“Peningkatan
penjarahan toko-toko makanan dan dapur umum di Jalur Gaza menunjukkan meluasnya
keputusasaan saat kelaparan semakin parah. Israel telah menghentikan pasokan
bantuan ke wilayah Palestina selama dua bulan, menurut pejabat bantuan yang
dikutip Reuters” demikian sebuah petikan berita dengan judul, Kelaparan Meluas, Penjarahan Makanan
Meningkat di Gaza (international.sindonews.com, 3 Mei 2025). Ya, situasi
kelaparan dan pastinya kehausan akan mendorong sejumlah orang melakukan
tindakan-tindakan yang terkategori penjarahan. Bahkan seekor hewan pemangsa
seperti singa atau harimau yang lapar bisa turun ke desa untuk mencari mangsa
manusia.
Bangsa
Israel kuno baru saja berhasil melewati batas antara kematian dan kehidupan,
batas masa lalu dan masa akan datang dengan meninggalkan Mesir, bet avadim (tanah perbudakan) menuju ha erets hamuvtakhat (tanah perjanjian)
melalui pertaruhan nyawa dengan melewati Laut Teberau yang disingkapkan oleh
kekuasaan Tuhan YHWH, sementara Firaun dan pasukannya mengejar di belakang
mereka. Ketika mereka harus melewati padang gurun, mereka harus menghadapi
situasi sulit yang membuat mereka mulai berkeluh kesah yaitu kehausan sementara
persediaan kantung air mereka mulai habis.
“Berikanlah
air kepada kami, supaya kami dapat minum!”, mereka mulai menyalahkan Musa. Musa
yang tentu saja lelah secara fisik dan mental karena harus memimpin rombongan
yang jumlahnya bukan belasan dan puluhan menjawab mereka dengan tidak kalah
sengit, "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai
YHWH?" Dalam kelaparan dan kehausan, bangsa Israel tidak mau tahu dengan
jawaban Musa dan balas menghardik dan menyudutkan Musa, “Mengapa pula engkau
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak
kami dengan kehausan?"
Beruntunglah
Musa mulai memegang kendali terhadap situasi tersebut dan melapor pada Dia yang
telah mengutus dan memerintahkan untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah
Mesir dan Tuhan bersabda, “Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta
engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu
tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri
di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu
itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum”.
Memimpin,
bukan sekedar memiliki kemampuan memimpin namun karakter yang rendah hati. Musa
mampu memimpin dan meyakinkan bangsa yang telah beratus tahun menikmati hidup
sebagai budak untuk keluar dan menuju kebebasan dan menjadi bangsa merdeka. Musa
memiliki karakter yang rendah hati dan mencari kehendak Tuhan manakala dirinya
tidak sanggup mengatasi problem yang dialami bangsanya.
Akhirnya
bangsa tersebut mengambil kantung airnya masing-masing dan menikmati keajaiban
Tuhan dan melupakkan rasa haus dan pertengkaran. Tempat di mana peristiwa
keajaiban tersebut diberi tanda dengan sebuah nama.Wayiqra sham hamaqom massah umeribah (Dinamailah tempat itu Masa dan
Meriba). Apa sebab dinamakan demikian,al
rib bnei Yisrael we al nasotam et YHWH be qirbenu im ayin (oleh karena orang
Israel telah bertengkar –rib- dan oleh karena mereka telah mencobai YHWH –nasotam-
dengan mengatakan: "Adakah YHWH di tengah-tengah kita atau tidak?)
Mengapa
sich Tuhan harus mengijinkan bangsa Israel yang seharusnya bisa dalam hitungan
minggu melintasi padan gurun namun kenyataannya bisa sampai empat puluh tahun
lamanya dan berputar-putar di padang gurun? "Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas
kehendak YHWH, Tuhanmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan
maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada
dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak” (Ul
8:2). Dibalik semua masalah yang dihadapi bangsa Israel di padang gurun, Tuhan
memberikan edukasi nyata mengenai iman, pengharapan, rasa syukur, ketaatan,
kesetiaan.Semua mata pelajaran hidup inilah yang kelak diminta Tuhan untuk
diingat saat sampai dan tinggal di negeri perjanjian.
Kembali
kepada perbuatan ajaib yang diperlihatkan Tuhan di Masa dan Meriba, nilai moral
apa yang bisa kita peroleh dari kisah dramatik ini? Tuhan berkuasa mengubah
ketidakmungkinan menjadi kemungkinan dan mengubah kemustahilan menjadi
keniscayaan. Bagaimana mungkin dari batu keras di padang gurun bisa keluar air?
Bagaimana mungkin tongkat kayu bisa membuat retakan batu dan mengeluarkan air? Semua
ini diperlihatkan Tuhan untuk membuktikan bahwa diri-Nya adalah Tuhan yang
melampaui semua persoalan, kesulitan manusia. 
Masih
ingat apa yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya yang menzalimi, saat
dirinya telah mencapai kedudukan mulia di Mesir? “Dulu, kalian memang merencanakan
hal yang jahat terhadapku. Tetapi sesungguhnya Tuhan memiliki rencana yang baik
dalam kejadian itu, supaya banyak orang dapat diselamatkan, seperti yang sudah
terjadi” (Kej 50:20).
Mungkin
kita tidak lagi melihat mukjizat yang demonstratif, dramatik dan spektakuler
sebagaimana laut Teberau terbelah atau manna sorgawi turun dari langit serta
tiang awan tiang api, sebagaimana dialami bangsa Israel selama berada di padang
gurun. Namun mukjizat Tuhan masih bisa terjadi dalam wujud yang lain di masa
kini. Jika Tuhan tidak berubah, demikianlah kasih dan kuasa-Nya tidak berubah.
Mazmur
136:1 berkata, Hodu la YHWH kitov,ki le’olam
khasdo (Bersyukurlah kepada YHWH, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya). Demikian pula dikatakan dalam Ratapan 3:22-23, Khasdey YHWH ki lo tamnu. Ki lo kalu rakhamaiw, khadashim labeqarim,
raba emunateka (Tak berkesudahan kasih setia YHWH, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!).
Hari
ini mungkin kita menghadapi kegetiran dan kekeringan seperti di padang gurun. Yang
ada hanya gunung batu, kebuntuan alias dead
lock. Namun sebagaimana Tuhan mampu mengeluarkan aliran air dari dalam
batu, marilah kita menaruh iman yang sama bahwa Tuhan YHWH, Sang Bapa dan Pencipta
di dalam Juruslamat dan Junjungan Yang Ilahi, Yesus Sang Mesias dan Sang Putra
mampu membuat aliran air keselamatan, kesegaran, kekuatan, perlindungan
mendatangi hidup kita dan mengubah situasi kehidupan.

No comments:
Post a Comment