Monday, September 25, 2017

DUNIA KEHIDUPAN DAN DUNIA KEMATIAN


Kemana Roh Orang Yang Meninggal?

Orang Kristen pada umumnya begitu yakin bahwa setiap orang yang percaya Yesus saat meninggal langsung masuk Surga sementara yang tidak percaya Yesus akan langsung masuk Neraka. 

Pemahaman keagamaan yang demikian terlalu sederhana dan tidak mendapatkan rujukan dalam Kitab Suci.  Sebelum setiap orang yang berkenan di hadapan Tuhan menerima kemuliaan berupa kehidupan sorgawi dan sebelum orang yang tidak berkenan di hadapan Tuhan menerima hukuman kekal di neraka ada sebuah tahapan transisi dimana semua orang yang telah meninggal berada dalam suatu dunia roh yang berbeda.

Ketika orang meninggal ada dua kondisi yang membedakan dimana mereka akan tinggal yaitu sebagai orang yang beriman pada Tuhan dan yang tidak beriman pada Tuhan. Saat orang beriman meninggal, mereka akan dibawa oleh malaikat ke suatu tempat yang disebut dengan Paradeisos atau Firdaus sebagaimana dikatakan,“Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Luk 23:43). 

Rasul Paul menyebutnya suatu tempat pengumpulan orang beriman sebagaimana dikatakan, “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Tuhan bersama-sama dengan Dia (1 Tes 4:14). 

Sementara itu saat orang tidak beriman meninggal, mereka akan berada di Hades atau dunia orang mati sebagaimana dilaporkan dalam Lukas 16:23, “Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya”. Istilah “Alam Maut” dalam bahasa Yunani ditulis Hades dari dalam bahasa Ibraninya Sheol. Sayangnya dalam terjemahan Kitab Suci berbahasa Inggris diterjemahkan dengan Hell yang artinya Neraka, padahal Neraka dalam bahasa Yunaninya adalah Gehenna (Mat 5:22, Mrk 9:3, 2 Ptr 2:4).

Kitab Perjanjian Baru membedakan antara Hades (alam maut) dan Paradeisos (firdaus) serta Gehenna (neraka). Jika Hades adalah tempat bagi orang mati yang tidak beriman sementara Paradeisos adalah tempat bagi orang mati yang beriman. Namun kedua tempat itu bersifat sementara saja. Adapun Gehenna atau Neraka adalah tempat penghukuman kekal selamanya dimana hanya ada api dan belerang menyala selamanya sebagaimana dikatakan, “Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Why 20:15).

Setelah langit dan bumi hancur dan zaman berakhir (Mat 24:29) tibalah Hari Pengadilan dimana orang benar dan orang fasik diadili dan menerima upah sebagaimana dikatakan:

“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Mesias, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat (2 Kor 5:10)

Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu” (Why 20:11-15)

Saat hari penghakiman maka orang beriman yang berada di Firdaus akan masuk dalam Kerajaan Sorga sebagaimana dikatakan  Wahyu 22:14, “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya. Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu”.
 
Sementara mereka yang tidak beriman akan berada dalam Neraka sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:8, “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang”

Batas Dunia Orang Yang Hidup dan Yang Mati

Apakah orang yang sudah mati dapat berkomunikasi dengan orang yang hidup atau mengganggu orang yang hidup? Pembacaan Mazmur 88:11, menyatakan, “im refaim yaqumu yoduka?” (apakah roh orang mati dapat bangkit bersyukur). Ini bermakna bahwa orang yang telah terpisah rohnya dengan tubuhnya tidak dapat berhubungan, berkomunikasi, mengganggu dengan orang-orang yang masih hidup. 

Menurut Pengkhotbah 12:7, “weyashav he’afar al haarets keshehaya, weharuakh tashuv el ha Elohim asher netanah” (dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Tuhan yang mengaruniakannya)”. Mereka yang telah meninggal, rohnya (arwahnya) telah kembali pada Tuhan. 

Lalu bagaimana menjelaskan berbagai fenomena tentang hantu, orang-orang mati yang berkomunikasi dan mengganggu orang yang hidup? Ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu : Pertama, mereka adalah Shatan yang menyamar. Shatan dapat menyamar menjadi malaikat terang (2 Ko 11:14). Kitab Lukas memberikan penegasan mengenai Chasma Mega alias “jurang yang memisahkan” antara orang mati yang berada di Hades maupun di Paradeisos sebagaimana dikatakan, “Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang”. Bukan hanya ada jarak yang tidak tersebrangi antara orang yang tinggal di Hades dan di Paradeisos, demikian pula dengan orang yang masih hidup di dunia.

Kedua, namun kita tidak menolak pengalaman rohani tertentu dimana dari banyak kesaksian yang kami kumpulkan dan sering kami alami bahwa orang-orang beriman yang sudah meninggal dapat memperlihatkan diri sekalipun tidak dapat berkomunikasi atau kalaupun berkomunikasi dengan seijin malaikat yang mengiringi mereka (ini adalah pengalaman  pribadi bukan doktrin), dengan tujuan tertentu yang tidak sama antara satu pengalaman dengan pengalaman lainnya. 

Ada juga sebuah kasus dimana roh-roh orang mati yang terperangkap di bumi baik di sebuah areal tanah maupun pepohanan bahkan rumah dikarenakan peristiwa kematian yang mengerikan (pembunuhan  dan bunuh diri). Jasad yang disemayamkan tidak sebagaimana mestinya, bisa menghantui sejumlah orang yang tinggal di suatu rumah. Yang diperlukan adalah jika menemukan jasad berupa kerangka maka disemayamkan dengan cara yang layak.

Status Sosial Bukan Penentu Kerohanian dan Keabadian Sorgawi

Kisah Lazarus yang miskin dan orang kaya berjubah unggu yang hidup dalam kemewahan yang disampaikan oleh Yesus Sang Mesias hanyalah sebuah perumpamaan yang bukan hanya mengajarkan perihal kehidupan setelah kematian baik di Hades maupun di Paradeisos serta jurang yang tidak tersebrangi diantara dunia paska kematian tersebut namun juga memberikan pelajaran moral perihal kedudukkan dan status sosial seseorang tidak menentukkan kedudukan dan statusnya di dunia setelah kematian.

Kisah di atas bukan mengajarkan bahwa semua orang kaya akan masuk neraka dan semua orang miskin akan masuk surga sehingga membuat kita harus menghindari kekayaan. Sebaliknya, kisah di atas mengingatkan dan menyadarkan kita semua bahwa kedudukkan dan status sosial seseorang di dunia tidak berpengaruh pada kehidupan abadi di surga atau di neraka. Jangan sampai berkesimpulan bahwa orang yang diberkati adalah orang yang kaya raya secara finansial dan pasti mereka masuk surga. Kedudukkan sosial di dunia saat ini hanya sebagai penanda telah seberapa keras kita semua bekerja dan mengubah nasib hidup kita. 

Saat kematian tiba, kedudukkan dan status sosial tidak akan terbawa mati. Bisa jadi orang yang memiliki kekayaan materil namun hidup semena-mena dan menjauh dari Anugrah Tuhan dengan menjalani kehidupan yang melanggar hukum, maka kedudukan mereka akan terbalik dengan mereka yang dikategorikan miskin namun Takut akan YHWH dan menjalani kehidupan yang benar sesuai perintah Tuhan.

Apapun status dan kedudukan sosial kita di dunia ini, Takutlah akan YHWH dan lakukanlah dengan setia sabda Yesus Sang Mesias Juruslamat kita karena telah disabdakan pada kita, Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuan, Tuan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 7:21)


No comments:

Post a Comment