Friday, July 18, 2025

TULANG ELISHA YANG MENGHIDUPKAN

Sumber gambar:timeintheword.org

Nabi Elisa, memulai pelayanannya secara pribadi, yang lamanya sekitar 60 tahun dan mencakup pemerintahan raja-raja Israel utara mulai dari Yoram, Yehu, Yoahas, dan Yoas. Namanya berarti "Tuhanku adalah keselamatan”. Elisha adalah penerus Elia dalam perannya sebagai nabi di Israel (1 Raja-Raja 19:16,19-21; 2 Raja-Raja 5:8). Ia dipanggil untuk mengikuti Elia di dalam 1 Raja-Raja 19:19 dan untuk beberapa tahun kemudian ia "magang" melayani sang nabi, sampai waktunya ketika Elia diangkat ke surga.

Nabi Elia menemukan Elisa, yang sedang membajak ladangnya dengan selusin pasang lembu. Elia menaruh jubahnya di atas Elisa -sebuah pertanda bahwa tanggung-jawab Elia akan ditanggung oleh Elisa- dan Elisa meninggalkan kerbaunya lantas mengejar sang nabi. Elisa hanya meminta kesempatan menyampaikan perpisahan dengan orang tuanya, kemudian ia akan kembali menyusul Elia.

Setelah Elisa mengucapkan kata perpisahan kepada orang tuannya, kembalilah dirinya dan menyembelih lembunya dan membakar peralatannya, membagikan daging pada orang-orangnya, dan mengikuti Elia sebagai seorang hamba. Elisa tidak hanya meninggalkan kehidupannya yang lama, ia juga menjadi hamba dalam kehidupan barunya besama Elia “mentornya” (1 Raja-Raja 19:21).

Sebagaimana Elia (Eli-Yah: YHWH adalah Tuhanku), kenabian Elisa dikenali oleh berbagai mujizat yang diperjakan Tuhan padanya. Ia memulihkan air di Yerikho (2 Raja-Raja 2:19-21) dan ia diejek oleh anak-anak yang kemudian ia kutuk sehingga mereka dicabik-cabik oleh beruang (2 Raja-Raja 2:23-25). Ia melipatgandakan minyak seorang janda (2 Raja-Raja 4:1-7). Ia bernubuat seorang putra akan lahir bagi keluarga Sunem yang telah memberinya makan dan tumpangan, dan setelah beberapa waktu ia juga membangkitkan anak itu dari kematian (2 Raja-Raja 4:8-37). Elisa juga menghilangkan racun dari masakan labu liar (2 Raja-Raja 4:38-41) dan menggandakan dua-puluh roti jelai sehingga memberi makan seratus orang (2 Raja-Raja 4:42-44). Ia menyembuhkan Naaman dari penyakit kustanya (2 Raja-Raja 5) dan membuat mata kapak mengapung di air (2 Raja-Raja 6:1-7). Perbuatan ajabib yang dikerjakan Elisa yang begitu dekat dengan apa yang kemudian dilakukan Yesus Sang Mesias dan Jurlamat adalah menggandakan makanan (Matius 16:9-10) dan menyembuhkan orang berpenyakit kusta (Lukas 17:11-19).

Yang menarik, Kitab Raja-raja mencatat dua kali lebih banyak mukjizat melalui Elisa (28 mukjizat) dibandingkan mukjizat yang terjadi melalui Elia (14 mukjizat). Fenomena ini berkaitan dengan permintaan Elisa untuk mendapatkan dua bagian (dua kali lipat) roh Elia dalam 2 Raja-raja 2 juga merujuk pada diberkati dua kali lipat dalam kehidupan dan pelayanannya.

Ketika Elisa pertama kali mengajukan permintaannya, Elia menjawab, "Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi." (2 Raja-raja 2:10). Setelah Elisa melihat Elia terangkat ke surga, ia mengambil jubah Elia. Kembali ke Sungai Yordan, ia berseru kepada Tuhan dan memukul air dengan jubah itu. Air pun terbelah, dan Elisa berjalan menyeberang di atas tanah yang kering. Tindakan ini meneguhkan jabatan kenabian dari Elia kepada Elisa serta terpenuhinya permintaan Elisa.Penyeberangan Sungai Yordan yang ajaib ini disaksikan oleh orang-orang dari sekolah para nabi.

Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan 2 Raja-raja 13:14-20 perihal akhir hidup Elisha? Pertama, Betapapun daftar reputasi kenabian dan kuasa Tuhan yang dipercayakan kepada Elia dan Elisa, mereka tetap manusia biasa yang tidak kebal terhadap sakit penyakit dan kematian. 2 Raja-raja 13:14 berkata, “Ketika Elisa menderita sakit yang menyebabkan kematiannya, datanglah Yoas, raja Israel, kepadanya dan menangis oleh karena dia, katanya: "Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!”. Bukan berarti karena Elisha memiliki kekuatan Tuhan lantas menjadikannya kebal dari penyakit dan kematian. Realita ini membawa kita kepada sebuah permenungan bahwa betatapun hebat dan luar biasanya kita memiliki jabatan, kuasa, kekuatan, toch pada satu waktu akan berhadapan dengan sakit penyakit dan kematian yang tidak bisa dihindarkan.

Itulah sebabnya kitapun harus selalu menanamkan pengertian bahwa hidup harus dikerjakan–sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab karena suatu waktu kita akan mengalami kematian sebagai sebuah pintu menuju pertanggungjawaban sebelum menerima upah dalam kehidupan abadi yang dianugrahkan setiap orang yang percaya kepada Yesus Sang Mesias sebagai Anak Tuhan dan Mesias serta Junjungan Yang Ilahi.

Kedua, Nabi Elisha, semasa hidupnya adalah orang yang diurapi Tuhan yang dimanifestasikan dalam kuasa mukjizat yang dipercayakan padanya. Kuasa Tuhan ini tidak lenyap, melainkan tetap ada dalam perkataan, pikiran, dan bahkan dalam tubuh yang telah menjadi tulang. Demikian pula, tulang-tulang Elisa mampu membangkitkan orang yang baru saja meninggal dan menghidupkannya kembali.

“Adapun gerombolan Moab sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun. Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri” (2 Raj 13:20)

Kejadian yang luar biasa ini menuntun kita untuk bisa memahami mengapa makam para tokoh agama yang disucikan dianggap membawa kuasa rohani. Kita tidak perlu menghakimi. Yang seharusnya kita lakukan adalah menghormati makam para tokoh agama kita. Menghormati makam leluhur bukan berarti menyembah dan meminta bantuan mereka mereka. Sebaliknya, kita harus mengunjungi mereka untuk mengenang apa yang telah mereka lakukan dan meneladani apa yang mereka pernah katakan, tuliskan serta lakukan sebagai orang yang menerjemahkan sabda Tuhan dalam tindakan.

Suatu saat kita semua akan berpulang ke rumah Bapa dan berjumpa dengan Yesus Sang Putra dan Juruslamat serta Junjungan Ilahi kita. Meskipun tulang belulang kita tidak menyimpan kuasa Tuhan sebagaimana Elisha sehingga mampu membangkitkan orang yang sudah meninggal, namun kita berharap perkataan dan tindakan kita hidup dalam kenangan orang-prang yang kita tinggalkan.

Tinggalkanlah jejak hidup yang baik sehingga ketika orang mengenang dan menyebut nama kita, mereka menemukan inspirasi, kehangatan, semangat, pengetahuan, dedikasi, dan membangunkan semangat dan harapan yang semula lemah menjadi kuat kembali dan api gairah hidup yang mulai padam menjadi menyala kembali.

No comments:

Post a Comment