Sumber foto: churchofjesuschrist.org
Peristiwa
di Gunung Karmel di mana nabi Elia berhadapan dengan 450 nabi Baal yang
mengabdi pada pemerintahan Raja Ahab, Raja Israel Utara (Samaria) dalam suatu
demonstrasi kuasa antara Tuhan yang disembah Elia dan Tuhan yang disembah para
Nabi Baal (1 Raj 18:20-46), menimbulkan guncangan bagi kedua belah pihak.
Bagi
Ahab, kejadian di mana para nabi Baal dieksekusi oleh Elia karena tidak mampu
membuktikan kuasa tuhannya saat Elia membuat peraturan bahwa barangsiapa Tuhan
yang menyambar persembahan hewan yang ditaruh pada kayu yang dibasahi air,
membuat malu sekaligus menimbulkan amarah. Izebel, istri Ahab yang dominan dan
berpengaruh terhadap kehidupan Ahab merencanakan pembunuhan terhadap Elia.
Di
sisi lain, Elia pun mengalami ketakutan dan harus melarikan diri sampai ke
Bersyeba dan terus memasuki padang gurun untuk bersembunyi dan menghindari
kejaran tentara suruhan Ahab dan Izebel. "Cukuplah itu! Sekarang, ya YHWH,
ambillah nyawaku sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku”,
demikian seru Elia kepada Tuhannya.
Dalam
ketakutan dan kelelahannya, Elia terbaring di bawah pohon Arar. Namun malaikat
Tuhan membangunkan Elia dan memintanya meminum air dari kendi dan roti bakar.
Setelah Elia terbangun dan memakannya kemudia dia tertidur kembali.
Malaikat
membangunkannya kembali dan mengingatkan Elia untuk makan dan minum karena
perjalanan yang dia tempuh masih jauh yaitu ke Gunung Horeb, yaitu gunung di
mana Musa menerima Sepuluh Perintah. Gunung Horeb ini memiliki nama lain Gunung
Sinai dan Gunung Tuhan.
Ajaibnya,
setelah makan roti bakar dan meminum air di kendi yang disediakan malaikat
Tuhan, Elia dikatakan, וילך בכח האכילה ההיא ארבעים יום וארבעים לילה עד הר האלהים חרב -
wayelek bekoakh haakilah hahi arbaim yom we arbaim laylah ‘ad har ha Elohim
Khoreb (oleh kekuatan makanan itu
ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam – 1 Raj 19:8). Wow!
Terlepas
adanya perdebatan diantara arkeolog dan teolog di mana lokasi Gunung Horeb atau
Gunung Sinai namun di masa kini jarak tempuh antara Israel ke Mesir dengan
jarak 613 km bisa ditempuh antara 40 menit sampai 1 jam dengan pesawat. Demikian
pula jarak antara Israel ke Arab Saudi dengan jarak tempuh 1.284 km bisa
dicapai oleh pesawat dengan hitungan 1-2 jam. Namun pada masa Elia hidup, di
mana belum ada moda transportasi udara, maka perjalanan bisa memakan waktu 1
bulan lamanya.
Ajaibnya,
roti yang dimakan Elia mampu membuatnya dapat menempuh perjalanan tanpa lapar
hingga sampai di Gunung Horeb atau Gunung Sinai guna mendapatkan tugas baru
yang mengharuskanya לך שׁוב לדרכך - lek, suv ledarkeka (Pergilah,
kembalilah ke jalanmu – 1 Raj 19:15) yaitu kembali ke Israel. Roti apakah
gerangan sehingga mendatangkan kekuatan luar biasa semacam itu?
Baiklah
kita tidak akan membahas perihal khasiat roti bakar yang diberikan malaikat
kepada Elia, karena sudah barang tentu itu bukan roti biasa karena mendapatkan
sentuhan keilahian sehingga mendatangkan kuasa dan kekuatan untuk stamina
perjalanan Elia.
Namun
kita akan belajar mengenai kekuatan yang diperlukan oleh kita sebagai anak-anak
Tuhan dalam sebuah perziarahan iman selama hidup di dunia. Ya, selama kita
diberikan kesempatan dalam menjalani kehidupan dalam waktu yang terbatas ini,
sesungguhnya kita menjadi orang yang melakukan perziarahan iman.
Dalam
perziarahan iman selama hidup di dunia ini kita membutuhkan kekuatan yang
membuat stamina mental dan stamina spiritual kita agar tetap terjaga. Kehidupan
tidak selalu berisi yang baik dan menguntungkan serta membahagiakan. Ada
kalanya sesuatu yang buruk, menyedihkan serta mengguncang kejiwaan.
Riak
ombak dan gemuruh topan dalam kehidupan bisa membuat perziarahan iman kita
diuji apakah mampu menghadapinya dengan ketabahan atau sebaliknya karam dalam
perjalanan.
Kita
membutuhkan makanan untuk jiwa dan roh kita selain makanan untuk tubuh kita.
Yesus Sang Mesias dan Anak Tuhan serta Junjungan Agung kita Yang Ilahi bersabda:
”Akulah
roti hidup εγω ειμι ο αρτος της ζωης - Ego
eimi ho artos tes zoes); barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar
lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi” (Yoh 6:35)
“Rohlah
yang memberi hidup (το πνευμα εστιν το ζωοποιουν - To pneuma estin to zopoioun), daging sama sekali tidak berguna.
Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh 6:63)
Dengan
senantiasa mengasup sabda Tuhan yang kita baca dan dengar serta renungkan maka
kita telah mengisi jiwa dan roh kita dengan makanan yang mampu membuat kita
bertahan bukan hanya untuk 40 hari 40 malam namun selama perziarahan iman yang
pada akhirnya nanti sampai di dermaga tujuan ada waktu yang telah ditetapkan
untuk masing-masing orang beriman.
Jika
air teh dalam sebuah gelas dapat berubah warna dan isi jika kita tuang air
putih terus menerus, demikianlah sabda Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Putra dan
Juruslamat kita mampu membuang segala yang negatif dan kotor menjadi positif
dan bersih serta menimbulkan kekuatan dalam menjalani kehidupan
No comments:
Post a Comment