Monday, February 8, 2016

MENGUMPULKAN HARTA DI SORGA


Bacaan: Matius 6:19-24

Sebelum meninggal dunia, di tempat tidurnya, Raja Alexander Agung  (356 – 323 sM).mengumpulkan para jenderalnya dan menyampaikan 3 harapan terakhirnya yaitu: (1) Dokter terbaik harus membawa peti matinya (2) Semua harta kekayaannya yang dia kumpulkan selama hidupnya (uang, emas dan batu permata) harus disebar di sepanjang jalan prosesi pemakaman menuju kuburannya (3) Tangannya harus dibiarkan tergantung di luar peti mati agar semua orang dapat melihat. Salah seorang jenderalnya yang terkejut dengan permintaan yang tidak biasa itu meminta Alexander untuk menjelaskan permintaannya tersebut. Berikut adalah penjelasan dari Alexander Agung : (1) Saya ingin dokter terbaik yang membawa peti mati saya untuk menunjukkan bahwa saat dijemput ajal, bahkan dokter terbaik di dunia sekalipun tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan bahkan mengembalikan tubuh yang mati (2) Saya ingin jalan menuju pemakaman ditaburi dengan semua harta kekayaan saya agar setiap orang bisa melihat bahwa semua kemakmuran material yang diperoleh di bumi akan tetap tinggal di bumi dan tidak akan di bawa di alam kematian (3) Saya ingin tangan saya terayun di luar peti mati agar orang-orang mengerti bahwa kita datang ke bumi dengan tangan kosong dan meninggalkan bumi juga dengan tangan kosong, setelah harta kita yang paling berharga, yaitu Waktu, habis. 

Kisah di atas mengingatkan kita mengenai dua hal yaitu: Pertama, kekayaan materil yang dikumpulkan di dunia tidak akan pernah kita bawa mati dan tidak pernah membawa manfaat apapun dalam alam kematian. Kedua, pergunakan waktu yang ada untuk mengisinya dengan sebaik mungkin karena jika waktu dan jam kehidupan yang dipercayakan pada kita telah habis namun kita belum mengisinya dengan kehidupan yang memuliakan Tuhan dan bermanfaat bagi orang lain, maka kita tidak akan pernah mengulang kembali kehidupan yang telah berlalu.

Yesus Sang Mesias Juruslamat kita telah mengingatkan melalui sabda-Nya agar kita “mengumpulkan harta di surga” (Mat 6:19) agar ngengat dan karat tidak akan merusakknya dan pencuri tidak akan dapat mencurinya. Apa arti “mengumpulkan harta di surga?” Berbuat kebajikkan sebagai tanda bahwa kita telah ditebus dari kuasa maut dan dikaruniai kehidupan kekal. Barangsiapa sudah diselamatkan namun tidak pernah berbuat kebaikkan dalam hidupnya, maka mereka tidak pernah mengumpulkan harta di surga. Setiap perbuatan baik atau jahat akan mendapatkan balasan dari Tuhan (Rm 2:6-8), Setiap perbuatan baik atau jahat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan (2 Kor 5:10), perbuatan baik akan menjadi pakaian kita (Why 19:6-9), perbuatan baik kita akan menemani kita saat kita beristirahat menanti hari penghakiman (Why 14:13). Salah satu perbuatan baik adalah berbagi harta kita (jika kita berlebih) terhadap mereka yang membutuhkan. Dengan berbagi harta kita maka kita tidak mengikatkan diri pada harta benda (Mzm 62:11) melainkan melekatkan diri kita pada Tuhan. 

Mereka yang melekatkan dirinya pada harta materil adalah mereka yang disebut sebagai orang yang “bermata jahat” sebagai lawan dari orang yang “bermata baik” (Mat 6:22-23). Membaca terjemahan Kitab Suci tanpa mengetahui latar belakang bahasa sumber penulisan Kitab Suci dan latar belakang kebudayaan Yahudi dan agama Yudaisme Yesus dan para murid-muridnya, tentu akan mengalami kegagalan dalam memahami sabda-sabda Yesus. Sekalipun Kitab Perjanjian Baru dituliskan dalam bahasa Yunani namun semua ungkapan, percakapan, ajaran Yesus Sang Mesias hanya dapat dimengerti dalam bingkai kebudayaan Yahudi dan Yudaisme. Istilah “mata jahat” (Ibr: ayin ra’ah) dan istilah “mata baik” (ayin tovah) bukan berbicara perihal mata jasmani yang sesungguhnya melainkan perilaku yang terkait dengan sikap hati seseorang khususnya terhadap harta benda. Istilah “mata jahat” (ayin ra’ah) dalam kebudayaan Yahudi bermakna “orang yang jahat, kikir, pelit” sementara istilah “mata baik” (ayin tovah) bermakna “orang yang dermawan dan baik budi” sebagaimana dikatakan dalam literatur Yahudi kuno yaitu Mishnah Avot 5:22 dimana murid-murid Abraham memiliki 3 ciri yaitu: ayin tovah, ruakh nemukhah, nefesh shefalah (mata baik, kerendahan hati, jiwa yang terbuka) dan murid-murid Bileam memiliki ciri sebaliknya yaitu: ayin ra’ah, ruakh gevoha, nefesh rekhava (mata buruk, tinggi hati, jiwa yang tertutup). Orang yang “bermata jahat” alias orang yang melekatkan dirinya dengan harta benda dan kikir tentu saja bertuankan Mamon selain Tuhan, padahal Yesus tidak menginginkan itu menjadi gaya hidup orang beriman.

Marilah kita menjadi pengikut Yesus Sang Mesias Juruslamat kita yang mengikuti sabda-Nya agar kita mengumpulkan harta surgawi selama nafas masih menyatu dengan badan kita, Amen.

1 comment:

  1. Terima kasih. Anda telah membantu saya memahami mat 6:22, serta menunjukkan bagaimana mengumpulkan harta di sorga (yang notabene sulit ditemukan jawaban yang akurat di internet). GBU

    ReplyDelete