Wednesday, February 8, 2012

HAKIKAT PERJANJIAN BARU


Mayoritas Kekristenan yang mengacu pada pola penafsiran Helenistik (Yunani), cenderung mengganggap bahwa istilah Perjanjian Baru, menunjuk pada suatu kondisi dan tata cara yang lebih unggul yang dibawa oleh Yesus Sang Mesias, karena kehadiranNya melenyapkan fungsi Torah atau lazim disebut Perjanjian Lama. Bagaimanakah Kitab Suci menjelaskan fakta yang sesungguhnya? Adakah istilah Perjanjian Baru mengandaikan lenyapnya Perjanjian yang pertama?, Apa makna Perjanjian Baru yang sesungguhnya?

EKSEGESE YEREMIA 31:31-34
WAKTU PERJANJIAN & PESERTA PERJANJIAN (ay 31)

Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman Yahweh, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Yisrael dan kaum Yahuda”.

Kapan waktu yang dimaksudkan? Waktu ini tergenapi saat pelayanan Yesus di Yerusalem, yang memuncak pada kematian dan kebangkitanNya dari maut. Sesaat sebelum Yesus disalibkan dan wafat, pada waktu Seder Pesakh Tgl 14 Nisan, Dia berkata: 

Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa” (Mat 26:27-28).

Peserta Perjanjian Baru bukanlah Goyim atau Non Yahudi melainkan kaum Yisrael dan Yahuda. Pelayanan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan yang memuncak dalam kematian dn kebangkitanNya adalah gerbang pembuka Perjanjian yang Baru. Dan peserta perjanjian itu diwakili oleh jumlah murid Yahshua yang dua belas sebagai simbol jumlah suku-suku Yisrael. Kedua belas murid adalah orang-orang Yisrael dan Yahuda dan bukan Goyim.

KARAKTERISTIK PERJANJIAN (ay 32)

Bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman Yahweh”.

Perjanjian Baru yang diadakan antara Yahweh dengan orang Israel berbeda karakteristik dengan Perjanjian yang pertama atau terdahulu. Bagaimanakah karakteristik perjanjian yang pertama?

Musa memanggil seluruh orang Israel berkumpul dan berkata kepada mereka: "Dengarlah, hai orang Yisrael, ketetapan dan peraturan, yang pada hari ini kuperdengarkan kepadamu, supaya kamu mempelajarinya dan melakukannya dengan setia. Yahweh Tuhan kita, telah mengikat perjanjian dengan kita di Horeb. Bukan dengan nenek moyang kita Yahweh mengikat perjanjian itu, tetapi dengan kita, kita yang ada di sini pada hari ini, kita semuanya yang masih hidup. Yahweh telah bicara dengan berhadapan muka dengan kamu di gunung dan di tengah-tengah api -- aku pada waktu itu berdiri antara Yahweh dan kamu untuk memberitahukan firman Yahweh kepadamu, sebab kamu takut kepada api dan kamu tidak naik ke gunung -- dan Ia berfirman: Akulah Yahweh Tuhanmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan” (Ul 5:1-6).

Perjanjian pertama adalah perjanjian yang diadakan oleh Yahweh dengan nenek moyang Yisrael di Sinai, yaitu ketaatan untuk melaksanakan Torah sebagai ajaran, prinsip, pedoman perilaku ditengah-tengah bangsa penyembah berhala. Bahkan Perjanjian pertama dimeteraikan oleh darah anak domba.

Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman Yahweh akan kami lakukan dan akan kami dengarkan. Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan Yahweh dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."(Kel 24:7-8).

Namun perjanjian luhur ini telah mereka langgar dan rusakkan. Dengan cara bagaimana perjanjian luhur ini dirusakkan? Mereka selalu jatuh pada penyembahan berhala, sehingga bangsa Yisrael kerap mengalami penjajahan bangsa-bangsa non Yahudi seperti Babilonia, Media-Persia, Yunani, Romawi, dll. Simak doa Daniel yang menggambarkan pembuangan Yisrael ke segala bangsa sebagai bentuk hukuman Yahweh.

“Maka aku memohon kepada Yahweh Tuhanku, dan mengaku dosaku, demikian: "Ah Junjunganku Tuhanku yang maha besar dan dahsyat, yang memegang Perjanjian dan kasih setia terhadap mereka yang mengasihi Engkau serta berpegang pada perintah-Mu! Kami telah berbuat dosa dan salah, kami telah berlaku fasik dan telah memberontak, kami telah menyimpang dari perintah dan peraturan-Mu, dan kami tidak taat kepada hamba-hamba-Mu, para nabi, yang telah berbicara atas nama-Mu kepada raja-raja kami, kepada pemimpin-pemimpin kami, kepada bapa-bapa kami dan kepada segenap rakyat negeri. Ya Junjunganku, Engkaulah yang benar, tetapi patutlah kami malu seperti pada hari ini, kami orang-orang Yahuda, penduduk kota Yerusalem dan segenap orang Yisrael, mereka yang dekat dan mereka yang jauh, di segala negeri kemana Engkau telah membuang mereka oleh karena mereka berlaku murtad terhadap Engkau. Ya Yahweh, kami, raja-raja kami, pemimpin-pemimpin kami dan bapa-bapa kami patutlah malu, sebab kami telah berbuat dosa terhadap Engkau” (Dan 9:4-8). 


ISI PERJANJIAN (ay 33-34)

Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Yisrael sesudah waktu itu, demikianlah firman Yahweh: Aku akan menaruh Torah-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Tuhan mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Yahweh! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman Yahweh, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."

Isi Perjanjian Baru adalah: Torah disimpan dan dituliskan dalam hati orang-orang Yisrael. Semua orang tidak perlu secara ekslusif belajar mengenai Yahweh, karena Yahweh akan menyatakan diriNya pada mereka karena mereka telah mendapat pengampunan dosa. Apakah ayat ini berbicara mengenai TIDAK BERLAKUNYA atau PEMBATALAN Torah Yahweh? Tidak! Ayat ini menegaskan bahwa Torah yang diturunkan di Sinai dan dipelihara serta dipelajari dalam bentuk huruf-huruf tertulis, akan ditanam dan ditulis dalam hati orang beriman. Ayat ini mengajarkan pada kita suatu transformasi hidup akibat pertobatan dan pengampunan yang Bapa Yahweh berikan pada anak-anakNya. Torah, bukan lagi suatu beban dan kewajiban melainkan suatu kesukaan yang dikerjakan oleh orang beriman.

Bagaimanakah proses Torah ditanam dan ditulis dalam batin tersebut? Bagaimana pengenalan akan Yahweh datang tanpa pengajaran khusus seorang imam? Ketika Roh Kudus dicurahkan pada para murid dan berlangsung pada semua orang yang menerima Yahshua sebagai Tu(h)an dan Mesias (Kis 2:1-21). Roh Kudus inilah yang menuntun orang beriman pada pelayanan Perjanjian Baru, yaitu pelayanan yang dipimpin oleh Roh Kudus yang berdiam dalam batin (Rm 7:6). Roh Kudus inilah yang akan memberikan pengurapan agar semua orang beriman dapat belajar dan mengenal Yahweh (1 Ptr 2:27). Roh Kudus yang berdiam dalam diri orang beriman yaang akan memberikan hati yang baru untuk taat dan melakukan Torah Yahweh yang telah ditanam dan dituliskan dalam batin orang beriman. Dengan demikian, ketaatan bukan datang dari luar namun secara korporatif bekerja dari dalam, yaitu oleh kuasa Roh Kudus yang mengubah hati orang beriman. 

EKSEGESE YEKHEZKIEL 36:25-27
ISI PERJANJIAN

Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya”.

Isi Perjanjian Yahweh yang diucapkan melalui nubuat Nabi Yeremia adalah bahwasanya Yahweh akan mencurahkan air jernih yang membersihkan noda dan kesalahan Yisrael, diberikan hati yang baru dan taat serta menjauhkan hati yang keras. Semua itu terjadi dikarenakan Roh Yahweh berdiam didalam diri orang beriman. Kapankah itu terjadi dan bagaimana mendapatkannya? Secara historis terjadi saat pencurahan Roh Kudus dan secara soteriologis terjadi setiap saat pada orang yang menerima Yesus sebagai Junjungan Agung Yang Ilahi dan Mesias Putra Tuhan (Kis 2:38; 10:45).

EKSEGESE IBRANI 7:18-19; 8:1-13

Namun ada satu persoalan yang tersisa. Jika Torah tetap diberlakukan dalam kehidupan umat Perjanjian Baru, mengapa Kitab Ibrani 7:18-19 mengatakan :

Memang suatu hukum yang dikeluarkan dahulu dibatalkan, kalau hukum itu tidak mempunyai kekuatan dan karena itu tidak berguna,-- sebab Torah sama sekali tidak membawa kesempurnaan -- tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Tuhan”. 

Demikian pula dikatakan dalam Kitab Ibrani 8:13: 

Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya”.

Mengenai Ibrani 7:18-19 bukan berbicara mengenai pembatalan Torah tetapi perubahan sistem keimamatan paska kedatangan Yesus dan penghancuran Bait Suci di Yerusalem tahun 70 Ms. Kata Yunani athetesis (pembatalan)  merupakan penekanan ulang pada apa yang dinyatakan pada ayat 12 tentang “nomou methatesis” (perubahan Torah). Perubahan yang dimaksudkan bukan Torah itu sendiri melainkan sistem keimamatan dari Imamat Lewi yang ditandai dengan korban hewan, menjadi Imamat Melkitsedek yang ditandai dengan persembahan rohani. DR. James Trimm dalam terjemahan The Hebraic Root Version New Testament, mengungkapkan fakta teks Ibrani-Aramaik Perjanjian Baru, banyak yang disalah pahami oleh para penyalin naskah Perjanjian Baru versi Yunani. Terjemahan DR. James Trimm mengenai Ibrani 7:18-19 adalah sbb,

Sekarang telah terjadi PEMBARUAN (shuklafa, Aramaik) pada perintah yang pertama sebab itu hilanglah kuasanya dan sebab itu tidak memiliki kegunaan. Sebab Torah tidak LENGKAP (gemar, Aramaik) namun pengharapan yang lebih besar dibandingkan Torah telah masuk atas nama Torah yang mendekatkan diri kita pada Tuhan”. 

Mengenai Ibrani 8:13, menurut terjemahan DR. James Trimm sbb,

Dengan menyatakan telah DIPERBARUI, maka Dia menyatakan yang pertama telah menjadi kuno dan apa yang telah menjadi kuno dan tua, telah dekat pada kemusnahannya”. 

Ayat ini menegaskan mengenai perubahan sistem keimamatan Lewi kepada sistem keimamatan Melkitsedek. DR. David Stern menjelaskan,

Konteks perikop hendak menunjukkan bahwa penulis Ibrani berbicara mengenai sistem keimamatan dan korban, bukan mengenai aspek lain. Apa yang sesungguhnya terjadi adalah ambang kemusnahan sistem keimamatan yang lama dan bukan Perjanjian Lama” (Jewish New Testament Commentary, JNTP, 1992, p.691)

KESIMPULAN

Dari pemaparan eksegetis beberapa perikop dalam TaNaKh dan Kitab Perjanjian Baru, kita mendapatkan beberapa pemahaman mendasar mengenai makna “Perjanjian Baru” yaitu sebagai perjanjian antara Yahweh dan umat Yisrael melalui pelayanan Yesus Sang Mesias yang dimeteraikan oleh darahNya dan Roh Kudus yang berdiam dalam diri orang beriman, sehingga menjadikan umat Yisrael sebagai umat rohani yang baru dan melaksanakan Torah yang telah tertanam dan tertulis dalam batin. Bangsa-bangsa non Yahudi turut serta dalam Perjanjian Baru, ketika menerima Yesus sebagai Junjungan Agung Yang Ilahi dan Mesias, Putra Tuhan yang hidup yang berkuasa untuk mengalahkan maut dan mengaruniakan hidup kekal kepada siapa saja yang percaya. Dalam pengertian ini, istilah Perjanjian Baru menunjuk pada TINDAKAN Yahweh Bapa Sorgawi melalui PutraNya, Yesus Sang Mesias dalam memperbarui perjanjianNya di Sinai yang dilanggar oleh Bangsa Yisrael karena penyembahan berhala.

Kitab Perjanjian Baru, MEREKAM tindakan Yahweh secara tertulis. Penulisan Kitab Perjanjian Baru ditulis oleh para rasul Yesus dalam bahasa Ibrani-Aram lalu diterjemahkan dalam bahasa Yunani untuk memperluas kabar baik yang terkandung didalamnya. Kitab Perjanjian Baru, meliputi keempat Euanggelion/Injil dan surat-surat rasuli serta Kitab Wahyu. Kitab Perjanjian Baru tidak membuat hukum dan ajaran baru namun memberikan penegasan mengenai Mesias yang dijanjikan dalam TaNaKh dan prinsip-prinsip hidup didalam Mesias. Dalam pengertian ini, Perjanjian Baru, menunjuk pada susunan kitab yang merekam dan memberi kesaksian mengenai tindakan perjanjian dilaksanakan. Daftar susunan Kitab Perjanjian Baru yang dipercaya, dipergunakan dan diakui oleh Jemaat Mesias sejak Abad I Ms, lazim dikategorisasikan sebagai naskah Kanonik sementara yang non Kanonik disebut Apokripha dan Pseudoepigrapha. Naskah-naskah Kanonik melaporkan ajaran dan karya Yesus yang selaras dengan nubuatan-nubuatan yang telah tertulis dalam TaNaKh, yang lazim disebut dengan Perjanjian Lama. Adapun naskah-naskah kitab non kanonik melaporkan suatu bentuk ajaran dan riwayat Yesus yang mencerminkan gagasan para bidat Kristen di Abad I Ms.

No comments:

Post a Comment