Sunday, September 27, 2020

TESHUVAH DAN KAPARAH SERTA KERAHIMAN TUHAN


https://www.torahmusings.com

“Ampunilah kami sebagaimana kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” (Mat 6:12) demikianlah salah satu penggalan frasa dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus Sang Mesias dan Juruslamat kita. Pernyataan dalam doa tersebut memiliki makna ganda. Pertama, bahwa kita harus menjadi orang yang mudah mengampuni agar kita diampuni saat melakukan kesalahan atau kekeliruan, baik terhadap Tuhan dan sesama. Kedua, bahwasanya kita masih berpotensi untuk melakukan kesalahan dan kekeliruan dalam tindakan kita. Penebusan yang dilakukan Yesus memang telah menghapus kita dari kuasa dosa yaitu maut yang diturunkan dari sejak Adam. Namun bukan berarti setelah mengalami penebusan kita tidak memiliki kemampuan untuk melakukan dosa perbuatan.

Jika kita bersalah dan melakukan pelanggaran, janganlah sungkan dan enggan melakukan permintaan maaf (kepada manusia) dan memohon pengampunan (kepada Tuhan) karena keberanian untuk melakukan pengakuan membutuhkan kekuatan luar biasa. Dan orang yang mengakui kesalahan terhadap segala pelanggarannya adalah orang yang berjiwa besar.

Sebagaimana dikatakan:

דרשׁו יהוה בהמצאו קראהו בהיותו קרוב

Drshu YHWH behimatso, qerauhu bihyoto qarov (Carilah YHWH selama Dia berkenan ditemui, berserulah kepada-Nya selama Dia dekat – Yesaya 55:6)

Kita bisa datang pada Tuhan kapanpun dan dimanapun saat kita harus mengakui segala kesalahan dan pelanggara kita. Namun Tuhan menyediakan bulan istimewa dalam satu tahun di mana Dia akan memutihkan kesalahan dan pelanggaran kita yaitu dalam perayaan Rosh ha Shanah (tahun baru Ibrani) sampai Yom Kippur (pendamaian).

Dalam tradisi Yahudi dan Yudaisme, periode waktu antara Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur disebut dengan istilah Yomim Noraim (hari-hari yang menakjubkan/istimewa). Rosh ha Shanah, bukan hanya sebuah perayaan pergantian tahun dan ulang tahun bumi namun dimaknai sebagai sebuah hari untuk melakukan introspeksi diri dan pembersihan diri sampai jatuh perayaan Yom Kippur di mana Tuhan YHWH memberikan pengampunan dan pendamaian.

Yesus dan para rasul-Nya tidak meniadakan hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan YHWH di Sinai untuk dirayakan (Im 23:1-44) melainkan memberikan makna baru yang berfokus pada karya Mesianis yang dilakukan oleh Yesus mulai dari kelahiran, kewafatan, kebangkitan, hingga kedatangan-Nya yang kedua kali kelak untuk menjadi Hakim Yang Adil.

Itulah sebabnya Rasul Paul menggemakan pesan Rosh ha Shanah saat menuliskan, “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan  berbunyi, maka Tuan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal,  akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan” (1 Tesalonika 4:16). Demikianpula Rasul Yohanes menggemakan makna Mesianis perayaan Yom Kippur saat menuliskan, “Dialah pendamaian bagi kita” (1 Yoh 2:22).

Oleh karena itu, Yesaya 55:7 menjadi momentum panggilan Tuhan bagi umat-Nya yang berdosa agar berbalik arah dari pelanggaran dan dosa perbuatan yang dilakukannya alias bertobat. Kata “bertobat” dalam bahasa Ibrani “teshuvah” dari kata “shuv” yang bermakna “berbalik arah”, sebagaimana dikatakan:

יעזב רשׁע דרכו ואישׁ און מחשׁבתיו וישׁב אל־יהוה וירחמהו ואל־אלהינו כי־ירבה לסלוח

Ya’azov rasha darko, we ish awen makhsevotaiw. Weyashav el YHWH wirakhamekhu we el Eloheinu, ki yarbeh lishloakh (Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali  kepada YHWH, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Tuhan kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya - Yesaya 55:7)

Marilah perayaan Rosh ha Shanah (1 Tishri 5781) dan khususnya Yom Kippur (10 Tishri 5781) menjadi seruan panggilan bagi kita agar berpaling dari jalan yang berdosa, saling mengakui kesalahan dan pelanggaran terhadap sesama terkhusus pada Tuhan Sang Pemilik Kehidupan.

Marilah kita bersyukur bahwa melalui Yesus Sang Mesias dan Juruslamat kita kita memperoleh jalan pendamaian kepada Tuhan YHWH dan Bapa Surgawi serta menerima kerahiman-Nya.


No comments:

Post a Comment