Saturday, August 11, 2018

SALING MEMPERHATIKAN DAN MENOPANG


Saat musim gugur tiba di Eropa, kita akan melihat sekawanan angsa terbang ke arah selatan untuk menyambut datangnya musim dingin, terbang dalam formasi “V”. Mungkin Anda berpikir tentang apa yang telah ditemukan oleh ilmu pengetahuan mengenai mengapa lawanan angsa itu terbang dengan cara seperti itu.
Sewaktu seekor angsa mengepakkan sayap-sayapnya, maka itu akan membuat angsa-angsa lainnya mengikutinya. Dengan terbang dalam formasi “V”', keseluruhan kawanan angsa itu bisa menambah paling tidak 71% jarak terbang dibandingkan bila setiap angsa terbang sendiri-sendiri.


Orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dan rasa kebersamaan bisa sampai di tujuan dengan lebih cepat dan lebih mudah, karena mereka melakukan hal itu dengan dukungan dari yang lain. Apabila seekor angsa jauh dari formasi, tiba-tiba merasa ada yang menariknya dan tak mempunyai keinginan lagi untuk menempuhnya sendiri - dan dengan begitu segera kembali ke formasi itu karena disemangati oleh angsa yang ada di depannya.
Kalau kita memiliki naluri seperti apa yang dimiliki oleh seekor angsa, kita akan tetap tinggal di dalam formasi bersama dengan orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama dengan kita. Ketika pemimpin kawanan angsa itu lelah, angsa itu akan berputar ke belakang dan seekor angsa lainnya akan mengambil alih pimpinan.
Masuk akal untuk secara bergiliran melakukan pekerjaan yang berat, bagi manusia maupun bagi kawanan angsa yang terbang ke selatan. Angsa-angsa itu akan memberi tanda dari belakang untuk memberi semangat angsa-angsa lainnya yang ada di depan untuk mempertahankan kecepatan mereka.
Pesan apa yang kita sampaikan apabila kita memberi tanda (semangat) dari belakang? Akhirnya -dan ini amat penting- ketika seekor angsa sakit atau terluka karena tembakan, atau jatuh dari formasi, dua ekor angsa lainnya ikut melepaskan dari formasi itu bersama angsa tadi dan mengikutinya turun untuk memberikan bantuan dan perlindungan.
Keduanya akan tetap bersama dengan angsa yang jatuh tadi sampai angsa tersebut mampu terbang kembali atau mati, dan baru keduanya meneruskan perjalanan mereka sendiri atau bergabung dengan formasi lainnya untuk mengejar kelompoknya tadi. Kalau kita mempunyai naluri seekor angsa, kita akan saling memberikan semangat seperti itu sebagaimana dikatakan, “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri” (Rm 15:1)

No comments:

Post a Comment