Friday, September 18, 2020

PERTOBATAN DAN PANGGILAN MEMPERBAIKI KEHIDUPAN


Sumber: Setapartpeople.com

Rosh ha Shanah Dalam Perspektif Yudaisme

Rosh Hashanah, Tahun Baru Yahudi, adalah salah satu hari tersuci dalam Yudaisme. Arti literalnya adalah "kepala tahun" atau "tahun pertama", sebuah perayaan yang dimulai pada hari pertama bulan Tishri, bulan ketujuh dalam kalender Ibrani, yang jatuh selama September (akhir) atau Oktober (awal).



Sumber:

https://www.hebrew4christians.com

Rosh Hashanah juga diperingati sebagai penciptaan dunia dan menandai dimulainya Yamim Noraim (Hari-hari Menakjubkan), sebuah periode selama 10 hari introspeksi dan pertobatan (aseret yemei ha teshuvah) yang memuncak pada hari raya Yom Kippur, yang juga dikenal sebagai Hari Pendamaian. Rosh Hashanah dan Yom Kippur adalah dua Hari Raya Suci dalam Yudaisme.

Istilah Rosh Hashanah sebenarnya tidak disebutkan secara eksplisit dalam Torah dan muncul dengan sebutan yang berbeda dalam Kitab TaNaKh. Meskipun hari raya itu kemungkinan besar didirikan pada abad VI sM, frasa Rosh Hashanah muncul untuk pertama kalinya dalam Mishnah, tafsir dan komentar hukum Yahudi yang disusun pada tahun 200 Ms.

Ketika Tuhan YHWH menetapkan perayaan-perayaan yang harus diselenggarakan oleh Bangsa Israel, di antara hari raya Shavuot dan Yom Kippur adalah Peniupan Sangkakala/Serunai atau Shofar sebagaimana dikatakan, “YHWH berfirman kepada Musa: Katakalanlah kepada orang Israel begini: dalam bulan ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus megadakan perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus” (Im 23:23-24)

Dahulu kala, kalender Ibrani dimulai dengan bulan Nisan (Kel 12:2) namun Rosh Hashanah terjadi pada awal Tishri, ketika Tuhan YHWH telah menciptakan dunia, sebagaimana diyakini dalam tradisi Yahudi. Untuk alasan ini, Rosh Hashanah dapat dilihat sebagai hari lahir dunia daripada Tahun Baru dalam arti sekuler.

Mishna (Sanhedrin 38b) sebuah literatur Yudaisme yang berisikan tafsir dan aturan hukum menjelaskan asal-usul keyakinan bahwa bulan Tishri adalah hari lahir dunia karena kata Ibrani Bereshit (pada mulanya) dalam Kitab Kejadian 1:1 jika dibalik akan berbunyi aleph be Tishri (pada 1 Tishri)

Sumber:

https://www.hebrew4christians.com

Mishna juga menggambarkan tiga "tahun baru" lainnya dalam kalender Yahudi selain Rosh Hashanah. Tanggal 1 Nisan digunakan untuk melanjutkan siklus bulan dan mengukur durasi pemerintahan raja. Tanggal 1 Elul  menyerupai awal tahun fiskal modern dan menentukan persepuluhan hewan untuk persepuluhan atau pengorbanan. Tanggal 15 Shevat menghitung umur pohon penghasil buah dan sekarang dirayakan sebagai hari libur kecil Tu B’Shevat.

Menurut tradisi Yahudi, Tuhan menilai semua makhluk selama 10 Hari Menakjubkan (yamim noraim) antara Rosh Hashanah dan Yom Kippur, untuk memutuskan apakah mereka akan hidup atau mati di tahun mendatang. Hukum Yahudi mengajarkan bahwa Tuhan YHWH menuliskan nama-nama orang benar dalam “kitab kehidupan” (sefer hakhayim) dan orang fasik di “kitab kematian” (sefer hamawet) saat perayaan Rosh Hashanah; orang yang termasuk dalam dua kategori memiliki waktu sampai Yom Kippur untuk melakukan teshuvah (pertobatan)

Konsekwensinya, orang-orang Yahudi yang taat menganggap Rosh Hashanah dan hari-hari di sekitarnya sebagai waktu untuk berdoa, perbuatan baik, merenungkan kesalahan masa lalu dan menebus kesalahan terhadap orang lain.

Karakter Simbolik Perayaan Rosh ha Shanah

Tidak seperti perayaan Tahun Baru modern, yang sering kali merupakan pesta yang riuh, Rosh Hashanah adalah hari perayaan yang tenang dan kontemplatif. Karena teks Yahudi berbeda pada lamanya festival, Rosh Hashanah dirayakan selama satu hari oleh beberapa denominasi dan selama dua hari oleh yang lain. Bekerja dilarang, dan orang Yahudi yang religius menghabiskan sebagian besar waktu perayaannya dengan menghadiri sinagoga. Para rabi dan jemaah mereka membaca dari buku doa khusus yang dikenal sebagai machzor selama Rosh Hashanah dan Yom Kippur.

Bunyi shofar — terompet yang dibuat dari tanduk domba jantan — adalah bagian penting dan simbolik dari Rosh Hashanah dan Yom Kippur. Ratapan kesedihan dan nada instrumen kuno berfungsi sebagai panggilan untuk pertobatan dan pengingat bagi orang Yahudi bahwa Tuhan YHWH adalah raja mereka.

Tradisi mengharuskan peniup shofar untuk memainkan empat set nada pada Rosh Hashanah: Tekiah, tiupan panjang; Shevarim, tiga tiupan pendek; Teruah, sembilan tiupan staccato; dan Tekiah Gedolah, tiupan yang sangat lama. Karena kedekatan ritual ini dengan Rosh Hashanah, maka hari raya ini juga dikenal sebagai Yom Truah — hari dibunyikannya shofar.

Setelah kebaktian keagamaan di sinagoga selesai, banyak orang Yahudi pulang ke rumah untuk makan malam yang meriah dengan sarat simbolisme dan tradisi. Beberapa memilih untuk mengenakan pakaian baru atau khusus dan menghiasi meja mereka dengan seprai halus dan pengaturan tempat sebagai pengakuan atas signifikansi Rosh Hashanah. Acara makan biasanya dimulai dengan penyalaan dua lilin dan menampilkan makanan yang mewakili harapan positif untuk tahun baru.

Apel dan madu, adalah satu kebiasaan Rosh Hashanah yang paling populer yaitu dengan memakan irisan apel yang dicelupkan ke dalam madu, terkadang setelah mengucapkan doa khusus. Orang Yahudi kuno percaya bahwa apel memiliki khasiat penyembuhan, dan madu menandakan harapan bahwa tahun baru akan terasa manis. Makanan Rosh Hashanah biasanya mencakup bermacam-macam camilan manis untuk alasan yang sama.

Pada hari Shabbat dan hari raya lainnya, orang Yahudi makan roti dari roti berbentuk jalinan tradisional yang dikenal sebagai Khallah. Pada saat Rosh Hashanah, roti Khallah sering dipanggang dalam bentuk bulat untuk melambangkan sifat siklus kehidupan atau mahkota Tuhan YHWH. Kismis terkadang ditambahkan ke adonan untuk tahun baru yang manis.

Pada saat Rosh Hashanah, beberapa orang Yahudi mempraktikkan kebiasaan yang dikenal sebagai Tashlikh (membuang/melempar), di mana mereka membuang potongan roti atau batu ke dalam aliran air sambil membaca doa. Saat roti, yang melambangkan dosa-dosa tahun lalu, disapu, mereka yang memelihara tradisi ini meyakini telah dibersihkan dan diperbarui secara spiritual.

Kegiatan lain semasa perayaan Rosh ha Shanah adalah dengan mengunjungi makam keluarga untuk menaikkan doa-doa kepada Tuhan dan mengenang mereka yang telah wafat mendahului keluarga yang ditinggalkan di dunia.

Orang Yahudi saling menyapa saat perayaan Rosh Hashanah dengan frasa Ibrani L’shana tovah yang diterjemahkan menjadi "untuk tahun yang baik." Ini adalah versi singkat dari salam Rosh Hashanah yaitu L’shanah tovah tikatevu we khatotenu (Semoga Anda dituliskan dan disegel untuk tahun yang baik).

Relevansi Rosh ha Shanah Terhadap Kekristenan

Jika Yesus (Yahshua/Yeshua) merayakan hari-hari raya YHWH (Ul 23:1-44) dan memberi makna ulang yang merujuk kepada pemenungan nubuat terhadap diri-Nya sebagaimana beliau lakukan saat melaksanakan jamuan Seder Pesakh menjelang sengsara salib (Mat 27:26-29, Mrk 14:22-25, Luk 22:15-20). Jika Rasul Paul memberikan makna-makna kristologis dan mesianis terhadap hari-hari raya yang ditetapkan YHWH sebagaimana tersurat dalam istilah “Anak Domba Paskah kita” (1 Kor 5:7).

Demikian pula jika Rasul Yohanes menyebut Yesus sebagai “pendamaian untuk segala dosa kita” (1 Yoh 2:2). Maka Rosh ha Shanah/Yom Truah memiliki hubungan yang rapat dengan peristiwa kedatangan Mesias yang kedua kali di mana dikatakan, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan berbunyi, maka Tuan/Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit” (1 Tes 4:16).

Tujuh hari raya YHWH yang ditetapkan di Sinai bukan hanya sebuah peristiwa historis antara Tuhan YHWH dan umat-Nya, Israel melainkan memiliki maksud eskatologis (peristiwa yang akan terjadi) dan profetis (nubuatan) yang merujuk pada tindakan yang akan dilakukan oleh Mesias, Putra-Nya Yang Tunggal itu yang bernama Yesus.

Maka di saat kita umat Kristiani (khususnya mazhab Yudeo Kristen) merayakan tujuh hari raya mulai dari Pesakh hingga Sukkot, kita merayakan baik peristiwa historis (tindakan Tuhan YHWH terhadap Israel) maupun peristiwa eskatologis dan profetis yang menubuh di dalam diri Yesus Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi.

Selain beribadah, kita bisa mengisi hari raya Rosh ha Shanah dengan mengunjungi makam keluarga dan membesihkan serta menaikkan bacaan mazmur sebagai doa pengagungan akan kebesaran Tuhan dan cara untuk menyapa mereka yang telah wafat mendahului kita.

Rosh ha Shanah, Covid-19 dan Panggilan Memperbaiki Kehidupan

Perayaan Rosh ha Shanah/Yom Truah tahun 5781 kali ini dibayang-bayangi oleh pandemi global akibat wabah virus Covid-19 yang pertengahan tahun 2020 mulai meluas ke seluruh bagian dunia termasuk Indonesia.

Berbagai kegiatan ibadah dan perayaan keagamaan yang biasanya diselenggarakan dengan sukacita dan berkumpul bersama berubah menjadi ibadah-ibadah yang hanya diselenggarakan di rumah-rumah dan dalam suasana keprihatinan. Sebagaimana saat kita merayakan Pesakh, ha Matsah (Roti Tidak Beragi) dan Shavuot (Pentakosta) beberapa bulan lalu. Demikian pula saat perayaan Rosh ha Shanah/Yom Truah kali ini.

Ditengah bayang-bayang Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda ini, pesan Rosh ha Shanah/Yom Truah bergema pada kita dan mengajak kita bukan hanya melakukan introspeksi dan pertobatan pribadi hingga perayaan Yom Kippur (Pendamaian) sepuluh hari ke depan. Kita semua sebagai umat manusia diingatkan dan dipanggil kembali memperbaiki kehidupan. Mengapa kehidupan harus diperbaiki? Karena kehidupan kerap dirusak oleh tangan manusia yaitu kita sendiri melalui ketamakan dalam mengambil dan mengeksplorasi sumber daya alam dan kecerobohan dalam mempergunakan teknologi sehingga menimbulkan kerugian massal.

Keberadaan Covid-19 bukan tanpa sebab awal. Terlepas banyak teori dan dugaan apa yang menyebabkan namun penyebarluasan Covid-19 hingga menjadi pandemi global mengingatkan pada kita agar memiliki gaya hidup yang bersih dan bersahabat dengan alam.

Para pemimpin dunia melalui lembaga-lembaga kesehatan berkeputusan, selain berupaya menemukan obat anti virus Covid-19, diberlakukan protokol global berupa penggunaan masker, pembiasaan mencuci tangan serta menjaga jarak aman secara fisik terhadap sesama kita.

Marilah kita bersama-sama untuk melakukan introspeksi dan pertobatan serta berkomitmen untuk turut serta menciptakan kehidupan dunia dan lingkungan yang lebih baik lagi. Marilah kita bersama memiliki pengharapan di Tahun Baru 5781 agar dunia segera disembuhkan dari pandemi Covid-19 dan kehidupan berjalan normal kembali.

Selamat merayakan Rosh ha Shanah/Yom Truah. Kasih Karunia Tuhan YHWH, Bapa Surgawi melimpah dan menyertai di dalam kasih Yesus Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung Yang Ilahi

No comments:

Post a Comment