Foto/Gambar:https://seekgrowlove.com
Ketika saya masih bersekolah menengah
atas di Bandung, waktu itu masih dibuat klasifikasi peminatan keilmuan dengan
istilah A1 untuk peminatan Fisika dan Kimia dan A2 untuk Biologi dan A3 untuk
Sosiologi dan Antropologi serta A4 untuk Bahasa. Sistem klasifikasi tersebut
sekarang sudah diganti dengan IPA dan IPS.
Sejak SMP saya sangat berminat dengan
sains alias ilmu alam terutama Fisika. Ketika hendak masuk kelas 2 SMA dan
menerima surat penjurusan, bagai disambar petir dan kehilangan semangat hidup
karena saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak lolos A1 melainkan A3
karena berdasarkan tes psikologi kemampuan saya dibidang bahasa dan ilmu sosial
sangat baik. Sesuatu yang saya sesali pada saat menerimanya namun saya syukuri
justru setelah dewasa seperti ini. Rasanya dahulu sangat berputus asa dan dunia
runtuh dan kehilangan semangat hidup.
Kekecewaan dan keputusasaan serta menyalahkan
diri sendiri bisa menghinggapi siapa saja ketika mereka tidak berhasil mencapai
apa yang diinginkan, baik itu sebuah jenjang karir bergensi, perguruan tinggi
bonafide, pekerjaan yang diimpikan, laki-laki atau perempuan yang ditaksir
sebagai pacar dan masih banyak lagi kasus yang dapat kita deretkan. Kita mulai
menisbatkan sejumlah kalimat dan julukan kepada diri kita sendiri sebagai “si
bodoh”, “si buruk rupa”, “si pendek’, “orang yang selalu tidak beruntung”.
Kita lupa bahwa jalan hidup masih panjang.
Ibarat sedang berjalan menyusuri rel kereta api di tepian jalan, masih ada
belokan yang harus kita lewati dan hidup tidak hanya berhenti di satu belokan.
Sebagai orang Kristiani, kita diingatkan
bahwa keberadaan kita sebagai manusia tidak hadir ke dunia ini begitu saja dan
berjalan tanpa tujuan. Kita ada karena sebuah rencana agung yang dibuat oleh
Sang Perencana Agung atas diri kita yaitu Tuhan Yang Hidup, Sang Bapa Surgawi,
YHWH Semesta Alam yang telah menyatakan diri-Nya melalui Anak-Nya Yang Tunggal,
Yesus Sang Mesias dan Juruslamat.
Tuhan YHWH bersabda, “Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman YHWH, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29:11).
Perhatikan frasa מחשׁבות שׁלום - “makhsevot shalom” (rancangan damai
sejahtera) dan מחשׁבות רעה “makhsevot ra’ (rancangan kecelakaan).
Inilah rancangan dan rencana Tuhan untuk umat-Nya. Dia tidak merancangkan
kesialan dan ketidakberuntungan serta penderitaan dalam hidup kita.
Tentu akan ada yang bertanya, mengapa
saya mengalami bertubi-tubi kegagalan dan penderitaan? Mengapa saya harus
mengalami sakit penyakit kronis? Mengapa saya harus mengalami kegagalan berumah
tangga? Mengapa bisnis saya harus hancur dan gulung tikar?
Sebagai orang Kristiani kitapun harus
melihat dari perspektif Ilahi bahwa menjadi orang beriman bukan berarti kita
sama sekali tidak tersentuh persoalan, kegagagalan, penderitaan, kerugian dll.
Justru semua hal negatif tadi harus ada dalam kehidupan kita untuk menciptakan
keseimbangan dan membuat kita belajar dari kesalahan serta bergantung pada
kekuatan abadi yang tidak pernah hancur dilahap krisis dan perubahan yaitu
Tuhan.
Tuhan YHWH bersabda, “Jadi Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau
lapar dan memberi engkau makan manna,yang tidak kaukenal dan yang juga tidak
dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup
bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan YHWH” (Ulangan
8:3). Cara Tuhan mengedukasi dan mendewasakan kerohanian kita bukanlah dengan
kita duduk mendengar namun kita melewati semua persoalan hidup yang harus
dialami dan diatasi. Dia ijinkan kita gagal, sakit, bangkrut, jobless,
menderita untuk membuat kita semua belajar berseru dan bergantung pada-Nya.
Ketika pemazmur berkata, “YHWH adalah
gembalaku takkan kekurangan aku” (Mazmur 23:1) serentak dikatakan, “Sekalipun
aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku
tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (Mazmur 23:4). Tidak dikarenakan
kita memiliki Tuhan sebagai Gembala lantas kita tidak bakalan melewati גיא צלמות - “gey tsalmawet” (lembah kekelaman). Kita
bisa dan harus melewatinya namun dengan kekuatan dari-Nya.
Darimana kekuatan untuk melewati
peristiwa dalam hidup baik suka dan duka? Firman Tuhan tentunya sebagaimana tadi
dikatakan dalam Ulangan 8:3, כי על־כל־מוצא פי־יהוה יחיה האדם – “ki al kol motsa piy YHWH yihye ha
adam” (tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan YHWH). Firman Tuhan yang
kita baca, dengar serta renungkan bukan hanya memampukan kita melewati segala
bentuk kehidupan baik kegembiraan ataupun kesedihan, kesukaran ataupun
kemudahan.
Firman Tuhan yang kita baca, dengar dan
lakukan membawa kita kepada kehidupan, keselamatan, kedamaian, keberuntungan
sebagaimana dikatakan dalam Ulangan 30:15-16 sbb: “Ingatlah, aku menghadapkan
kepadamu pada hari ini kehidupan dan
keberuntungan, kematian dan
kecelakaan, karena pada hari ini aku
memerintahkan kepadamu untuk mengasihi YHWH
Tuhanmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya dan berpegang pada
perintah, ketetapan dan peraturan-Nya, supaya engkau hidup dan bertambah banyak
dan diberkati oleh YHWH Tuhanmu, di negeri ke mana engkau masuk untuk
mendudukinya”.
Frasa, ראה נתתי לפניך היום את־החיים ואת־הטוב ואת־המות ואת־הרע - “Reeh
natati lefaneka hayom et hakhayim wet et hatov weet hamawet weet har’a” (Ingatlah,
aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, Ulangan 30:15)
mengajarkan kepada kita bahwa semua tergantung dari pilihan yang kita ambil
dalam kehidupan. Jika kita memilih untuk mendapatkan kehidupan, keberuntungan
maka lakukanlah hal berikut,לאהבה את־יהוה אלהיך ללכת בדרכיו ולשׁמר מצותיו וחקתיו ומשׁפטיו “leahavah et YWHWH Eloheika, laleket
biderakeka welishmor mitsotaiw wekhuqotaiw umishpataiw - mengasihi YHWH Tuhanmu, dengan hidup menurut jalan yang
ditunjukkan-Nya dan berpegang pada perintah, ketetapan dan peraturan-Nya,
Ulangan 30:16).
Jika Anda hari ini mengalami banyak
kegagalan dan penderitaan, janganlah lekas menghakimi diri. Lakukan
introspeksi, apakah ini disebabkan ketidaksetiaan kita pada Tuhan dan kesalahan
dalam memanajemen kehidupan atau sesuatu yang dijinkan Tuhan terjadi dalam
hidup kita untuk membuat kita semakin mengalami kedewasaan rohani di dalam Dia?
Ingat, Tuhan tidak merencanakan yang
buruk tentang hidup kita. Ingat, Tuhan mengijinkan yang buruk terjadi dalam
hidup kita untuk membuat kita semakin dewasa rohani. Ingat, Tuhan memberikan
pilihan kita untuk menjadi hidup dan beruntung atau mati dan celaka.
Berpeganglah pada sabda-Nya yaitu Torah YHWH dan Torah Yesus Sang Mesias serta
nasihat para rasul-rasul agar kita hidup dan beruntung serta dimampukan
mengalami segala bentuk kehidupan, suka atau duka.
No comments:
Post a Comment