Sunday, September 27, 2020

WAKTU UNTUK BERDAMAI DENGAN TUHAN DAN SESAMA


www.hebrew4christians.com

Yom Kippur Dalam Perspektif Yudaisme

Menurut tradisi Yahudi, Yom Kippur pertama terjadi setelah keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan tiba di Gunung Sinai, di mana Tuhan YHWH memberi Musa Sepuluh Perintah. Saat turun dari gunung, Musa melihat orang-orangnya menyembah anak lembu emas dan menghancurkan loh batu dengan marah. Karena orang Israel menebus penyembahan berhala mereka, maka Tuhan mengampuni dosa mereka dan memberikan kepada Musa kedua loh batu yang baru.

Teks-teks Yahudi menceritakan bahwa selama periode penulisan Kitab Suci, Yom Kippur adalah satu-satunya hari di mana Imam Besar (kohen ha gadol) dapat memasuki tempat suci bagian dalam Bait Suci di Yerusalem. Di sana, dia akan melakukan serangkaian ritual dan memercikkan darah dari hewan kurban di Tabut Perjanjian, yang berisi Sepuluh Perintah Tuhan.

Istilah Yom Kippur berasal dari akar kata Kafar (menutupi) yang berasal dari kata kofer (menebus) sebagaimana tertulis, “Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Tuhan ganti nyawanya” (Mzm 49:7).

Melalui upacara yang rumit ini imam melakukan penebusan dan meminta pengampunan Tuhan YHWH atas nama semua orang Israel. Tradisi tersebut dikatakan berlanjut sampai penghancuran Bait Suci Kedua oleh orang Romawi pada tahun 70 Ms. Upacara ini kemudian diadaptasi menjadi ibadah untuk para rabi dan jemaat mereka di masing-masing sinagoga.

www.hebrew4christians.com

Menurut tradisi, Tuhan YHWH menilai semua makhluk selama 10 Hari Yang Menakjubkan (yomim noraim) antara Rosh Hashanah dan Yom Kippur, memutuskan apakah mereka akan hidup atau mati di tahun mendatang. Hukum Yahudi mengajarkan bahwa Tuhan menuliskan nama-nama orang benar (tsadikim) dalam Kitab Kehidupan (sefer ha khayim) dan orang fasik (reshaim) dalam Kitab Kematian (sefer ha mawet) hingga Rosh Hashanah; orang yang termasuk dalam dua kategori memiliki waktu sampai Yom Kippur untuk melakukan teshuvah (pertobatan).

Yom Kippur adalah hari paling suci bagi penganut Yudaisme dalam setahun; kadang-kadang disebut sebagai "Sabat dari Sabat" (sabat sabbaton). Untuk alasan ini, bahkan orang Yahudi yang tidak saleh sekalipun menahan diri dari pekerjaan, yang dilarang selama hari raya, dan berpartisipasi dalam layanan keagamaan di Yom Kippur, menyebabkan lonjakan jumlah pengunjung sinagoga. Beberapa sidang jemaat menyewakan ruang tambahan untuk menampung banyak jamaah.

Kitab TaNaKh memerintahkan semua orang dewasa Yahudi (selain orang sakit, orang tua dan wanita yang baru saja melahirkan) untuk tidak makan dan minum antara matahari terbenam pada malam sebelum Yom Kippur hingga malam hari keesokan harinya sebagaimana dikatakan: “Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH” (Im 23:27)

Puasa diyakini bisa membersihkan tubuh dan jiwa, bukan sebagai hukuman. Orang-orang Yahudi yang religius mengindahkan larangan tambahan tentang mandi, mencuci, menggunakan kosmetik, memakai sepatu kulit dan hubungan seksual. Larangan ini dimaksudkan untuk mencegah umat memusatkan perhatian pada harta materi dan kenyamanan yang dangkal.

Karena pelayanan doa Hari Raya Kudus mencakup teks liturgi khusus, lagu dan adat istiadat, para rabi dan jemaah membaca dari Siddur (buku doa) yang dikenal dengan sebutan Makhzor selama Yom Kippur dan Rosh Hashanah.

Lima pelayanan ibadah khusus berlangsung selama Yom Kippur, yang pertama pada malam hari raya dan yang terakhir sebelum matahari terbenam pada hari berikutnya. Salah satu doa terpenting khusus untuk Yom Kippur menggambarkan ritual penebusan yang dilakukan oleh para Imam Besar pada zaman kuno. Tiupan shofar — terompet yang terbuat dari tanduk domba jantan — adalah bagian penting dan simbolik dari kedua Hari Raya Suci. Saat Yom Kippur, satu tiupan panjang dibunyikan di akhir kebaktian terakhir untuk menandai berakhirnya puasa.

Karakter Simbolik Perayaan Yom Kippur

Beberapa kegiatan di keluarga Yahudi modern saat merayakan Yom Kippur al, Pertama, perayaan menjelang Yom Kippur: Pada malam Yom Kippur, keluarga Yahudi dan teman berkumpul untuk perayaan melimpah yang harus diselesaikan sebelum matahari terbenam. Idenya adalah mengumpulkan tenaga selama 25 jam puasa.

Kedua, berbuka puasa: Setelah kebaktian Yom Kippur terakhir, banyak orang pulang ke rumah untuk makan meriah. Ini secara tradisional terdiri dari makanan penghibur seperti sarapan seperti puding mie dan makanan yang dipanggang.

Ketiga, mengenakan pakaian putih: Merupakan kebiasaan bagi orang-orang Yahudi yang religius untuk berpakaian putih — simbol kemurnian — saat Yom Kippur. Beberapa pria yang sudah menikah mengenakan kittel yaitu  kain kerudung putih putih, untuk menandakan pertobatan.

Keempat, memberikan derma: Beberapa orang Yahudi memberikan sumbangan atau menyumbangkan waktu mereka pada hari-hari menjelang Yom Kippur. Ini dilihat sebagai cara untuk menebus dan mencari pengampunan Tuhan YHWH. Salah satu kebiasaan kuno yang dikenal sebagai kapparot melibatkan mengayunkan ayam hidup atau seikat koin di atas kepala seseorang sambil membacakan doa. Ayam atau uang itu kemudian diberikan kepada orang miskin. Ini biasanya dilakukan oleh orang Yahudi Ultra Orthodox.

Relevansi Yom Kippur Terhadap Kekristenan

Jika Yesus merayakan hari-hari raya YHWH (Ul 23:1-44) dan memberi makna ulang yang merujuk kepada pemenungan nubuat terhadap diri-Nya sebagaimana beliau lakukan saat melaksanakan jamuan Seder Pesakh menjelang sengsara salib (Mat 27:26-29, Mrk 14:22-25, Luk 22:15-20). Jika Rasul Paul memberikan makna-makna kristologis dan mesianis terhadap hari-hari raya yang ditetapkan YHWH sebagaimana tersurat dalam istilah “Anak Domba Paskah kita” (1 Kor 5:7). Demikian pula jika Rasul Yohanes menyebut Yesus sebagai “pendamaian untuk segala dosa kita” (1 Yoh 2:2).

Tujuh hari raya YHWH yang ditetapkan di Sinai bukan hanya sebuah peristiwa historis antara Tuhan YHWH dan umat-Nya, Israel melainkan memiliki maksud eskatologis (peristiwa yang akan terjadi) dan profetis (nubuatan) yang merujuk pada tindakan yang akan dilakukan oleh Mesias, Putra-Nya Yang Tunggal itu yang bernama Yesus (Yahshua atau Yeshua).

Maka di saat kita umat Kristiani (khususnya mazhab Yudeo Kristen) merayakan tujuh hari raya mulai dari Pesakh hingga Sukkot, kita merayakan baik peristiwa historis (tindakan Tuhan YHWH terhadap Israel) maupun peristiwa eskatologis dan profetis yang menubuh di dalam diri Yesus Sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi.

Selain beribadah, kita bisa mengisi hari raya Rosh ha Shanah dengan mengunjungi makam keluarga dan membesihkan serta menaikkan bacaan mazmur sebagai doa pengagungan akan kebesaran Tuhan dan cara untuk menyapa mereka yang telah wafat mendahului kita.

Dalam upacara Yom Kippur dan pengorbanan hewan kita melihat bayangan Mesias yang menderita dan mati sebagai korban Pendamaian. Oleh karenanya saat Perayaan Yom Kipur kita, merayakan karya penebusan dan pendamaian yang dilakukan oleh Yesus Sang Mesias melalui kematian dan pengorbanan-Nya sekaligus menjadi hari dimana kita mengakui segala dosa-dosa kita selama satu tahun dihapuskan di hari yang mulia tersebut.

Sebagai penganut Kristiani (khususnya Mazhab Yudeo Kristen) kita telah mendapatkan pengetahuan bahwa kematian Yesus merupakan Pendamaian sejati antara manusia dan Tuhan sebagaimana dikatakan:

“Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2)

“Karena Tuhan itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Tuhan dan manusia, yaitu manusia Mesias Yesus”  (1 Tim 2:5)

Kita tidak memerlukan darah korban binatang ataupun korban bagi Azazel karena Mesias adalah korban sejati kita sehingga kita telah dihapus dari kutuk dosa yaitu maut kekal. Namun demikian, Kekristenan tetap melestarikan ibadah Yom Kippur (Pendamaian) sebagai warisan dan tradisi iman dalam sudut pandang Kristologis dengan perayaan yang berfokus pada karya Yesus Sang Mesias yang telah menjadi korban pendamaian bagi kita.

Saat merayakan Hari Pendamaian (Yom Kippur) kita menjadikan hari tersebut sebagai momentum untuk melakukan hal-hal terpuji sbb: Pertama, mengakui dosa dan kesalahan kita di hadapan YHWH akibat berbagai pelanggaran kita dalam satu tahun. Kedua, bukan hanya mengakui dosa melainkan mengampuni mereka yang berbuat salah dan kejahatan terhadap kita. Ketiga, saling bermaafan satu sama lain. Keempat, merayakan dengan rasa syukur bahwa kita telah memiliki Pendamai yang sejati yaitu Mesias yang mengantarai kita kepada Bapa melalui pengorbanan dirinya di kayu salib.

No comments:

Post a Comment