Monday, December 3, 2018

EUREKA DAN PERJUMPAAN SERTA PROKLAMASI KEMESIASAN YESUS: Refleksi Perayaan Khanukah


Eureka adalah kata seruan dalam bahasa Yunani yang digunakan untuk melambangkan penemuan suatu hal. Seruan ini terkenal karena digunakan oleh Archimedes (287-212 SM). Ia mengucapkan kata Eureka! ketika ia masuk kedalam bak mandi dan menyadari bahwa permukaan air naik, sehingga ia menemukan bahwa berat (dalam Newton) air yang tumpah sama dengan gaya yang diterima tubuhnya.   

Menurut kisah tersebut, sebuah mahkota untuk raja Hiero II telah dibuat dan raja memerintahkan Archimedes untuk memeriksa apakah mahkota tersebut benar-benar terbuat dari emas murni ataukah mengandung tambahan perak. Karena Raja Hiero II tidak mempercayai pembuat mahkota tersebut. Saat Archimedes berendam dalam bak mandinya, dia melihat bahwa air dalam bak mandinya tertumpah keluar sebanding dengan besar tubuhnya. Archimedes menyadari bahwa efek ini dapat digunakan untuk menghitung volume dan isi dari mahkota tersebut. 

Dengan membagi berat mahkota dengan volume air yang dipindahkan, kerapatan dan berat jenis dari mahkota bisa diperoleh. Berat Jenis mahkota akan lebih rendah daripada berat jenis emas murni apabila pembuat mahkota tersebut berlaku curang dan menambahkan perak ataupun logam dengan berat jenis yang lebih rendah. Karena terlalu gembira dengan penemuannya ini, Archimedes melompat keluar dari bak mandinya, lupa berpakaian terlebih dahulu, berlari keluar ke jalan dan berteriak Eureka yang artinya “Aku telah menemukan”. 

Beberapa ratus tahun kemudian di tahun awal Masehi sepasang saudara bernama Andreas dan Simon mengucapkan kata yang sama tentang Yesus. Kitab Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani merekam perkataan Andreas kepada Simon yang tentunya diucapkan dalam bahasa Ibrani/Aramaik sbb: “Eurekamen ton Messian ho estin methermeneumenon Christos” (Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus- Yoh 1:41).

Masyarakat Yahudi sejak zaman pembuangan telah menantikan kedatangan Mesias. Alangkah bahagianya Andreas dan Simon Petrus bisa menyaksikan apa yang dijanjikan berabad lamanya tepat di depan wajah mereka dan pernyataan ini mengubah kehidupan Andreas dan Simon.

Berbicara perihal Kemesiasan Yesus, ada hal menarik lainnya saat kita membaca sebuah percakapan Yesus dengan orang Yahudi di Bait Suci  yang terjadi saat perayaan Khanukah, “Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami” (Yoh 10:24). Dan Yesus memberikan jawaban, “Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh 10:25).

Apakah Perayaan Khanukah (Pentahbisan Bait Suci – Yoh 10:22) itu? Perayaan Khanukah modern berasal dari sebuah peristiwa sejarah Israel di Abad VII sM tepatnya Desember (Kislew) 164 sM. Tahun tersebut merupakan tahun penting kemenangan peperangan dan perlawanan yang dilakukan oleh Yehuda Makabbe (Judas Macabeus) untuk melawan Anti Semitisme yang diberlakukan oleh Anthiokus Ephiphanes dari Wangsa Seleukus yang menguasai Syria saat berupaya melakukan proses Helenisasi (Yunanisasi pemikiran dan kebudayaan dalam keseluruhan aspek kehidupan wilayah yang dikuasainya) terhadap orang-orang Yahudi. Perang besar lainnya dalam sejarah Yahudi terjadi pada tahun 135 Ms di bawah kepemimpinan Simon Barkhokhba.

Saat Anthiokus Epiphanes berkuasa tahun 167 sM, dia berusaha menaklukan Yerusalem dan Bait Suci. Ketika dia berhasil merebut Bait Suci, dia melakukan kenajisan dengan membuang darah babi di dalam Bait Suci serta mendirikan patung dewa Yupiter sebagai pusat penyembahan.

Kejadian ini menyedihkan umat Yahudi dan di bawah kepemimpinan Yehuda Makabee disiapkan sebuah taktik perlawanan gerilya untuk merebut kembali Bait Suci. Dalam pertempuran gemilang di musim dingin di bulan Desember tahun 164 Yehuda Makabee dengan pasukannya yang jumlahnya jauh lebih kecil dari pasukan Syria berhasil memukul mundur prajurit musuh dan merebut Bait Suci.

Karena hari sudah petang dan harus menyalakan menorah yang ada di Bait Suci serta membersihkan berbagai patung dewa-dewa, maka dibutuhkan minyak untuk menyalakan api. Sayangnya minyak yang tersedia hanya cukup untuk satu atau dua hari. Dan untuk membuat minyak baru dibutuhkan sekitar 8 hari. Mukjizat terjadi bahwa menorah tetap menyala sampai 8 hari lamanya hingga orang-orang Yahudi mampu membuat minyak yang baru.

Peristiwa mukjizat tersebut diperingati sejak saat itu hingga kini dengan sebutan Khanukah yang ditandai dengan penyalaan lilin selama 8 hari di setiap rumah tangga Yahudi. Masing-masing hari menyalakan satu lilin hingga hari ke delapan lilin menyala semuanya.

Perayaan Khanukah dalam konteks Kekristenan khususnya mazhab Judeochristianity sebagai penegasan dan panggilan bagi bangsa Yahudi yang belum menerima Yesus sebagai Mesias bahwa di dalam Yesus terdapat kepenuhan nubuatan para nabi dalam TaNaKh.

Barney Kasdan memberikan komentar terhadap jawaban Yesus saat beliau mengonfirmasi pertanyaan orang-orang apakah diri-Nya Mesias, “the answer to this very appropriate question is contained in Yeshua’s hanukkah message. He clearly reiterates his claim and the proof of his Messiahship” (John 10:25-39)” (jawaban terhadap pertanyaan yang tepat tersebut terdapat dalam pesan Khanukah Yesus. Dia secara tegas mengulangi pernyataannya dan membuktikan kemesiasannya - God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holliday, Baltimore: Messianic Jewish Publisher 1993, p. 114).

Ada sejumlah anggapan yang salah diantara komunitas Kekristenan yang kembali ke akar Ibrani dengan mengatakan, “kita tidak perlu memberitakan Injil kepada orang Yahudi karena mereka telah memperoleh keselamatan dan lebih mengetahui Torah lebih dari kita”. Ini pernyataan yang bertentangan dengan keseluruhan kesaksian dalam Kitab Kisah Rasul dimana para rasul memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sebagai Mesias dan Anak Tuhan baik kepada bangsa Yahudi dan non Yahudi.

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa Apolos seorang yang fasih berdiskusi mengenai topik-topik keagamaan harus bersusah payah meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana dikatakan, “Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Tuhan, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias(Kis 18:27-28).

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa paulus dan Silas memberitakan Yesus sebagai Mesias di sinagoga Yahudi sebagaimana dikatakan, “Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu” (Kis 17:1-3)

Kembali kepada pernyataan Andreas kepada Simon bahwa dirinya telah “menemukan” (eureka) Mesias yang dinubuatkan yaitu Yesus (Yahshua/Yeshua), sudahkah kita mengalami Eureka (perjumpaan) terhadap Yesus dan ajaran-ajaran-Nya atau hanya sebatas mengetahui sepintas lalu ajaran-ajaran-Nya atau menganggapnya sebagai saah satu orang suci pada zamannya belaka yang tidak menentukkan kehidupan dan masa depanmu dalam kekekalan?

Saya ingin menutup midrash Perayaan Khanukah dengan menuliskan sebait puisi yang memperlihatkan ringkasan pertemuan spiritual saya dengan Sang Juruslamat yang mengubah arah kehidupan saya kemudian.

PEMUDA GALILEA

Kuberjumpa dengan-Nya tahun sembilan dua.
Saat kumenolak saran beberapa orang muda.
Agar aku bersekolah teologia menjadi pendeta
Meninggalkan philosophia yang dianggap sia-sia.
Dengan tertawa kuyakinkan mereka mustahil aku menjalaninya.

Entah mengapa esok pagi hatiku berubah seketika.
Ingin mengetahui banyak tentang apa yang harus kupercaya.
Untuk pertama kuberjumpa dengan Pemuda Galilea yang mempesona.
Dalam lembaran kisah suci yang kubaca dengan hasrat menyala.
Sabda-Nya bergema dan mengubah kehidupanku yang hampa.

Kutinggalkan kota tempat kumenghabiskan masa remaja.
Sekalipun dengan ancaman tidak memperoleh biaya.
Banyak peristiwa telah menempa menjadi semakin dewasa.
Kulakukan semua sekalipun tidak selalu indah sebagaimana kukira.
Hanya kasih dan kuasa-Mu yang senantiasa membuatku setia menjalaninya.





No comments:

Post a Comment