Friday, February 12, 2016

PADA MULANYA...


Alkisah sebagaimana dinarasikan dalam beberapa literatur Yudaisme al., Sefer Zohar, suatu ketika Tuhan hendak menciptakan dunia dengan firman-Nya, dua puluh dua huruf alfabet turun dari mahkota Tuhan YHWH (Yahweh) yang mulia yang mana mereka terukir melalui pena api yang menyala-nyala. Mereka berdiri mengelilingi Tuhan YHWH, dan saling  berbicara satu dengan lainnya sambil  memohon kepada Tuhan YHWH sbb: "Ciptakanlah dunia melalui saya!"

Pertama-tama datanglah ke hadapan Tahta Tuhan yaitu huruf Taw dan dia berkata: “Ciptakanlah dunia melalui diriku, karena melalui aku karena dikemudian hari aku akan memberikan kepada Israel hukum dan berbagai kisah!” Namun Tuhan menjawab, “Tidak, karena pada suatu hari engkau akan dipergunakan sebagai tanda untuk menandai kuburan bagi manusia yang telah meninggal” (Makam orang-orang Yahudi dan penganut Yudaisme biasanya ada tanda Taw di pusaranya sebagai akhir dari kata Mawet – Meninggal).


Setelah huruf Taw berlalu, majulah huruf Shin dan berkata: “Ciptakanlah dunia melalui diriku karena nama-Mu yaitu Shaday dimulai dengan huruf Shin”  Tuhan kembali menolak dan berkata, “Tidak, karena kata Sheqer juga dimulai dengan huruf Shin…pergilah…!”

Saudara yang lain yaitu huruf Resh maju dan berkata kepada Tuhan, “Ciptakanlah dunia melalui diriku karena nama-Mu yang lain disebut Rakhum dan dimulai dengan huruf Resh!” Kembali kata yang sama diucapkan Tuhan, “Tidak, karena kata Ra’ (jahat) dan Rasha (fasik) dimulai pula dengan huruf Resh…pergilah!”

Majulah huruf Qof ke hadapan Tuhan dan berkata, “Ciptakanlah dunia melalui diriku karena sifat Tuhan adalah Qadosh (kudus) dan dimulai dengan huruf Qof!” Jawaban sama kembali keluar dari Tuhan, “Tidak karena kata Qelalah (kutuk)  dimulai dengan huruf Qof!”

Huruf Tsade maju ke muka dan berkata dengan keyakinan, “Ciptakanlah dunia melalui diriku karena aku sebagai penanda orang Tsadiq (benar) karena Engkau akan mengadili dunia dengan Tsedeq (keadilan – Mzm 9:8). Tuhanpun menjawab, “Tidak, karena kata Tsarut (kekacauan) pun dimulai dengan huruf Tsade!”

Demikian seterusnya masing-masing huruf mengajukan diri untuk menjadi huruf awal penciptaan, Peh mengganggap dirinya layak karena menganggap kata Podeh (penebus) dimulai dengan kata Peh, namun Tuhan menolak karena kata Pesha (dosa) diawali dengan huruf Peh. Demikian juga huruf Ayin karena menganggap kata Anawah (kerendahan hati) diawali dengan huruf Ayin sehingga dirinya menganggap layak dijadikan huruf pertama, namun Tuhan tahu karena kata Aruh (tindakan tidak bermoral)  juga dimulai dengan huruf Ayin. Samek menganggap dirinya layak karena kata Somek (menopang) dimulai dari huruf Samek dan setiap manusia membutuhkan topangan. Demikian pula Nun yang menghubungkan dirinya dengan kata Ner (pelita). Mem tidak kalah mengajukan dirinya karena kata Melek (raja) adalah nama lain dari Tuhan. Demikian pula Lamed mengajukan argumentasi bahwa kata Lukhot (loh batu) yang mana Musa telah mendapatkan sepuluh perintah di Sinai, dimulai dengan huruf Lamed. Tidak kalah berani dan percaya dirinya majulah Kaf dan berusaha meyakinkan Tuhan agar dirinya dipergunakan karena kata Kiseh (tahta), Kavod (kemuliaan) serta Keter (mahkota) diawali dengan huruf Kaf. Huruf Yod mengajukan dirinya karena nama YHWH dimulai dengan huruf Yod namun Tuhan mengingatkan bahwa huruf Yod pun mengawali kata Yetser ha Ra (keinginan jahat). Huruf Tet mengajukan dirinya karena menandai segala sesuatu yang dianggap baik dengan kata Tov (baik). Huruf Dalet berargumen bahwa kata Davar (firman) dimulai dengan huruf Dalet. Gimel mengajukan dirinya karena kata Gadol (agung) dimulai dengan huruf Gimel namun Tuhan juga mengingatkan bahwa kata Gemul (kemusnahan) diawal dengan dirinya.

Setelah semua huruf yang mengelilingi Tuhan YHWH memohon agar melalui dirinya dunia diciptakan berhenti berbicara, huruf Bet melangkah ke hadapan Yang Maha Kudus, terpujilah Dia, dan memohon di hadapan-Nya: "Ya Tuhan penguasa dunia! Kiranya terjadi kehendak-Mu untuk menciptakan dunia-Mu melalui saya, sehingga semua penduduk dunia memberikan pujian setiap hari kepada-Mu melalui saya, seperti yang dikatakan, 'Terpujilah Tuhan selamanya Amin, amin” (Baruk Adonai le’Olam, Amen we Amen). Melihat itu Tuhan memenuhi permintaan huruf  Bet dan kemudian bersabda, “Terpujilah dia yang datang dalam nama YHWH” (Barukh ha ba be shem YHWH). Akhirnya Tuhan YHWH menciptakan dunia-Nya melalui huruf Bet, sebagaimana dikatakan,  בראשׁית ברא אלהים את השׁמים ואת הארץ (Bereshit bara Elohim et ha shamayim we et ha arets -Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi - Kej 1:1).  Satu-satunya huruf yang menahan diri untuk tidak mendesak Tuhan YHWH  agar menciptakan dunia melalui dirinya adalah Aleph sehingga Tuhan YHWH mengganjar kerendahan hati Aleph dengan memberikan tempat pertama dalam Sepuluh Perintah אנכי יהוה אלהיך (Anoki YHWH EloheikaAkulah Yahweh Tuhanmu - Kel 20:1). 

Frasa, בראשׁית ברא אלהים את השׁמים ואת הארץ (Bereshit bara Elohim et ha shamayim we et ha arets -Pada mulanya Tuhan menciptakan langit dan bumi - Kej 1:1), memberikan kepada kita pemahaman dasar bahwa segala sesuatu ada permulaannya (bereshit) dan permulaan itu dimulai oleh Tuhan (Elohim) bukan terjadi secara kebetulan. Permulaan segala sesuatu yang diinisiasi oleh Tuhan tersebut melalui sebuah proses yaitu penciptaan (bara) alam semesta. Karena Tuhanlah yang mengawali segala sesuatu, maka Dia disebut Yang Awal (rishon). Karena Dia yang mengawali maka Dialah pula yang akan mengakhiri. Oleh karenanya Dia disebut Yang Akhir (akharon). Pemahaman ini menuntun kita pada sebuah kesadaran religius bahwa segala yang hidup – termasuk Anda dan saya – memiliki sebuah garis awal dan titik akhir.

Kehidupan adalah sebuah bentangan waktu yang menandai awal dan akhir seseorang. Tidak ada satupun orang yang tahu kehidupan bagi dirinya kapan akan berakhir. Yang terpenting bukan mengetahui kapan kita akan berakhir dan mengakhiri kehidupan melainkan mengisi kehidupan dengan mengenal Tuhan dan melakukan apa yang disabdakan-Nya sehingga kehidupan yang kita jalani penuh dengan makna dan membawa kebaikkan bagi orang lain, sehingga waktu kehidupan yang diberikan bagi kita berakhir, maka kita boleh berjumpa dengan Dia yang telah mengawali segala sesuatu dan menyatu dalam Kasih-Nya yang Abadi sebagaimana dikatakan: “Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Why 21:3-4)


No comments:

Post a Comment