Dalam
tafsiran dunia Kristen, Angka “666” dan “Tanda di dahi dan tangan” serta
“Binatang” adalah tiga kata yang melekat
menjadi kesatuan identifikasi perihal seorang tokoh masa depan yang akan
mengambil alih kontrol dunia baik dari segi ekonomi dan politik yang disebut
Anti Kristus/Anti Mesias.
Tafsir
dan spekulasi perihal “siapa Anti Kristus” telah berlangsung berabad-abad,
mulai dari gelar Paus “Vicarius Filii Dei” (Wakil Putra Tuhan) yang jika
dikalkulasikan dalam abjad Latin menghasilkan angka 666. Demikian pula Kaisar
Nero yang jika di Ibranikan “Nron Qsr” yang jika dikalkulasikan akan
menghasilkan angka 666. Nama-nama seperti Hitler, Musolini telah menjadi
kandidat kalkulasi angka 666. Bahkan di era modern dan demokrasi, nama Bill
Clinton, Barack Obama pun menjadi sasaran tembak penafsiran “liar” perihal
Antikristus.
Jika
angka “666” menunjuk pada kode angka manusia (Why 13:18) maka “tanda
yang disematkan pada tangan dan dahi” menunjuk pada sistem dan perangkat yang
akan dipergunakan sebagai kendali kontrol ekonomi dan politik (Why 13:16-17).
Sebagaimana
nama-nama kandidat Anti Mesias berubah-ubah sepanjang abad untuk memenuhi
tafsir angka “666”, demikian pula dengan “tanda yang disematkan di dahi dan
tangan” turut mengalami evolusi tafsir. Jika dahulu dihubungkan dengan semacam
tato yang disematkan di dahi dan tangan, maka seiring dengan era teknologi
informasi, sistem barcode (kode
batang) yang biasa dipergunakan dalam dunia perdagangan dan militer serta
kegiatan penelitian ilmiah saat ini menjadi sasaran penafsiran sistem ekonomi
Antimesias.
Bahkan yang terbaru di
masa pandemi Covid-19, beredar sejumlah berita yang menghembuskan paranoia
massa dengan menghubungkan penyebarluasan virus Covid sebagai strategi untuk
meluncurkan vaksin di mana di dalam vaksin tersebut ditanamkan microchip 666.
Lagi-lagi nama Bill Gates – Raja Microsoft Dunia - menjadi pesakitan dibalik
semua tuduhan tersebut.
Benarkah
semua tafsiran itu? Jika melihat hasilnya, hampir semua tafsiran terbukti
keliru dan mengekspresikan paranoia belaka. Namun demikian, sebagai sebuah
tindakan antisipasi dan upaya untuk memecahkan “kode” Yohanes (saya menyebutnya
“John Code”) perihal angka “666”, semua penafsiran tersebut bisa menjadi
referensi dan literatur yang memperkaya kita untuk mengantisipasi kedatangan
tokoh dan sistem ekonomi politik yang akan mengontrol umat manusia dalam satu
kendali penuh untuk mematuhi seluruh apa yang diperintahkannya.
Sekalipun
tafsir terhadap apa yang dikodekan Yohanes kerap meleset, namun peringatan
tersebut tetap bergema hingga masa kini dan memanggil kita untuk mengejar
Hikmat (Khokmah, Ibr/Sophia, Yun) Tuhan agar kita tidak
terpeleset dalam sistem Anti Kristus/Anti Mesias (Why 13:16-18).
Jika
Wahyu 13:16-18 mengidentifikasi pengikut Anti Mesias ditandai di lengan dan
dahi mereka yaitu “666” terlepas dari perdebatan yang masih belum tuntas dalam
tafsir dunia Kristen hingga hari ini, maka Wahyu 14:1-5 memberikan penanda bagi
Pengikut Anak Domba yaitu nama Bapa-Nya dalam dahi mereka. Istilah “Anak
Domba” adalah julukan kiasan untuk Yesus Sang Mesias yang dikorbankan sebagai
korban penghapus dosa sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab TaNaKh atau
Perjanjian Lama.
Ada perbedaan redaksional teks sumber berbahasa Yunani perihal “nama yang disematkan”. Dalam manuskrip Byzantine (salah satunya dalam The New Testament in the Original Greek) tertulis demikian, το ονομα αυτου και το ονομα του πατρος αυτου (to onoma autou kai to onoma tou patros autou - nama Bapa-Nya dan nama Anak-Nya). Namun dalam manuskrip Alexandrian (salah satunya dalam Stpehanus – Robert Estinne’s- 1550 NT) tertulis demikian, το ονομα του πατρος αυτου (to onoma tou patros autou - nama Bapa-Nya).
Terhadap perbedaan teks tersebut, saya lebih menerima pernyataan dalam manuskrip Alexandrian dimana yang disematkan dalam dahi pengikut Anak Domba adalah nama Bapa-Nya. Dan ini didukung oleh kesaksian Wahyu 22:3-4 yang mengatakan bahwa hanya satu nama yang akan disematkan di dahi pengikut Anak Domba, bukan dua sebagaimana dikatakan: “Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Tuhan dan Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka”.
Perhatikan kalimat, και το ονομα αυτου επι των μετωπων αυτων (kai to onoma autou epi toon metoopoon autoon - dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka). Tentu hanya satu nama yang disematkan di dahi tiap orang yang beriman. Nama Tuhan dan Bapa Surgawi. Siapakah nama Sang Bapa? Yesaya 64:8 mengatakan dalam bahasa Ibrani, ועתה יהוה אבינו (we’attah YHWH Avinu - Dan sekarang ya YHWH, Engkaulah Bapa kami). Dari analisis teks sejumlah ayat Firman Tuhan di atas dapat disimpulkan bahwa yang disematkan di dahi pengikut Anak Domba adalah nama Sang Bapa yaitu YHWH (Yahweh).
Namun demikian, penyematan nama bukan
satu-satunya ciri pengikut Anak Domba melainkan ada penanda lainnya yaitu, “Mereka
adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang
mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara
manusia sebagai korban-korban sulung bagi Tuhan dan bagi Anak Domba itu. Dan di
dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela” (Why 14:4-5).
Jika kita telah mengenal nama
Tuhan dan Bapa Surgawi yaitu YHWH
dan mengenal Putra-Nya yaitu Yesus Sang Mesias, apakah kita juga telah menjadi
orang-orang “yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan” dan “mengikuti Anak Domba
itu ke mana saja Ia pergi” serta “di dalam mulut kita tidak
terdapat dusta?”
Kiranya Tuhan menolong kita menjalani kehidupan di masa
kini dan masa depan nanti sebagai Pengikut Anak Domba yang setia
No comments:
Post a Comment