Dalam beberapa buku polemik Islam
dan Kristen, kerap muncul klaim bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan
seorang nabi setelah dirinya dalam Yohanes 14:26. Salah satu asumsi yang
dibangun adalah penggunaan kata ganti “Dia” yang berjenis kelamin laki-laki
sebagai terjemahan teks Yunani εκεινος - Ekeinos.
Sementara dari denominasi Kekristenan demi untuk mendukung konsep Tuhan Tiga Pribadi, kerap menjadikan dalil kata ganti Ekeinos untuk menisbatkan Roh Kudus memiliki kepribadian. Kata ganti Ekeinos (masculine singular) yang bermakna “Dia” adalah konsekwensi sintaksis dari penggunaan kata Yunani Parakletos (masculine singular) yang bermakna “Penghibur, “Penolong”, “Pengantara” dan bukan dikarenakan kata Yunani Pneuma (neutral) sebagaimana dapat terbaca dalam pernyataan berikut, “Tetapi Penghibur (Parakletos), yaitu Roh Kudus, .... Dialah (ekeinos) yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu ...” (Yoh 14:26).
Sementara dari denominasi Kekristenan demi untuk mendukung konsep Tuhan Tiga Pribadi, kerap menjadikan dalil kata ganti Ekeinos untuk menisbatkan Roh Kudus memiliki kepribadian. Kata ganti Ekeinos (masculine singular) yang bermakna “Dia” adalah konsekwensi sintaksis dari penggunaan kata Yunani Parakletos (masculine singular) yang bermakna “Penghibur, “Penolong”, “Pengantara” dan bukan dikarenakan kata Yunani Pneuma (neutral) sebagaimana dapat terbaca dalam pernyataan berikut, “Tetapi Penghibur (Parakletos), yaitu Roh Kudus, .... Dialah (ekeinos) yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu ...” (Yoh 14:26).
Formasi yang sama dapat ditemui dalam Yohanes 15:26; 16:8,13,14. Daniel Wallace menjelaskan, "Penggunaan
Ekeinos di sini (Yoh 14:26)
sering dianggap oleh sarjana
Perjanjian Baru sebagai penegasan
kepribadian Roh. Pendekatan semacam itu didasarkan pada asumsi bahwa sebelum kata “Ekeinos” adalah “Pneuma”....
namun ini keliru. Di
semua bagian Injil Yohanes
ini, kata ”Pneuma”
sangat bukan bentuk
kata benda maskulin. Jenis kelamin “Ekeinos” tidak ada kaitannya dengan jenis
kelamin secara
natural dari kata “Pneuma”. Kata “Ekeinos” yang mendahului
dalam setiap kasus, merujuk pada
“Parakletos” bukan “Pneuma”
(Greek Grammar Beyond the Basics: An
Exegetical Syntax of the New Testament
1996: 331,332.
Kemunculan Ekeinos yang mengharuskan
diterjemahkan “He (Dia)” dikarenakan dihubungkan dengan “antecedent” (kata yang
mendahului) yang berbentuk “noun singular masculine” yaitu Parakletos juga muncul saat kata Ekeinos dihubungkan dengan
seseorang sbb, “...Bukankah engkau juga murid orang
itu?" Jawab Petrus (ekeinos): “Bukan”(Yoh 18:17).
Namun kata Yunani “ekeinos” tidak selalu diterjemahkan “Dia”
sebagaimana ayat berikut. “Dan pada hari
itu (ekeine)kamu
tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku…” (Yoh 16:23) dan, “Pada hari itu (ekeine) kamu akan berdoa
dalam nama-Ku...” (Yoh 16:26).
Jadi, εκεινος - Ekeinos
(Dia) bukan menunjuk pribadi lain selain παρακλητος - Parakletos
(Penghibur) yaitu Pneuma Hagios (Roh
Kudus).
No comments:
Post a Comment