Monday, October 22, 2018

MELAMPAUI SAKIT PENYAKIT


Lima tahun lalu, ayah Bailey Sellers meninggal dunia karena penyakit kanker. Saat itu, Sellers masih berusia 16 tahun. Kini dia selalu mendapat kiriman bunga dari ayahnya setiap tahun, bagaimana bisa? Ternyata sebelum kematiannya, ayah Sellers telah membayar sebuah toko bunga untuk selalu mengirimkan bunga setiap tahun padanya. Di ulang tahunnya yang ke-21 pada November lalu, pesan dari ayahnya adalah “Ayah akan selalu bersamamu sampai kapanpun, lihatlah sekelilingmu dan di situlah Ayah berada”. 

Pada umumnya, seorang yang sakit kerap dirundung perasaan murung dan keputusasaan yang tidak berkesudahan. Betapa tidak seseorang merasa dirinya tidak berguna untuk melanjutkan kehidupan karena penyakit yang dideritanya telah membatasi aktivitasnya dan memastikkan keterbatasannya menjalani kehidupan. 

Ibarat mesin komputer yang telah terprediksikkan ketidakberfungsiannya akibat prosesornya mengalami serangan yang mematikkan. Beberapa tanda-tanda itu al., blank screen alias layar monitor tidak menyala padahal komputer sudah dihidupkan, atau program-program tertentu dalam komputer tidak bisa dibuka serta restart berulang secara tiba-tiba. 

Gejala-gejala tersebut telah memastikkan kerusakkan dan kematian komputer. Penyakit boleh saja menggerogoti dan memastikkan batas kematian seseorang namun sikap pikiran dan ketahanan kerohanian setiap oranglah yang membedakkan satu sama lainnya. Ada orang yang bertahan dan kemudian mengalami kebebasan berupa kesembuhan. 

Ada orang yang tetap menghadapi kehidupan sebagaimana adanya sekalipun kemudian dirinya berakhir karena penyakit yang telah menggerogotinya. Ada yang murung dan berputus asa menanti kepastian kematian akibat penyakit yang dideritanya. Sikap ayah Bailley Sellers memperlihatkan sikap yang berbeda dari orang pada umumnya. 

Penyakitnya yang dideritanya boleh saja memastikan kematiannya namun dia ingin pula memastikan kepada anak-nya untuk menjadi orang yang hidup penuh gairah dan pengharapan dengan cara membayar sebuah toko untuk memastikan menyediakkan sebuah bungga untuk anakknya. 

Apapun yang sedang kita alami saat ini, sikap dan respon kitalah yang menentukkan apa yang terjadi kemudian pada diri kita. Bukankah telah dikatakan, “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu” (Ams 24:10). Marilah kita menyikapi dengan kebesaran hati apapun yang sedang kita alami agar tumbuh kekuatan menghadapi.

No comments:

Post a Comment