Saturday, October 21, 2017

JUMBAI JUBAH YESUS


Adalah seorang perempuan yang sudah 12 tahun sakit pendaharan berusaha menerobos kerumunan dimana Yesus Sang Rabi dan Mesias serta Anak Tuhan berjalan. Dia tentu sudah mendengar di seantero Yerusalem telah menjadi perbincangan umum bahwa Yesus bukan hanya bijaksana dalam mengajar namun berkuasa menyembuhkan berbagai sakit penyakit. Dengan keyakinannya dia berlari dan terseok berusaha menggabai jumbai jubah Yeshua untuk mendapatkan kesembuhan. Upayanya tidak sia-sia karena Yesus akhirnya menyembuhkannya karena iman perempuan tersebut.

Namun yang menarik untuk kita telaah disamping perbuatan ajaib yang dilakukan Yesus dan dialami perempuan sakit pendarahan tersebut adalah apa yang dimaksudkan “jumbai jubah Yesus?” (Mat 9:20-21). Apakah hanya sekedar hiasan biasa atau menceritakan hal lain? Tanpa pemahaman latar belakang budaya dan agama Yahudi dan Yudaisme Abad 1 Ms, maka “jumbai jubah” tidak punya makna apapun.

Dari perspektif Yahudi dan Yudaisme itu menunjuk pada benda bernama Tsit-tsit. Apa itu Tsit-tsit? Dalam Bilangan 15:37-40 leluhur Israel diperintahkan untuk membuat “jumbai-jumbai pada punca baju mereka” (tsit-tsit al kanfey bigdeyhem) sebagai simbol untuk mengingat perintah-perintah Tuhan agar dilaksanakan, sebagaimana dikatakan, "YHWH berfirman kepada Musa: Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan. Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah YHWH, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap YHWH"

Semua pria Yahudi yang saleh akan mengenakan tsit-tsit pada ujung jubah mereka. Sampai hari ini, orang Israel dan Samaria modern yang menganut agama Yudaisme biasanya menyematkan tsit-tsit pada lingkaran celana pantalon mereka (dekat ikat pinggang) atau saat berdoa dengan menggunakan Talit (jubah doa). 


Dalam nubuat yang disampaikan Zakharia dikatakan, "Beginilah firman YHWH semesta alam: "Pada waktu itu sepuluh orang dari berbagai-bagai bangsa dan bahasa akan memegang kuat-kuat punca jubah seorang Yahudi (wehekheziqu bekenaf ish Yehudi) dengan berkata: Kami mau pergi menyertai kamu, sebab telah kami dengar, bahwa Tuhan menyertai kamu!" (Zakh 8:23). Narasi Matius 9:18-26 bukan hanya menceritakan tindakkan ajaib yang dilakukan Mesias melainkan memperlihatkan latar belakang Semitik Yudaik Mesias sebagai seorang Yahudi sejati yang terekam dalam penggunaan pakaian yang dilengkapi tsit-tsit. Bahkan narasi penyembuhan oleh Yesus ini menggemakan penggenapan nubuat dalam Zakharia 8:23 bahwa banyak orang akan mengikuti Mesias Yahudi itu.

Kekristenan tidak bisa menanggalkan akar keyahudian Yesus karena bagaimanapun keselamatan datang dari bangsa Yahudi (Yoh 4:22) dan Yesus adalah Mesias Yahudi (Ibr 7:14). Keyahudian Yesus bukan hanya dibuktikan melalui asal usul genetis dan keterlibatan dalam tradisi religius Yudaisme serta gaya tutur seorang Guru Torah Yahudi melainkan dalam penggunaan pakaian keseharian yang memperlihatkan karakter Yahudi dan Yudaisme.

Pemahaman perihal Keyahudian Yesus bukan menjadikan Kekristenan atau umat Kristen menjadi seperti Yahudi melainkan  agar kita memahami sabda-sabda yang disampaikan-Nya dalam konteks agama dan budaya Yahudi. 

Memutus akar Keyahudian Yesus menimbulkan banyak misinterpretasi terhadap apa yang disabdakan-Nya sebagaimana dikatakan  Anthony J. Saldarini,  “Merenggut Yesus dari dunia Yahudinya maka menghancurkan Yesus dan menghancurkan agama Kristen, agama yang tumbuh dari ajaran-ajarannya. Bahkan peran Yeshua yang paling akrab seperti Mesias adalah sebuah peran Yahudi. Jika orang Kristen meninggalkan realitas konkret kehidupan Yesus dan sejarah Israel dalam rangka mendukung sesuatu yang mistis, universal, Yesus yang spiritual dan kerajaan Tuhan dari dunia yang lain, maka mereka menyangkal asal-usulnya yang berasal dari Israel, sejarah mereka, dan Tuhan yang telah mengasihi dan melindungi Israel dan gereja. Mereka berhenti dari menafsirkan Yesus yang sebenarnya dikirim oleh Tuhan dan membuat dia dalam gambar dan rupa mereka sendiri. …” (What Price the Uniqueness of Jesus, Bible Review, Jun 1999, 17). Dalam bahasa Prof. Craig Evans, “Yesus telah dikeluarkan dan dipindahkan dalam mana yang diduga lebih layak diterima yaitu latar belakang Helenistik”(The Missing Jesus:Rabinic Judaism and the New Testament, 2002:11).

No comments:

Post a Comment