Wednesday, December 30, 2020

KEPASTIAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN

Sumber: hope1032.com.au

Midrash Pembuka Tahun 2021

Yesaya 43:18-19

Sebuah artikel berjudul, Belajar dari Pandemi 2020, jangan Biasa-biasa Saja di 2021 yang diterbitkan surat kabar Kompas (18 Desember 2020) menuliskan, Pandemi menimbulkan ketidakpastian baru. Padahal dunia sudah dilingkupi ketidakpastian al., berupa faktor geopolitik serta perang dagang Amerika Cina. Ya, saat ini kata “ketidakpastian” menjadi kosa-kata yang akran di telinga dan di lihat mata kita di sepanjang tahun 2020. Bahkan saat kita hendak memasuki tahun 2021 kata “ketidakpastian” menghantui banyak orang mulai dari politisi, ahli ekonomi, pelaku usaha yang menggerakkan roda perekonomian sebuah negara bahkan masyarakat itu sendiri.

Beberapa bentuk ketidakpastian akibat Covid-19 al., Ketidakpastian akhir Covid-19. Tidak satupun dapat memprediksi kapan Covid-19 ini akan berakhir. Dengan demikian sejumlah kegiatan yang biasa dilakukan semasa belum ada Covid-19 akan mengalami penundaan dan perubahan sampai batas waktu yang tidak dapat dipastikan.

Ketidakpastian rutinitas harian. Kita mungkin terbiasa menggunakan jasa transportasi tertentu seperti kereta api. Namun dengan adanya pelaksanaan protokol ketat yang mensyaratkan adanya hasil rapid test menjadikan kelas sosial tertentu tidak bisa lagi dengan leluasa menggunakan jasa kereta api.

Ketidakpastian mendapatkan pekerjaan baru. Pada Agustus 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran terbuka tembus menjadi 9,77 juta orang (financedetik.com) Jumlah peningkatan pengangguran ini diakibatkan pandemi Covid-19 karena banyak perusahaan mengalami pemangkasan karyawan dan gulung tikar.

Ketidakpastian iklim usaha dan investasi. Ketika negara memutuskan untuk menutup akses keluar masuk warga negara asing baik untuk berwisata maupun berinvestasi pada sebuah usaha tertentu maka berdampak pada penurunan ekonomi. Sudah banyak sektor usaha pariwisata terdampak dengan gulung tikar karena tidak ada pendapatan dan pemasukan dari pengunjung.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya mencapai 153.500 kunjungan selama September 2020. Angka ini turun 5,94 persen dari Agustus 2020 yang mencapai 163.200 kunjungan. Secara year on year (yoy) penurunannya lebih tajam lagi yaitu 88,95 persen (tirto.id)

Hari ini memasuki tahun baru 2021. Sinar matahari masih terbit dan tenggelam di tempat yang sama. Namun kita telah membiasakan diri dengan gaya hidup yang berbeda yang tidak kita kerjakan sebelumnya yaitu menutup mulut dengan masker, mencuci tangan ketika hendak mamasuki sebuah ruangan, menjaga jarak fisik ketika duduk dan berdiri, menghindari sentuhan fisik saat bersalaman. Ada perilaku dan kebiasaan baru yang kita jalani sejak pertengahan tahun lalu hingga hari ini. Bahkan ketidakpastian menjadi kosa-kata dan norma baru di awal tahun 2021.

Haruskah kita takut dan kuatir di tengah ketidakpastian yang membentang di hadapan tahun yang baru saja kita masuki ini? Takut dan kuatir bukan tanda seseorang tidak beriman. Takut dan kuatir adalah sifat alamiah manusia selain malu, marah, gembira, sedih. Namun jangan sampai hidup dikuasai rasa takut dan kuatir. Jika hidup dikuasai rasa takut dan kuatir maka kita kehilangan otoritas dan kendali terhadap hidup kita.

Bukankah ketidakpastian adalah sebuah keniscayaan? Bukankah pada dasarnya kita sudah diperhadapkan pada sebuah ketidakpastian ketika kita mulai lahir ke dunia? Kita tidak tahu pasti kapan mendapatkan jodoh. Kita tidak tahu pasti mengalami sakit penyakit. Kita tidak tahu kapan mengalami kematian.

Hanya ada bedanya antara ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan yang melekati kehidupan dengan ketidakpastian yang diakibatkan oleh sebuah peristiwa luar biasa berupa pandemi global. Jika ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan dianggap sebagai sebuah kesadaran sebagai sebuah pengalaman kolektif yang akan dihadapi semua manusia di muka bumi. Sementara ketidakpastian yang diakibatkan pandemi global lebih bersifat personal dan menyangkut kehidupan ekonomi dan jaminan kesejahteraan yang belum tentu semua orang akan mengalaminya.

Perbedaan lainnya bahwa ketidakpastian akibat pandemi global ini berdampak pada semua bidang kehidupan sehingga menghasilkan efek berantai yang menakutkan. Ketika perusahaan mengalami gulung tikar maka banyak karyawan kehilangan pekerjaan. Ketiadaan pekerjaan baru menimbulkan dampak berupa sikap frustasi karyawan yang diselesaikan dengan cara bekerja serabutan atau bisa juga melakukan jalan pintas melakukan kejahatan hingga depresi melakukan tindakan bunuh diri.

Terlepas adanya perbedaan kualitas ketidakpastian (ketidakpastian sebagai sebuah keniscayaan dan ketidakpastian akibat pandemi) kita harus memiliki sebuah kesadaran dan pemahaman bahwa ketidakpastian adalah sebuah kepingan lain dari kepingan kepastian. Demikian sebaliknya kepastian hanyalah sebuah kepingan lain dari ketidakpastian.

Dengan kesadaran dan pemahaman ini maka saat hari ini kita mengalami kegelisahan kolektif berupa ketidakpastian maka kita masih bisa berharap dengan sebuah keberanian dan pengharapan bahwa ada kepingan kepastian lain yang tidak akan berubah dari hidup kita.

Tuhan adalah kepastian. Firman Tuhan adalah kepastian. Tuhan dan Firman-Nya tetap ada untuk semua situasi kehidupan baik situasi yang pasti maupun situasi yang tidak pasti. Tuhan dan Firman-Nya adalah sebuah kepastian baik untuk situasi yang pasti maupun situasi yang tidak pasti. Seperti ungkapan sebuah syair lagu pujian Kristiani lama dalam bahasa Inggris dengan judul God on the Mountain (Tuhan di Atas Gunung) ciptaan Bill dan Gloria Gaither sbb:

For the God on the mountain

Is still God in the valley

When things go wrong

He'll make them right

 

And the God of the good times

Is still God in the bad times

The God of the day

Is still God in the night

 

Karena Tuhan di gunung

Adalah juga Tuhan di lembah

Ketika ada yang keliru

Dia akan memperbaikinya

 

Karena Tuhan di saat-saat yang indah

Adalah  juga Tuhan di masa-masa sulit

Tuhan di siang hari

Adalah juga Tuhan di malam hari

 

Apakah hanya dikarenakan ketidakpastian menghantui manusia di tahun 2021 dan selanjutnya maka Tuhan dan Firman-Nya menjadi tidak pasti? Tuhan memamg bisa mengubah miskin dan menjadikan kaya, mengubah kedudukan rendah menjadi kedudukan tinggi (1 Sam 2:7), mengubah kutuk menjadi berkat (Ul 27:5), mengubah rancangan kejahatan menjadi rancangan kebaikan (Kej 50:20).

Namun itu bukan sifat ketidakpastian Tuhan. Itu adalah kepastian yang diperlihatkan dalam diri Tuhan. Artinya Tuhan berkuasa mengubah situasi dan kondisi berdasarkan kedaulatan-Nya. Itulah kepastian dalam diri Tuhan.

Tuhan tetap berdaulat di saat kondisi baik maupun tidak baik. Tuhan tetap berkuasa di saat situasi pasti maupun tidak pasti. Tuhan tetap baik dalam keadaan yang tidak baik. Pandemi Covid-19 telah mempersatukan kita dengan rasa sakit dan penderitaan. Namun bukan berarti tidak ada hal-hal baik kita dapatkan selama masa pandemi.

Dengan adanya stay from home (tinggal di rumah), work from home (kerja dari rumah), lockdown, ada banyak kegiatan pembelajaran, diskusi, talk show, bahkan seminar yang dilakukan secara virtual oleh berbagai pihak, dan secara gratis. Ini tentu satu fenomena yang tidak terjadi pada masa sebelum pandemi berlangsung. Melalui berbagai kegiatan tersebut, kita jadi banyak belajar dan tahu, tanpa harus bersusah payah keluar rumah atau mengeluarkan biaya dengan harga mahal. Pandemi Covid-19 membuka kesempatan baru bagi kita untuk kembali bersekolah virtual dan mendapat banyak pengetahuan atau keterampilan. Apakah ini bukan sebuah bentuk kebaikan dibalik keburukan?

Demikian pula kedaulatan dan kekuasaan Tuhan adalah sebuah kepastian dan kabar baik bagi kita. Di tengah situasi yang dihantui ketidakpastian, kita masih memiliki sebuah kepastian bahwa Tuhan berkuasa mengubah situasi dari ketidakpastian menjadi kepastian. Atau setidaknya Dia berkuasa mendatangkan kebaikan dibalik situasi buruk dan tidak pasti. Dia adalah Tuhan di masa tenang maupun di masa kacau. Dia adalah Tuhan di masa cerah ataupun masa hujan.

Bukankah Tuhan telah berkata:

Yang menjadikan terang dan menciptakan gelap,  yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah YHWH yang membuat semuanya ini (Yes 45:7)

Sekalipun kita dihantui ketidakpastian namun janganlah kita tersandera oleh situasi dan keadaan. Sabda Tuhan hari ini bagi kita:

Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara (Yes 43:18-19)

Perhatikan frasa עשׂה חדשׁה (osheh khadasha – membuat yang baru), אשׂים במדבר דרך (asyim bamidbar derek – jalan di padang gurun), בישׁמון נהרות (bishimon neharot – sungai di padang gurun).

Jika pandemi Covid-19 dan ketidakpastian yang ditimbulkannya adalah sebuah “padang gurun” dan “belantara” yang membentang di depan kehidupan tahun 2021 maka kita menaruh iman dan pengharapan bahwa Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Putra, Juruslamat dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi sanggup “membuat sesuatu yang baru”, “jalan yang baru”, “sungai yang melintasi padang  gurun”.

Selain keyakinan pada Tuhan dan Firman-Nya, marilah kita mempersiapkan sejumlah strategi hidup dan finansial di tahun yang penuh ketidakpastian dengan menyiapkan dana darurat, mengurangi belanja yang tidak perlu, berinovasi mencari pekerjaan dan sumber pendapatan baru, tidak berhutang berlebihan dll.

Mari kita masuki tahun 2021 yang serba tidak pasti dengan keyakinan bahwa Tuhan sumber kepastian dapat memakai semua situasi dan kondisi untuk mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya dan Dia berdaulat untuk mengubah situasi tidak pasti menjadi situasi yang pasti.

Selamat memasuki tahun baru 2021. Kasih Karunia Tuhan YHWH, Bapa Surgawi menyertai dan melimpah di dalam Yesus sang Mesias, Juruslamat dan Junjungan Agung Yang Ilahi beserta Roh-Nya Yang Suci, Amen we Amen.

 




No comments:

Post a Comment