Thursday, July 20, 2023

KEHIDUPAN DAN KEBERUNTUNGAN VS KEMATIAN DAN KETIDAKBERUNTUNGAN

Foto/Gambar:https://seekgrowlove.com

Ketika saya masih bersekolah menengah atas di Bandung, waktu itu masih dibuat klasifikasi peminatan keilmuan dengan istilah A1 untuk peminatan Fisika dan Kimia dan A2 untuk Biologi dan A3 untuk Sosiologi dan Antropologi serta A4 untuk Bahasa. Sistem klasifikasi tersebut sekarang sudah diganti dengan IPA dan IPS.

Sejak SMP saya sangat berminat dengan sains alias ilmu alam terutama Fisika. Ketika hendak masuk kelas 2 SMA dan menerima surat penjurusan, bagai disambar petir dan kehilangan semangat hidup karena saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak lolos A1 melainkan A3 karena berdasarkan tes psikologi kemampuan saya dibidang bahasa dan ilmu sosial sangat baik. Sesuatu yang saya sesali pada saat menerimanya namun saya syukuri justru setelah dewasa seperti ini. Rasanya dahulu sangat berputus asa dan dunia runtuh dan kehilangan semangat hidup.

Kekecewaan dan keputusasaan serta menyalahkan diri sendiri bisa menghinggapi siapa saja ketika mereka tidak berhasil mencapai apa yang diinginkan, baik itu sebuah jenjang karir bergensi, perguruan tinggi bonafide, pekerjaan yang diimpikan, laki-laki atau perempuan yang ditaksir sebagai pacar dan masih banyak lagi kasus yang dapat kita deretkan. Kita mulai menisbatkan sejumlah kalimat dan julukan kepada diri kita sendiri sebagai “si bodoh”, “si buruk rupa”, “si pendek’, “orang yang selalu tidak beruntung”.

Kita lupa bahwa jalan hidup masih panjang. Ibarat sedang berjalan menyusuri rel kereta api di tepian jalan, masih ada belokan yang harus kita lewati dan hidup tidak hanya berhenti di satu belokan.

Sebagai orang Kristiani, kita diingatkan bahwa keberadaan kita sebagai manusia tidak hadir ke dunia ini begitu saja dan berjalan tanpa tujuan. Kita ada karena sebuah rencana agung yang dibuat oleh Sang Perencana Agung atas diri kita yaitu Tuhan Yang Hidup, Sang Bapa Surgawi, YHWH Semesta Alam yang telah menyatakan diri-Nya melalui Anak-Nya Yang Tunggal, Yesus Sang Mesias dan Juruslamat.

Tuhan YHWH bersabda, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman YHWH, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11). Perhatikan frasa מחשׁבות שׁלום - “makhsevot shalom” (rancangan damai sejahtera) dan מחשׁבות רעה “makhsevot ra’ (rancangan kecelakaan). Inilah rancangan dan rencana Tuhan untuk umat-Nya. Dia tidak merancangkan kesialan dan ketidakberuntungan serta penderitaan dalam hidup kita.

Tentu akan ada yang bertanya, mengapa saya mengalami bertubi-tubi kegagalan dan penderitaan? Mengapa saya harus mengalami sakit penyakit kronis? Mengapa saya harus mengalami kegagalan berumah tangga? Mengapa bisnis saya harus hancur dan gulung tikar?

Sebagai orang Kristiani kitapun harus melihat dari perspektif Ilahi bahwa menjadi orang beriman bukan berarti kita sama sekali tidak tersentuh persoalan, kegagagalan, penderitaan, kerugian dll. Justru semua hal negatif tadi harus ada dalam kehidupan kita untuk menciptakan keseimbangan dan membuat kita belajar dari kesalahan serta bergantung pada kekuatan abadi yang tidak pernah hancur dilahap krisis dan perubahan yaitu Tuhan.

Tuhan YHWH bersabda, “Jadi Ia merendahkan  hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan YHWH” (Ulangan 8:3). Cara Tuhan mengedukasi dan mendewasakan kerohanian kita bukanlah dengan kita duduk mendengar namun kita melewati semua persoalan hidup yang harus dialami dan diatasi. Dia ijinkan kita gagal, sakit, bangkrut, jobless, menderita untuk membuat kita semua belajar berseru dan bergantung pada-Nya.

Ketika pemazmur berkata, “YHWH adalah gembalaku takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1) serentak dikatakan, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman,  aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (Mazmur 23:4). Tidak dikarenakan kita memiliki Tuhan sebagai Gembala lantas kita tidak bakalan melewati גיא צלמות  - “gey tsalmawet” (lembah kekelaman). Kita bisa dan harus melewatinya namun dengan kekuatan dari-Nya.

Darimana kekuatan untuk melewati peristiwa dalam hidup baik suka dan duka? Firman Tuhan tentunya sebagaimana tadi dikatakan dalam Ulangan 8:3, כי על־כל־מוצא פי־יהוה יחיה האדם – “ki al kol motsa piy YHWH yihye ha adam” (tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan YHWH). Firman Tuhan yang kita baca, dengar serta renungkan bukan hanya memampukan kita melewati segala bentuk kehidupan baik kegembiraan ataupun kesedihan, kesukaran ataupun kemudahan.

Firman Tuhan yang kita baca, dengar dan lakukan membawa kita kepada kehidupan, keselamatan, kedamaian, keberuntungan sebagaimana dikatakan dalam Ulangan 30:15-16 sbb: “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan  dan keberuntungan,  kematian dan kecelakaan,  karena pada hari ini aku memerintahkan kepadamu untuk mengasihi  YHWH Tuhanmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak dan diberkati oleh YHWH Tuhanmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk mendudukinya”.

Frasa, ראה נתתי לפניך היום את־החיים ואת־הטוב ואת־המות ואת־הרע - “Reeh natati lefaneka hayom et hakhayim wet et hatov weet hamawet weet har’a” (Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan  dan keberuntungan,  kematian dan kecelakaan, Ulangan 30:15) mengajarkan kepada kita bahwa semua tergantung dari pilihan yang kita ambil dalam kehidupan. Jika kita memilih untuk mendapatkan kehidupan, keberuntungan maka lakukanlah hal berikut,לאהבה את־יהוה אלהיך ללכת בדרכיו ולשׁמר מצותיו וחקתיו ומשׁפטיו “leahavah et YWHWH Eloheika, laleket biderakeka welishmor mitsotaiw wekhuqotaiw umishpataiw - mengasihi  YHWH Tuhanmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, Ulangan 30:16).

Jika Anda hari ini mengalami banyak kegagalan dan penderitaan, janganlah lekas menghakimi diri. Lakukan introspeksi, apakah ini disebabkan ketidaksetiaan kita pada Tuhan dan kesalahan dalam memanajemen kehidupan atau sesuatu yang dijinkan Tuhan terjadi dalam hidup kita untuk membuat kita semakin mengalami kedewasaan rohani di dalam Dia?

Ingat, Tuhan tidak merencanakan yang buruk tentang hidup kita. Ingat, Tuhan mengijinkan yang buruk terjadi dalam hidup kita untuk membuat kita semakin dewasa rohani. Ingat, Tuhan memberikan pilihan kita untuk menjadi hidup dan beruntung atau mati dan celaka. Berpeganglah pada sabda-Nya yaitu Torah YHWH dan Torah Yesus Sang Mesias serta nasihat para rasul-rasul agar kita hidup dan beruntung serta dimampukan mengalami segala bentuk kehidupan, suka atau duka.

No comments:

Post a Comment