Amsal 31:10-31
Di
Hindia Belanda era kolonial dikenal istilah Nyai yang dihubungkan dengan
konotasi yang negatif mengenai keberadaannya karena mereka adalah perempuan
pribumi yang menjadi istri simpanan para prajurit VOC. Realitas mengenai Nyai
di era kolonial dikupas dalam buku karya Regie Bay yaitu Nyai
dan Pergundikan di Hindia Belanda” (Komunitas Bambu 2010). Pramoedya Ananta
Toer, sastrawan, budayawan, novelis yang yang ditahan di era Orde Baru di pulau
Buru merekam realitas penyaian dalam novel Tetraloginya, salah satunya dalam
judul Bumi Manusia. Novel ini bukan hanya menceritakan kisah asmara yang
pelik diantara dua sejoli yang berbeda status sosial dan ras (Minke dan
Annelies) namun juga mengisahkan ketegaran dan keberanian serta kecerdasan
seorang Nyai bernama Ontosoroh, ibunda Annelies yang telah melewati masa-masa
sulit dalam kehidupan masa mudanya hingga dia memiliki seorang anak bernama
Annelies dan Robert Surhof.
Seperti telah dijelaskan dalam buku Regie Baay
bahwa potret seorang Nyai begitu buruk dalam sistem sosial masyarakat dan
kesusastraan kolonial namun melalui novel-nya, Pramoedya Ananta Toer melakukan
konstruksi baru dengan menempatkan aspek yang lebih positip dalam tokoh Nyai
Ontosoroh. Beberapa sifat dan karakteristik positip tokoh Nyai Ontosoroh dapat
kita lihat al., Pertama, Nyai Yang
Pandai Mengelola Perusahaan (Bumi Manusia, 2011:45). Kedua, Nyai Yang Gemar Membaca dan
Mempelajari Situasi (Bumi
Manusia, 2011:344). Ketiga,
Nyai Yang Berani Menentang Sistem Hukum Kolonial Yang Diskriminatif (Bumi
Manusia, 2011:426). Pramoedya bukan hanya melakukan konstruksi ulang
tokoh Nyai yang lebih terpelajar dan berwibawa, namun tidak lupa memberikan
gambaran mengenai perfomance seorang Nyai melalui kecantikkan dan pakaian yang
indah dan berwibawa (Bumi Manusia, 2011:32-33).
Sehina
apapun status perempuan pada zamannya, namun merekapun bisa tampil membangun
martabat mereka sendiri jika mereka memperlengkapi diri mereka dengan
pengetahuan, sebagaimana pesan dalam penokohan Nyai Ontosoroh. Amsal 31:1-31
memberikan gambaran wanita tangguh (eshet
khayil) dengan kombinasi antara pengetahuan, ketrampilan dan kesalehan
sehingga menjunjung nama suami dan seluruh kehidupan rumah tangganya. Para
wanita, milikah pengetahuan, ketrampilan dan kesalehan untuk membangun rumah
tanggamu dengan kekokohan.
No comments:
Post a Comment