Friday, October 9, 2015

PERILAKU SALEH, MERATAKAN JALAN HIDUP



Bacaan: Amsal 11:5

Dalam literatur Yudaisme dikenal Pirkei Avot yang diterjemahkan ke bahasa Inggris Chapters of the Fathers (bagian bab perihal ajaran leluhur), yaitu kompilasi dari ajaran etika dan prinsip-prinsip dari para rabi dari periode Mishnaic. Pirkei Avot adalah bagian dari didaktik Yahudi dan sastra mengenai etika Musar (pendidikan). Karena isinya, ia juga disebut Etika dari para Leluhur. Ajaran Pirkei Avot muncul dalam  Mishnah Traktat Avot, traktat kedua di bagian akhir  urutan Nezikin dalam Mishnah

Pirkei Avot adalah unik karena merupakan satu-satunya traktat dari Mishnah yang berurusan semata-mata dengan prinsip-prinsip etika dan moral dan hanya ada sedikit atau tidak ada sama sekali halaka (petunjuk syariat) ditemukan dalam Pirkei Avot.


Dalam salah satu isi Pirkey Avot Paal 5 ayat 13 dikatakan, ada empat macam jenis orang: Pertama, dia yang berkata kepunyaanku adalah milikku dan kepunyaanmu adalah milikmu (sheli sheli weshelka shelak), ini adalah perilaku rata-rata (midah benonit), dan beberapa orang mengatakan ini adalah kebiasaan orang Sodom (midat sedom). Kedua, dia yang berkata kepunyaanku adalah milikmu dan kepunyaanmu adalah milikku (sheli shelak weshelka sheli). Ini adalah perilaku orang bodoh (am ha’arets). Ketiga, dia yang berkata, kepunyaanku adalah kepunyaanmu dan kepunyaanmu adalah kepunyaanmu” (sheli shela weshelka shelak). Ini adalah perilaku orang saleh (khasid). Keempat, dia yang berkata, “kepunyaanmu adalah milikku dan kepunyaanku adalah milikku” (shelak sheli wesheli sheli). Ini adalah perilaku orang fasik (rash’a)

Rabi Dovid Rosenfeld mengomentari Pirkey Avot Pasal 5 ayat 13 sbb: “The sad but realistic conclusion is that one cannot ‘basically be a good person’  if his raison d'etre is selfish” (kesimpulan yang menyedihkan namun realistik bahwa seseorang tidak dapat menjadi orang baik dengan seutuhnya jika alasan dasarnya adalah cinta terhadap diri sendiri)… Goodness cannot be defined in a vacuum. If you care about and sympathize with others, you are a human being yourself” (kebaikkan tidak dapat didefinisikan di ruang hampa. Jika Anda peduli dan bersimpati dengan orang lain, maka Anda menjadi manusia itu sendiri) –( http://www.torah.org/learning/pirkei-avos/chapter5-13.html?print=1)

No comments:

Post a Comment