Friday, October 6, 2023

KEPANJANGAN TANGAN SETAN ATAU KEPANJANGAN TANGAN TUHAN?

Sumber gambar: https://insights.som.yale.edu

Sudah menjadi rahasia umum jika kehidupan yang kita jalani dibentuk oleh iklan, opini para pakar, tren percakapan dan mode pakaian di berbagai media elekteronik, baik televisi maupun radio. Kita mendefinisikan arti cantik dengan kulit putih bersih dengan perangkat kecantikan modern. Kita mendefinisikan arti macho dan maskulinitas dengan menggunakan merek pakaian atau kendaraan tertentu yang bernilai mahal.

Apalagi di era internet yang melahirkan media sosial baik instagram, tweeter, you tube, whatsap, facebook, kita dipandu oleh berbagai opini dan iklan yang membombardir diri kita hampir setiap hari yang mendefinisikan arti kesuksesan, kecantikan, ketampanan, keberanian, dll.

Orang tua berhak kuatir ketika generasi muda masa kini lebih mendengar apa yang dikatakan para influencer dan public figur di instagram, tweeter, facebook, you tube. Mereka bisa melihat dan mendengar serta belajar apapun melalui kanal-kanal di media sosial tersebut sehingga mereka tidak kekurangan referensi mengenai kehidupan sosial masa kini. Termasuk hal-hal yang negatif dan destruktif alias merusak.

Banyak orang tua mulai menguatirkan kehilangan kendali dan otoritasnya ketika generasi muda mulai menjadikan para influencer dan public figur di instagram, tweeter, facebook, you tube sebagai patroon dan rujukan bagaimana mereka harus berpakaian, memamakan makanan, kemana harus bepergian, dengan siapa harus berteman bahkan beribadah di luar kebiasaan konvensional.

Berbagai labeling mulai dilekatkan kepada perangkat-perangkat teknologi modern tersebut mulai  dari kepanjangan tangan setan untuk merusak generasi muda atau teknologi yang ditunggangi satan untuk menjauhkan diri dari Tuhan dan mendewakan gadget dan teknologi.

Pertanyaannya, benarkah teknologi komunikasi dan perangkat teknologi yang dihasilkan serta menjamurnya media sosial yang mengajak mereka memasuki dunia virtual tanpa batas adalah alat kepanjangan tangan satan? Tidak adakah kemungkinan bahwa perangkat teknologi tersebut merupakan alat kepanjangan tangan Tuhan? Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita mengingat kembali apa yang dikatakan dalam Daniel 12:4, “Tetapi engkau, Daniel, sembunyikanlah segala firman itu, dan meteraikanlah Kitab itu sampai pada akhir zaman; banyak orang akan menyelidikinya, dan pengetahuan akan bertambah”. Perhatikan frasa Ibrani wetirbeh hada’at (pengetahuan akan bertambah). Pengetahuan apa yang bertambah? Tentu saja semua jenis pengetahuan, baik pengetahuan natural, biologis, fisika, geologis, sejarah, sosial budaya termasuk teologia dan arah masa depan manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menghantarkan manusia mencapai bulan dan mengirim pesaat nir awak menyelidiki planet-planet serta berkembangnya media digital, media sosial bukan sekedar menciptakan berbagai kemudahan dan membuat dunia semakin datar karena lebih cepat terhubung satu sama lain. Perkembangan ini juga merupakan sebuah keniscayaan dalam pengetahuan Tuhan yang sudah disampaikan kepAda kita ribuan tahun lampau bahwa wetirbeh hada’at (pengetahuan akan bertambah).

Jika perkembangan teknologi informasi yang melahirkan berbagai ragam media sosial virtual merupakan konsekwensi logis bertambahnya pengetahuan manusia sebagaimana telah dinubuatkan, mengapa pula justru banyak terjadi penyimpangan dan kerusakan moral banyak orang termasuk generasi muda ketika mereka lebih mempercayakan sumber-sumber nilai dan pedoman moral dalam hidupnya kepada media sosial tersebut?

Tentu saja kita tidak bisa menggeneralisir persoalan dengan menyalahkan semua kekacauan dan kerusakan ini pada media sosial yang berkembang. Bukankah media-media sosial tersebut hanyalah alat yang diciptakan oleh manusia? Jika manusia tersebut jahat maka mereka melahirkan perangkat teknologi yang jahat. Dengan kata lain, perangkat teknologi hanyalah perpanjangan tangan manusia yang membuatnya.

Jika pWrangkat teknologi diciptakan oleh orang baik dengan tujuan kebaikan, tentu saja akan menghasilkanm perangkat yang mendatangkan manfaat dan kebaikan bukan? Ketika kartu ATM diciptakan, bukankah bertujuan untuk memudahkan transaksi keuangan dan menghindarkan diri dari perampokan bukan? Namun orang-orang jahat dapat menyiasati kartu ATM sehingga isinya dapat dikuras habis dengan perangkat teknologi jahat pula.

Kembali kepada persoalan awal di atas, apakah media sosial sebagai wujud perkembangan teknologi informasi menjadi kepanjangan tangan Tuhan atau setan, jawabannya tergantung kepada diri kita masing-masing para penggunanya. Ibarat pisau dan kapak di tangan. Hendak dipergunakan untuk memotong daging dan menebang kayu atau justru hendak dipakai membobol rumah orang dan membunuh?

Jika media sosial virtual dapat membentuk realitas kepada generasi muda, maka ini menjadi bentuk refleksi dan panggilan bagi kita umat Kristiani untuk mulai menguasai teknologi dan berselancar dalam perkembangan media sosial untuk dapat mewartakan nilai-nilai Kristiani dan Kristus (Mesias) baik melalui film animasi, video edukasi, lagu pujian yang memberikan ketenangan, renungan yang memberikan motivasi dan pencerahan.

Media sosial - instagram, tweeter, facebook, you tube – hanyalah alat dan perangkat yang bisa dipakai siapapun (orang jahat dan orang baik) dengan tujuan apapun (kejahatan dan kebaikan). Sebagai perangkat modern yang bisa membentuk realitas, maka kitapun seharusnya berkompetisi untuk membentuk realitas Kristiani yang berlandaskan sabda dan ajaran sang Juruslamat.

Sekalipun ada ayat yang berkata, “Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang” (Luk 16:8) namun bukan berarti kita harus kalah dan mengalah terhadap anak-anak dunia.

Galatia 5:8-9 berkata, “Sebab  itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran”. Teks ini memanggiL kita untuk mewartakan terang di segala bidang kehidupan termasuk media sosial dan merebut perhatian generasi muda bukan hanya mendengar apa yang dikatakan dunia namun mendengar apa yang dikatakan pemilik dunia ini yaitu Sang Bapa dan Pencipta di dalam Yesus Sang Putra.

No comments:

Post a Comment