Monday, December 28, 2020

SEGALA PERKARA DAPAT KUTANGGUNG DI DALAM DIA

Sumber: redbull.com

Midrash Penutup Tahun 2020

Filipi 4:11-13

Beberapa orang memiliki kebiasaan menuliskan peristiwa sehari-hari atau peristiwa yang berkesan dalam sebuah buku harian. Jangan menganggap remeh sebuah catatan harian.

Sejumlah buku berpengaruh telah diterbitkan berisikan surat-surat ataupun buku catatan harian. Sebutlah The Diary of Young Girl berisikan coretan buku harian Anne Frank, seorang anak Yahudi yang hidup di era Nazi Hitler. Ada juga The Travel Diaries of Albert Einstein: The Far East, Palestine, and Spain, 1922–1923, yang berisikan buku catatan harian Albert Einstein penemu Teori Relativitas. Di Indonesia ada buku Catatan Seorang Demonstran yang berisikan buku harian Soe Hok Gie yang turut serta dalam menjatuhkan kekuasaan Presiden Sukarno pasca G 30 S.

Entahkah di era digital ini kebiasaan tersebut masih dilakukan oleh generasi muda yang lebih akrab dengan surat elektronik (email) dan menulis secara langsung di layar smartphone.

Mungkin isi buku harian kita hari ini mendekati lembar terakhir yang harus diganti dengan lembar dari buku harian yang baru. Lihatlah kembali apa yang sudah kita tulis sebelumnya.

Jika kita memperhatikan isi buku harian kita tentu isinya sangat beragam tema yang mengungkapkan apa yang dilihat dan dirasakan. Mulai dari ungkapan kegembiraan, kekecewaan, kesedihan, kepanikan bahkan keluhan ataupun umpatan.

Jika dibuat grafik, mungkin akan terlihat isi buku harian kita berisikan garis menanjak atau garis naik turun bahkan mungkin garis menurun. Beberapa orang mungkin mengalami kegemilangan dan kesuksesan sehingga seperti grafik yang menanjak. Beberaoa orang mungkin mengalami kehidupan yang tidak pasti sehingga terkadang naik terkadang turun. Atau mungkin beberapa orang lainnya menuliskan kepahitan hidup yang dialami akibat kebangkrutan ekonomi atau sakit penyakit yang menyergap dan tidak kunjung sembuh.

Begitulah gambaran kehidupan yang kita jalani. Catatan-catatan yang telah dituliskan memetakan sejumlah peristiwa yang telah terjadi dan mempengaruhi kehidupan kita di masa kini dan akan datang.

Kehidupan memang tidak pernah bisa kita atur seperti yang kita mau. Apa yang kita kerjakan hari kemarin mempengaruhi apa yang kita kerjakan hari ini dan apa yang kita kerjakan hari ini akan mempengaruhi masa datang yang akan kita masuki. Namun ada faktor-faktor eksternal (luar) yang kadang tidak pernah kita sangka dan duga memasuki kehidupan kita dan mempengaruhi perjalanan kehidupan kita.

Apakah ada yang akan mengira di awal tahu 2020 akan ada wabah pandemi Covid-19 ? Pandemi yang bukan hanya memakan korban di negara jauh seperti Tiongkok, Amerika, Italia namun juga sudah mendekat masuk ke negara bahkan kota kita. Saat midrash penutup tahun ini disampaikan, data kasus Covid-19 di dunia sbb: Jumlah kasus sebanyak 81.671.335 dengan angka kematian mencapai angka 1.781.505 serta kesembuhan mencapai angka 57.797.388 (https://www.worldometers.info/coronavirus/).

Apakah ada yang akan mengira di awal tahun 2020 perusahaan kita mengalami krisis berujung kebangkrutan? Apakah ada yang mengira di awal tahun 2020 orang-orang yang kita kasihi dipanggil Tuhan karena sakit? Apakah ada yang memprediksi di awal tahun 2020 kita mendapatkan proyek besar sehingga kita dapat membeli segala kebutuhan yang kita perlukan?

Semua peristiwa tadi adalah faktor-faktor eksternal alias yang datang dari luar baik bersifat merugikan maupun menguntungkan yang dapat mempengaruhi perjalanan kehidupan yang kita tempuh. Itulah sebabnya kita harus menyadari bahwa kehidupan tidak bisa kita atur sepenuhnya sesuai keinginan kita. Terkadang ada kenyataan yang harus kita terima dan tidak sesuai dengan harapan-harapan kita. Meminjam istilah filsuf dan novelis Albert Camus, kehidupan itu absurd. Ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Beberapa saat lagi kita akan menutup tahun 2020. Apa yang akan kita tuliskan di halaman terakhir buku harian kita? Apa yang akan kita persiapkan untuk memasuki tahun baru 2021? Sebagai orang beriman tentu kita berusaha memaknai semua peristiwa yang sudah kita lalui bukan sekedar sebuah peristiwa yang terjadi secara kronologis belaka.

Filipi 4:11-13 berkata:

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.  Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Dengan melihat catatan harian atau mengingat apa yang sudah terjadi dalam hidup kita sepanjang tahun 2020 – manis atau pahit, untung atau rugi, sedih atau gembira, kelimpahan atau kekurangan – kita belajar untuk menerima dan mensyukuri semua hal yang terjadi dalam hidup kita.

Jangan memaksakan diri harus dan harus selalu mendapatkan apa yang kita inginkan. Waspadalah dengan ajaran yang mengharuskan kesuksesan material dan keberhasilan sebagai tanda berkat dan keberpihakan Tuhan. Dibalik ajaran positivisme ada sisi negatif dan keangkuhan memutlakan jalan hidup kita dengan mengabaikan Tuhan yang berdaulat atas waktu dan nasib seseorang.

Ketika kita lapar dan kekurangan kita belajar untuk bergantung pada Tuhan agar memampukan kita keluar dari kesukaran dan berpindah menuju tangga kehidupan selanjutnya yang lebih baik. Ketika kita kenyang dan berkelimpahan kita belajar untuk mensyukuri penyertaan Tuhan yang telah membawa kita sampai di tangga tersebut.

Kita harus siap dan bersedia untuk melawati situasi yang berkekurangan ataupun berkelimpahan. Semua peristiwa itu menjadikan diri kita dewasa dan matang secara rohani serta dilimpahi kearifan dan kebijaksanaan. Apa rahasianya semua perkara yang datang itu dapat mendewasakan dan menjadikan kita bijaksana? Jika kita berkata dan bertindak seperti yang dituliskan Rasul Paulus, Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Sebenarnya teks Yunani Filipi 4:13 berbunyi παντα ισχυω εν τω ενδυναμουντι με χριστω (panta ischuo en too endunamounti me Christoo) yang jika diterjemahkan adalah, Segala perkara dapat kutanggung di dalam Mesias (Kristus) yang memberi kekuatan kepadaku.

Frasa Yunani panta ischuo secara literal dapat diterjemahkan semua dapat aku kerjakan. Jadi bukan hanya “menanggung” melainkan “melakukan”. Darimana kekuatan untuk melakukan semua perkara yang terjadi? Tanpa adanya kekuatan Ilahi dari Sang Bapa yaitu YHWH di dalam Sang Putra yaitu Yesus Sang Mesias dan Juruslamat kita maka kita tidak mampu menanggung semua peristiwa yang terkadang “melubangi” kesadaran eksistensial kita. Kata “kekuatan” dipergunakan kata Yunani endunamoo. Kita masih ingat kata “dinamo” dan “dinamit” bukan? Dinamo merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah energi gerak menjadi listrik. Dinamit adalah peledak berdasarkan potensi ledakan dari nitrogliserin.

Jika kita senantiasa melibatkan Sang Juruslamat sebagai jurumudi kehidupan kita, maka segala perkara dapat kita kerjakan baik di masa kekurangan maupun di masa kelimpahan. Karena di mata orang beriman semua peristiwa dirancang untuk kebaikan umat-Nya sebagaimana dikatakan:

Kita tahu sekarang, bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan (Rm 8:28)

Selamat menutup tahun 2020 dan menyongsong tahun 2021. Kasih Karunia Tuhan YHWH, Bapa Surgawi menyertai dan melimpah di dalam Yahshua sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung Yang Ilahi beserta Roh-Nya Yang Suci, Amen we Amen.


No comments:

Post a Comment