Thursday, July 13, 2023

MELAYANI TUHAN DENGAN KEKAYAAN

Gambar: Jesuswalk.com

Istilah “melayani Tuhan” dalam Kekristenan, biasanya dihubungkan dengan kegiatan dan aktivitas di gereja dan berbagai kegiatan yang dinaungi gereja mulai dari ibadah, persekutuan doa, pekabaran Injil, pelayanan pastoral dan doa untuk mereka yang mengalami sakit. Kegiatan melayani Tuhan juga biasanya dihubungkan dengan jabatan gerejawi seperti pendeta, pengerja, majelis (penatua dan diaken) dan sejumlah istilah lainnya dalam berbagai denominasi gereja Kristen.

Namun sebenarnya kegiatan melayani Tuhan tidak harus dikerjakan semata-mata oleh mereka yang berjabatan gerejawi. Siapapun umat atau jemaat yang terbeban untuk melakukan tugas-tugas pelayanan khususnya di luar tugas berkotbah dapat mengambil bagian dalam kegiatan pelayanan, termasuk dengan sebagian kekayaan yang dimiliki.

Apakah arti melayani Tuhan dengan kekayaan? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita pahami terlebih dahulu apa yang Kitab Suci katakan perihal kekayaan.

Perspektif Kitab Suci Mengenai Kekayaan

“Tetapi haruslah engkau ingat kepada YHWH Tuhanmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini” (Ul 8:18)

Berkat YHWHlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya” (Ams 10:22)

“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat;sebab ia diberkati YHWH. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya” (Kej 26:12-13)

Perhatikan frasa, “sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan”, “Berkat YHWHlah yang menjadikan kaya”, sebab ia diberkati YHWH”, “Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya”. Kalimat ini menegaskan bahwa kekayaan bukan kejahatan dan kekayaan bukan barang tabu yang dikejar oleh orang saleh dan mengasihi Tuhan.

Salah satu cara Tuhan memberkati adalah dengan kekayaan secara finansial, meskipun ini bukan satu-satunya makna diberkati oleh Tuhan, sebagaimana kerap diajarkan oleh kalangan Kristen tertentu.

Mengapa Orang Kaya Dikecam Dalam Kitab Perjanjian Baru?

Namun demikian, jika kekayaan adalah bukan kejahatan dan kekayaan bukan barang tabu yang dikejar oleh orang saleh dan mengasihi Tuhan, mengapa dalam sejumlah teks Kitab Perjanjian Baru seolah-olah orang kaya dan kekayaan dikecam oleh para rasul, sebagaimana dikatakan berikut ini.

“Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! Emas dan perakmu sudah berkarat dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir” (Yak 5:1-3)

Jika kita membaca dengan seksama, teks-teks di atas sebenarnya yang dikecam bukan terkait kekayaan melainkan sikap orang kaya terhadap harta benda yang dimilikinya dan sikap kesewenang-wenangan dikarenakan kekayaan yang dimiliki.

Jika kita membaca lanjutan Yakobus 5:1-3 dikatakan demikian: “Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu. Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan. Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang  yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu” (Yak 5:4-6)

Dalam beberapa teks lain, para rasul mengingatkan tentang orientasi hati dan pikiran agar jangan melekat pada kekayaan tetapi pada Tuhan sebagaimana dikatakan sbb: “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Tuhan yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati” (1 Tim 6:17). Krisis politik, krisis kesehatan yang kerap berujung pada krisis ekonomi dan sebaliknya kerap menghasilkan situasi chaos. Semua serba tidak pasti. Jika kita menggantungkan harap pada yang tidak pasti, habislah kita. Namun jika kita bergantung harap pada Tuhan yang selalu tidak berubah, maka sekalipun krisis terjadi kita masih memiliki kekuatan untuk bangkit memulihkan semuanya.

Pada teks lainnya dikatakan sbb: “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (1 Tim 6:10). Yang disalahkan bukanlah uang tapi kecintaan dan kemelekatan pada uang yaitu ριζα γαρ παντων των κακων εστιν η φιλαργυρια - riza gar pantoon ton kakoon estin he philarguria (cinta uang akar kejahatan) yang bisa menimbulkan banyak masalah di kemudian hari.

“Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan suka memberi dan membagi” (1 Tim 6:18), inilah seharusnya yang dilakukan oleh orang-orang yang diberkati Tuhan secara finansial

Melayani Tuhan Dengan Kekayaan

Nah, salah satu bentuk “menjadi kaya dalam kebajikan (πλουτειν εν εργοις καλοις - ploutein en ergois kalois) adalah melayani dengan kekayaan yang dimiliki. Teks Lukas 8:1-3 memberikan kita contoh perihal melayani Tuhan dengan kekayaan.

“Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Tuhan. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka (diekonoun autois ek ton huparkonton autais)”

Sudah jelas bukan bahwa melayani Tuhan itu beragam wujudnya dan bukan tugas ekslusif para pejabat gerejawi melainkan tugas dan tanggung jawab umat beriman. Salah satu wujud melayani adalah melayani dengan kekayaan yang dimiliki. Pelayanan demikian dapat dikatakan, ”menjadi kaya dalam kebajikan (πλουτειν εν εργοις καλοις - ploutein en ergois kalois)”

Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjadi orang yang diberkati secara finansial dan kaya akan kebajikan serta melayani Tuhan dengan sebagian harta kekayaan kita, karena di dalam harta yang kita miliki ada hak anak yatim, janda, orang miskin, para pelayan Tuhan yang bertekun siang dan malam “berjaga atas jiwa” umat Tuhan yang digembalakan (Ibrani 13:7)

No comments:

Post a Comment