Thursday, January 7, 2021

TINDAKAN KASIH


https://www.deviantart.com

Kita tentu masih ingat sabda Yesus mengenai kehidupan manusia menjelang akhir  zaman dimana salah satunya dikatakan, “Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin” (Mat 24:12). Perhatikan kalimat, psugesetai he agape toon pollon (kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin) adalah sebuah akibat dari sebuah sebab. Apakah itu? Plenthuthenai ten anomian (makin bertambahnya kedurhakaan). Young’s Literal Translation menerjemahkan dengan, the abounding of the lawlessness (berlimpahnya tindakan melanggar hukum).

Nama lain untuk “kasih menjadi dingin” adalah berbagai bentuk kehilangan sikap empati alias peduli terhadap orang lain, kehilangan kendali terhadap diri sendiri dan melakukan kekejian terhadap orang lain baik secara verbal maupun tindakan fisik, tidak mudah untuk memaafkan dan mengampuni orang yang bersalah kepada kita, mendahulukan kepentingan pribadi melebihi kepentingan orang lain dsj.

Menurut Alfin Toffler, seorang futurolog bahwasanya manusia telah dan akan memasuki tiga gelombang peradaban yaitu peradaban agraris (-1790), peradaban industri (1790-1970) serta peradaban teknologi (1970-2000). Kita hidup di periode gelombang ketiga peradaban manusia yaitu peradaban teknologi dan informasi yang telah banyak mengubah situasi kehidupan baik dalam makna yang positip maupun negatif.

Kita telah banyak memperoleh manfaat di peradaban teknologi informasi ini dimana kita telah mampu memangkas jarak dan “melipat” batas geografis melalui jasa teknologi komunikasi berupa internet yang dihubungkan dengan perangkat komunikasi yang kita miliki yaitu smartphone. Kita bisa memperoleh pengetahuan, berita, informasi apapun hanya dengan menyentuh layar smartphone kita. Kita bisa memesan tiket, makanan, transportasi hanya dengan menyentuh layar smartphone kita yang terhubung dengan jaringan internet sehingga memudahkan kita melakukan aktifitas. Dunia benar-benar hanya dalam genggaman tangan kita melalui smartphone yang kita miliki.

Namun sejumlah ekses harus kita hadapi dimana kita hidup dalam dunia maya yang menjadikan kita kurang peduli dengan kehidupan di dunia nyata. Kita terlalu asyik dengan percakapan di dunia maya dan mengabaikan sesama di samping kita. Kita mudah mengeluarkan kata-kata hujat dan tidak berempati mengenai seseorang atau institusi yang dianggap merugikan kepentingan diri kita.

Kekristenan identik dengan kasih sebagai inti ajaran dan laku hidup. Ajaran cinta kasih bertumpu dalam ajaran Yesus Sang Mesias dan Jurusmalat dimana beliau bersabda dengan mengutip dan mengabungkan ayat-ayat dalam Torah yaitu Ulangan 6:5 dan Imamat 19:18 yang berbunyi:

“Kasihilah YHWH Tuhanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.  Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Mat 22:37:37-40)

Di tengah situasi kehidupan di era teknologi dan informasi yang kian melucuti kemampuan kita untuk peduli terhadap orang lain, ajaran Yesus Sang Mesias dan Junjungan Agung kita Yang Ilahi tetap menemukan relevansinya. Agar kasih yang menjadi norma dasar dan penanda tindakan Kristiani tidak menjadi dan semakin dingin, mari kita memahami kembali hakikat dan mankan kasih dalam ajaran Kristiani.

Mengapa Kita Mengasihi?

Rasul Yohanes menuliskan agar kita sebagai anak-anak Tuhan,”marilah kita saling mengasihi” (1 Yoh 4:7). Mengapa kita harus mengasihi? Rasul Yohanes memberikan alasan pertama,  “kasih itu berasal dari Tuhan” (1 Yoh 4:7). Mengapa demikian? Karena hakikat Tuhan Sang Pencipta adalah Kasih sebagaimana dikatakan, “Tuhan adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Tuhan dan Tuhan  di dalam dia” (1 Yoh 4:16). Frasa Yunani, ho Theos agape estin atau dalam bahasa Ibrani Elohim Hu ahavah menegaskan pada kita bahwa Tuhan bukan sekedar penyebab dan pemula kehidupan ada namun Tuhan adalah sumber cinta kasih.

Untuk memahami apa dan bagaimana itu kasih kita dapat membaca dari 1 Korintus 13:4-7 yang berkata demikian:

“Kasih itu sabar itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.  Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”

Dengan demikian, istilah Kasih meliputi kesabaran, pengampunan, penguasaan diri, pengendalian diri dsj. Itulah yang ada dalam diri Tuhan dan di dalam Tuhan bisa kita dapatkan itu semua. Itulah sebabnya dikatakan, “kasih itu berasal dari Tuhan”.


https://chrismlegg.com

Alasan kedua kita mengasihi dijelaskan oleh Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 4:11,  “jikalau Tuhan sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi”. Ditegaskan kembali dalam 1 Yohanes 4:19, “Kita mengasihi, karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita”. Tindakan kasih diinisiasi dan dimulai sebagai tindakan Tuhan Sang Kasih dan sumber Kasih.

Wujud tertinggi kasih Tuhan Pencipta yang bernama YHWH, Sang Bapa Surgawi adalah dengan menyerahkan Anak-Nya Yang Tunggal, Firman-Nya yang menjadi manusia untuk dunia dan manusia berdosa sebagaimana dikatakan:

“Dalam hal inilah kasih Tuhan dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Tuhan telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya” (1 Yoh 4:8)

 Demikian pula dikatakan dalam Yohanes 3:16 sbb:

“Karena begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya  kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh 3:16)

Kasih Sebagai Penanda Pengikut Mesias

Umat Kristiani memiliki simbol keagamaan sebagai penanda dan pembeda dengan keyakinan lainnya baik itu berupa salib ataupun lambang ikan. Namun itu penanda simbolik yang mewakili kepercayaan Kristiani. Penanda simbolik selalu barang mati. Lantas penanda umat Kristiani yang bersifat hidup dan dapat dilihat itu apa? Tindakan kasih. Mereka yang melakukan tindakan kasih adalah “lahir dari Tuhan” (1 Yoh 4:7), “mengenal Tuhan” (1 Yoh 4:8), “tinggal di dalam Tuhan” (1 Yoh 4:12).

Pertanyaannya adalah, jenis kasih yang bagaimana yang membuat kita “mengenal Tuhan” dan “tinggal di dalam Tuhan” serta “dilahirkan oleh Tuhan?” Bukankah kepercayaan di luar Kristen bahkan agama-agama sukupun mengajarkan untuk berbuat kebaikan bagi sesama demi menjaga keseimbangan semesta?

Rasul Yohanes menuliskan, “Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Tuhan, Tuhan tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Tuhan” (1 Yoh 4:15). Kasih yang menjangkarkan dirinya pada kepercayaan dan keyakinan kepada Sang Bapa yang telah mengutus Sang Putra dan mengakui Yesus adalah Anak Tuhan – Sang Firman yang menjadi manusia – maka dapat dipastikan Tuhan Sang Bapa ada dalam dirinya dan dirinya berada dalam Tuhan Sang Bapa.

Jenis kasih demikianlah yaitu kasih yang menjangkarkan keyakinannya pada Yesus Anak Tuhan adalah yang menjadikan kita orang yang “lahir dari Tuhan”, “mengenal Tuhan”, “tinggal di dalam Tuhan”.

Di tengah situasi kehidupan dimana psugesetai he agape toon pollon (kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin) yang berwujud defisit kepedulian, empati, pengampunan, belas kasihan, kemurahan hati, marilah kita terus menerus mengasihi. Mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama. Dengan mengasihi Tuhan kita mampu mengasihi sesama manusia sebagaimana dikatakan, “Barangsiapa mengasihi Tuhan, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4:21).

Situasi kehidupan apapun yang kita alami hari ini. Kesibukkan apapun yang kita kerjakan hari ini. Marilah kita terus menerus melakukan tindakan kasih. Dengan melakukan tindakan kasih maka kita telah menyalakan dan menghidupkan kemanusiaan. Dengan melakukan tindakan kasih maka kita menjaga agar kasih tetap menyala berkobar dalam kehidupan kita. Tuhan menolong kita, Amen.

 


No comments:

Post a Comment