Thursday, December 4, 2025

TANAH HATI TEMPAT TUMBUHNYA BENIH SABDA ILAHI

Dalam sebuah kegiatan Pemahaman Kitab Suci yang dihadiri beberapa warga jemaat, saya mengajak untuk membaca Matius 13:1-23 lantas mengajukan tiga pertanyaan yang dipersilahkan jemaat yang ditanya mengajukan jawaban sesuai apa yang dipahaminya.

Sebagaimana kita ketahui teks Matius 13:1-23 berisikan percakapan dan ajaran Yesus kepada murid-murid-Nya yang disampaikan dalam bentuk perumpaaan yaitu perihal penabur yang menaburkan benih.

Ada benih yang jatuh di tepi jalan dan ada pula yang jatuh di tanah berbatu dan juga ada yang jatuh di semak-semak dan akhirnya ada yang jatuh di tanah yang baik

Dan kita semua sudah memahami makna perumpamaan tersebut. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira.  Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad.  Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan  menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat

Tiga pertanyaan yang saya lontarkan ke jemaat al., Pertama, dari jenis lokasi benih tersebut jatuh, dimanakah posisi Anda saat ini? Tanah yang baik atau berbatu-batu atau semak atau pinggir jalan? Jawaban pertama dijawab dengan yakin oleh masing-masing jemaat bahwa mereka adalah ibarat tanah yang baik darimana benih firman Tuhan jatuh.Meskipun mereka menyadari terkadang jatuh dalam kekeliruan namun meyakini bahwa hati mereka tetap tanah yang baik tempat Sabda Tuhan bertumbuh.

Jawaban tersebut menimbulkan pertanyaan kedua yang harus dijawab mereka.Mengapa mereka begitu yakin bahwa hati mereka ibarat tanah yang gembur padahal mereka terkadang gagal dan jatuh? Terkadang emosional,dikuasai kekuatiran berlebihan, belum bisa memaafkan dsj.Jawaban mereka beragam namun benang merahnya adalah sekalipun mereka terkadang gagal dan jatuh serta khilaf, mereka cepat menyadari dan kembali mengambil kendali atas semua peristiwa dan tidak dikuasai oleh emosi, hawa nafsu ataupun pengaruh eksternal. Mereka menyadari ketidaksempurnaan melekati hidup mereka namun kesadaran untuk tetap terkoneksi dengan Yang Maha Tinggi menjadikan mereka meyakini bahwa hati mereka adalah benih yang baik tempat jatuhnya Sabda Ilahi yang membentuk kehidupan mereka sehari-hari.

Pertanyaan ketiga dan terakhir saya kepada mereka adalah, pernahkah kondisi hatinya bukan tanah yang baik melainkan dari tanah yang berbatu atau semak-semak? Dengan kata lain apakah sejak dahulu hati kita selalu menjadi tanah yang baik dan tidak mengalami perubahan sama sekali. Ternyata jawabannya hampir seragam bahwa mereka pernah merasa bahwa hati mereka bukan tanah yang baik tempat benih Sabda Ilahi jatuh untuk tumbuh. Seiring usia dan kedewasaan rohani, mereka mengalami perubahan dan meyakini hati mereka bukan lagi tanah berbatu atau semak atau pinggir jalan melainkan tanah yang baik.

Dari keseluruhan diskusi dalam Pemahaman Kitab Suci yang saya pimpin dapat disimpulkan satu perkara penting bahwasanya menjadikan hati kita sebagai tanah yang baik sebagai tempat jatuh tumbuhnya Sabda Ilahi bukan bermakna bahwa kita tidak pernah gagal sama sekali alias menjadi seseorang yang sempurna tanpa cela.

Yang penting adalah bertumbuh dan berbuah, berapapun buah yang dihasilkan. Apa yang tumbuh dan berbuah? Bukan hanya imannya melainkan perbuatan yang bisa dilihat dan diukur. Jika Yesus mengajar dan memerintahkan kita untuk mengasihi, mengampuni, menolong orang lain, berkata baik, bukankah kita harus bertumbuh ke arah yang diajarkan dan diperintahkan bukan? Itulah pertumbuhan dan itulah buah-buah roh sebagaimana dikatakan dalam Galatia 5:22-26 sbb, “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera,  kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,  dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki”.

Jika kita gagal kita harus mencoba kembali. Jika kita jatuh kita harus bangun kembali. Jika kita khilaf kita harus sadar kembali. Itulah tanah hati yang baik dan gembur tempat jatuh dan tumbuhnya Sabda Ilahi. Jangan tersandera untuk menjadi sempurna tanpa cela. Tidak ada satupun diantara kita yang sempurna tanpa cela.

Marilah kita menjadikan hati kita tempat yang baik untuk jatuh tumbuhnya Sabda Ilahi yang memandu keseluruhan jalan hidup kita sehingga kita selalu menemukan cahaya yang membimbing dalam kegelapan dan kekuatan yang menopang dalam kelemahan.

No comments:

Post a Comment