. Saat kita menengokkan wajah kita di jendela kereta api, kadang kita melihat sawah menghampar dan padi menghijau meneduhkan mata dan jiwa. Namun ada saatnya kita melihat pemandangan gersang membentang di pematang atau kumuh sebuah kelompok masyarakat yang dilewati laju kereta. 

Mazmur 23:1 mengatakan, Yahweh roi, lo ekshar (Yahweh adalah gembalaku, takkan kekurangan aku). Bahkan dilanjutkan dengan kalimat yang memberikan janji-janji indah, “Dia membaringkan”, “Dia membimbing”, “Dia menyegarkan”, “Dia menuntun”. Namun saat membaca Mazmur 2:4, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman…”. Apa artinya? Ada saatnya kenyamanan kita terusik, kemapanan kita tergoncang. Kita diijinkan memasuki “lembah kekelaman” (situasi krisis dan menyakitkan). 

Menjadi orang Kristen atau menjadi murid Yesus Sang Mesias bukan berarti kita tidak tersentuh penderitaan dan krisis. Kita akan mengalami sebagaimana orang lain mengalaminya. Yang membedakan adalah sikap kita yaitu “aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”. Sikap ini muncul dikarenakan kita percaya bahwa Tuhan Yahweh adalah Gembala kita sehingga sekalipun kita mengalami krisis, pada akhirnya kita tetap tidak akan berkekurangan (lo ekshar).

No comments:

Post a Comment