Wednesday, December 13, 2017

KHANUKAH: PERAYAAN MUKJIZAT DAN PENEGASAN KEMESIASAN YESUS


Apakah hari raya Khanukah itu? Apakah Yesus Mesias kita merayakan Khanukah? Apakah Khanukah relevan dirayakan oleh Kekristenan? Keterangan mengenai Yesus merayakan Khanukah dapat kita simak dalam kesaksian Kitab Yohanes sbb: “Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Tuhan di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Tuhan, di serambi Salomo” (Yoh 10:22-23). Tanpa pemahaman latar belakang keagamaan Yudaisme Abad 1 Ms dan latar belakang kebudayaan Yahudi pada zaman itu, maka kita akan kerap gagal memahami pesan-pesan yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru karena banyak perkataan Yesus, ajaran Yesus, perumpamaan Yesus yang terekam dalam keempat Injil dibungkus dalam idiom Ibrani sekalipun dikisahkan dalam bahasa Yunani. Demikian pula surat-surat rasuli baik rasul Paul, rasul Yakobus, rasul Yudas dll.

Michael D. Marlowe dalam artikelnya The Semitic Style of the New Testament menjelaskan sbb: Meskipun bahasa Kitab Perjanjian Baru secara mendasar adalah bahasa koine atau bahasa Yunani yang umum dipergunakan saat kitab ini dituliskan, namun para penulis Kitab Perjanjian Baru, menuliskan dalam corak Hebraik atau Semitik yang tidak sepenuhnya bersifat idiomatik Yunani. Karakter bercorak khas ini meliputi beberapa bagian seperti, tata bahasa, kalimat, arti kata dan ciri-ciri yang bersifat retorika suatu naskah. Contoh-contoh khusus corak khas ini, secara kebahasaan dinamai Hebraism atau secara lebih luas, Semitism (sebuah istilah yang meliputi pengaruh-pengaruh Aramaik sebagaimana pula Ibrani)”[1]

DR. David Stern penulis Jewish New Testament Commentary menegaskan, “Traditional rabbinic viewpoint are an essential element to take into account in understanding the text of the New Testament” [2](Sudut pandang tradisional rabinik merupakan elemen dasar untuk mendapatkan pengertian yang jelas mengenai naskah Kitab Perjanjian Baru).

Oleh karenanya dengan pendekatan latar belakang keagamaan Yudaisme dan latar belakang kebudayaan Yahudi Abad 1 Ms maka kata Yunani τα εγκαινιατοις ιεροσολυμοις (ta egkainiatois ierosolumois) dan kata Aramaik “dekhudata burishalem” bermakna sebuah perayaan Yahudi kuno yang disebut dengan Khanukah.

Oleh karenannya dalam terjemahan bahasa Ibrani modern oleh Franz Delitzh dalam Hebrew New Testament dituliskan ויהי חנכה בירושלים (wayehi khanukah birushalayim). Sementara DR. David Stern dalam Complete Jewish Bible menerjemahkan dalam bahasa Inggris dengan, Then came Hanukkah in Yerushalayim”.

Makna Kata Khanukah

Kata Khanukah berasal dari kata Ibrani Khanak yang artinya “menahbiskan” atau “menetapkan”. Beberapa kasus dimana kata Khanak dan Khanukah muncul al.,

 “Pada hari yang kedelapan mereka mengadakan perkumpulan raya, karena mereka telah merayakan pentahbisan mezbah (khanukat hamizbeakh)selama tujuh hari, dan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari”. (2 Taw 7:9 )

Sebagai korban keselamatannya kepada YHWH Salomo mempersembahkan dua puluh dua ribu ekor lembu sapi dan seratus dua puluh ribu ekor kambing domba. Demikianlah raja dan segenap Israel mentahbiskan rumah YHWH  itu (wayakhneu et bet YHWH)” (1Raj 8:63 )

“Untuk pentahbisan rumah Tuhan ini (lehaqrivu khanukat bet Elaha denah) mereka mempersembahkan lembu jantan seratus ekor, domba jantan dua ratus ekor dan anak domba empat ratus ekor; juga kambing jantan sebagai korban penghapus dosa bagi seluruh orang Israel dua belas ekor, menurut bilangan suku Israel”. (Ezr 6:17)

Latar Belakang Historis

Perayaan Khanukah Modern berasal dari sebuah peristiwa sejarah Israel di Abad VII sM tepatnya Desember (Kislew) 164 sM. Tahun tersebut merupakan tahun penting kemenangan peperangan dan perlawanan yang dilakukan oleh Yehuda Makabbe (Judas Macabeus) untuk melawan Anti Semitisme yang diberlakukan oleh Anthiokus Ephiphanes dari Wangsa Seleukus yang menguasai Syria saat berupaya melakukan proses Helenisasi (Yunanisasi pemikiran dan kebudayaan dalam keseluruhan aspek kehidupan wilayah yang dikuasainya) terhadap orang-orang Yahudi. Perang besar lainnya dalam sejarah Yahudi terjadi pada tahun 135 Ms di bawah kepemimpinan Simon Barkhokhba.

Saat Anthiokus Epiphanes berkuasa tahun 167 sM, dia berusaha menaklukan Yerusalem dan Bait Suci. Ketika dia berhasil merebut Bait Suci, dia melakukan kenajisan dengan membuang darah babi di dalam Bait Suci serta mendirikan patung dewa Yupiter sebagai pusat penyembahan.

Kejadian ini menyedihkan umat Yahudi dan di bawah kepemimpinan Yehuda Makabee disiapkan sebuah taktik perlawanan gerilya untuk merebut kembali Bait Suci. Dalam pertempuran gemilang di musim dingin di bulan Desember tahun 164 Yehuda Makabee dengan pasukannya yang jumlahnya jauh lebih kecil dari pasukan Syria berhasil memukul mundur prajurit musuh dan merebut Bait Suci.

Karena hari sudah petang dan harus menyalakan menorah yang ada di Bait Suci serta membersihkan berbagai patung dewa-dewa, maka dibutuhkan minyak untuk menyalakan api. Sayangnya minyak yang tersedia hanya cukup untuk satu atau dua hari. Dan untuk membuat minyak baru dibutuhkan sekitar 8 hari. Mukjizat terjadi bahwa menorah tetap menyala sampai 8 hari lamanya hingga orang-orang Yahudi mampu membuat minyak yang baru.

Peristiwa mukjizat tersebut diperingati sejak saat itu hingga kini dengan sebutan Khanukah yang ditandai dengan penyalaan lilin selama 8 hari di setiap rumah tangga Yahudi. Masing-masing hari menyalakan satu lilin hingga hari ke delapan lilin menyala semuanya.

Ada pararelisasi antara perayaan Khanukah dengan Christmass oleh Kekristenan di bulan Desember dimana penggunaan lilin menjadi bagian yang utama. Apakah Perayaan Christmass merupakan perayaan yang dipengaruhi tradisi perayaan Khanukah Yahudi? Atau sebuah upaya kontekstualisasi Kekristenan Barat untuk membuang unsur pagan dalam perayaan Natalis Sol Invicti yang dirayakan pada tanggal 25 Desember?[3] Atau penggabungan keduanya yaitu sebuah upaya kontekstualisasi ibadah pagan Romawi yaitu perayaan ulang tahun dewa matahari yang semula dirayakan orang Romawi penyembah berhala untuk kemudian didedikasikan bagi Yesus Sang Mesias oleh orang Romawi Kristen dengan mengadaptasi nilai-nilai dalam perayaan Yahudi yaitu Khanukah?

Perayaan Berlapis Makna

Kita tinggalkan sejenak kontroversi siapa yang mempengaruhi siapa (Khanukah mempengaruhi Christmass atau Natalis Sol Invicti mempengaruhi Christmas). Kita renungkan dengan seksama lapisan makna dari perayaan Khanukah tersebut.

Perayaan Terang

Karena Khanukah berpusatkan pada penyalaan Menorah sebanyak 9 buah (Khanukiah) dimana lilin yang ditengah yang disebut Shamash menjadi sumber penyalaan lilin lainnya. Maka perayaan Khanukah adalah perayaan Terang

Perayaan Kemenangan Melawan Anti Semitisme

Peristiwa kemenangan Yehuda Makabee sebagai panglima perang Yahudi melawan pasukan Anthiokus Epifanes merupakan peristiwa kemenangan melawan Anti Semitisme dan Helenisme.

Perayaan Mukjizat

Peristiwa menorah menyala selama delapan hari sekalipun persediaan minyak hanya cukup untuk satu hari merupakan mukjizat dan intervensi Tuhan yang menunjukkan kuasa dan pemeliharaannya terhadap bangsa Yahudi dan keberlanjutan Yudaisme yang berpusatkan pada YHWH dan Torah-Nya. Semboyan yang terkenal saat Khanukah adalah, Nesh Gadol Shamah (Ada perbuatan ajaib di sana)

Relevansi Bagi Kekristenan

Apakah Kekristenan perlu dan relevan merayakan Khanukah? Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) yang menggulirkan Teologi Judeochristianity[4] di Indonesia memiliki tugas untuk melakukan restorasi dan rekonstruksi pilar-pilar ibadah Kekristenan perdana yang berakar pada Yudaisme pra modern.

Sebagaimana Indonesian Judeochristianity Institute (IJI) mengangkat relevansi ibadah harian tiga kali sehari (Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv), ibadah pekanan (Sabat), ibadah bulanan (Rosh Qodesh), ibadah perayaan tahunan (Sheva Moedim) sebanyak tujuh perayaan, maka perayaan Khanukah sekalipun di luar Tujuh Hari Raya yang ditetapkan YHWH, tetap dapat diadaptasi dan diberlakukan dalam ibadah Kekristenan mazhab Judeochristianity.

Bagi Kekristenan mazhab Judeochristianity, Khanukah merupakan momentum untuk merayakan hal-hal berikut: Perayaan penegasan pada dunia pada umumnya dan bangsa Yahudi khususnya bahwa Yesus Sang Mesias (adalah Terang Dunia. Yesus bersabda, "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup”. Yesus adalah “Terang Dunia” (or ha olam, Ibr – nuhreh d’alama, Arm – phos tou kosmou, Yun) dan barangsiapa mengikut Yesus mereka tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan berjalan dalam terang. Mengapa demikian? Karena Yesus adalah Anak Tuhan yaitu Firman Tuhan YHWH yang menjadi manusia (Yoh 1:14, Ibr 1:1-3), maka sebagaimana Tuhan YHWH Sang Bapa adalah Terang maka di dalam Yesus Terang Sang Bapa itu sampai pada kita dan berdiam dalam diri kita.

Tanpa cahaya, kita akan kesulitan dalam menentukan jalan yang kita lalui ini benar atau salah. Saya masih ingat saat saya masih SMU dan aktif dalam kegiatan kepramukaan. Sebelum mencapai tingkatan-tingkatan dalam kepramukaan saya biasanya menjalani jurit malam dimana saya dan teman-teman harus menempuh jalanan pedesaan yang gelap semalaman hanya dengan bimbingan lilin ditangan. Tanpa lilin di tangan, berjalan serasa sendirian dan mengalami disorientasi serta takut jikalau menabrak sesuatu yang mengancam keselamatan. Betapa pentingnya nyala sebuah lilin dalam perjalanan yang dikepung kegelapan.

Dalam kehidupan yang kita jalani, kita kerap berada dalam situasi kegelapan dan disorientasi. Kita tidak tahu harus berbuat apa dan hendak kemana kita melangkah. Kita disergap kebuntuan dan kegalauan dalam mengambil keputusan.

Jika kita bersama Yesus dan tinggal di dalam Yesus, maka kita telah tinggal di dalam Sang Bapa karena Yesus bersabda, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yoh 14:23). Jika kita tinggal di dalam Yesus maka Terang Yesus akan membimbing seluruh langkah kehidupan kita sehingga kita terhindar dari menempuh jalan yang keliru nan menyesatkan.

Ketika seseorang berada dalam kegelapan dan kebuntuan ekonomi, mereka akan melakukan jalan pintas dengan melakukan pekerjaan yang melanggar hukum dan norma agama. Ketika seseorang kehilangan orang yang dikasihinya dan gagal mengiklaskan kepergiannya maka kehidupannya akan dihantui rasa bersalah dan kesedihan. Ketika seseorang gagal mengendalikan emosi kejiwaannya karena kegagalan dalam bekerja, gagal membangun rumah tangga, gagal memelihara hubungan cinta kasih maka dirinya tergoda untuk melakukan tindakan bunuh diri. Semua kasus di atas menunjukkan bahwa kita kerap menemui kegelapan dalam menjalani hidup.

Tanpa kehadiran Yesus di hati kita yang kita pelihara melalui ibadah harian dan mendengarkan sabda-sabdanya, maka kita akan kehilangan terang yang membuat kita gagal menempuh jalan yang benar. Jika Yesus bersama dan tinggal di dalam diri kita maka terang Yesus akan mencegah kita menempuh perbuatan yang mencerminkan kegelapan dan kebinasaan.

Perayaan penegasan pada dunia untuk melawan segala bentuk Antisemitisme. Anti Semitisme modern terjadi saat Hitler memusnahkan keberadaan 6 juta orang Yahudi di Jerman melalui Pogrom yaitu memasukkan dalam kamar gas untuk meracuni orang Yahudi hingga tewas. Peristiwa tersebut dikenal dengan sebutan Holocaust (Shoah, Ibr). Presiden Ahmadinejad dalam beberapa kali kesempatan kerap meragukan peristiwa tersebut dan menyebutnya sebagai mitos dan isapan jempol yang diciptakan Yahudi. Namun berbagai bukti dan kajian yang dapat disimak dalam berbagai chanel televisi seperti National Geographic Channel dan History telah menggugurkan upaya untuk mengaburkan tindakan keji terhadap kemanusiaan tersebut.

Judeochristianity bukan pembela negara Israel modern, bukan pula pembela Zionisme, bukan pembela segala kepentingan Israel secara politis, bukan pula alat propaganda Israel secara politis[5]. Namun Judeochristianity pun menentang segala bentuk kejahatan kemanusiaan dan kebencian ras yang diekpresikan dalam bentuk Anti Semitisme[6].

Mengapa kita harus menjauhkan dari segala bentuk Anti Semitisme? Pertama, Yesus Sang Mesias secara kemanusiaan adalah Yahudi[7] (Ibr 7:14). Jika kita membenci Yahudi dengan mengikuti opini dunia membenci Yahudi, maka kita pun turut membenci Mesias kita yang Yahudi. Kedua, melalui bangsa Yahudi kita menerima keselamatan (Yoh 4:22) yaitu Yesus Sang Mesias. Ketiga, melalui bangsa Yahudi kita menerima harta rohani (Rm 15:27) yaitu Torah.

Perayaan penegasan pada dunia dan bangsa Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan yang menggenapi nubuatan para nabi. Dalam percakapan Yesus dengan orang Yahudi di Bait Suci  yang terjadi saat perayaan Khanukah, terkait dengan pembuktian apakah Yesus Mesias atau bukan, “Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami” (Yoh 10:24). Dan Yesus memberikan jawaban, “Yesus menjawab mereka: "Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh 10:25).

Perayaan Khanukah dalam konteks Kekristenan khususnya mazhab Judeochristianity sebagai penegasan dan panggilan bagi bangsa Yahudi yang belum menerima Yesus sebagai Mesias bahwa di dalam Yesus terdapat kepenuhan nubuatan para nabi dalam TaNaKh[8]. Dan saat Yesus bertanya mengenai siapakah dirinya di muridnya khususnya Petrus dan ketika Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Tuhan Yang Hidup” (Mat 16:16), beliau membenarkan dengan mengatakan, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat 16:17).

Barney Kasdan memberikan komentar terhadap jawaban Yesus, “the answer to this very appropriate question is contained in Yeshua’s hanukkah message. He clearly reiterates his claim and the proof of his Messiahship” (John 10:25-39)”[9] (jawaban terhadap pertanyaan yang tepat tersebut terdapat dalam pesan Khanukah Yesus. Dia secara tegas mengulangi pernyataannya dan membuktikan kemesiasannya).

Ada sejumlah anggapan yang salah diantara komunitas Kekristenan yang kembali ke akar Ibrani dengan mengatakan, “kita tidak perlu memberitakan Injil kepada orang Yahudi karena mereka telah memperoleh keselamatan dan lebih mengetahui Torah lebih dari kita”. Ini pernyataan yang bertentangan dengan keseluruhan kesaksian dalam Kitab Kisah Rasul dimana para rasul memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sebagai Mesias dan Anak Tuhan baik kepada bangsa Yahudi dan non Yahudi.

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa Apolos seorang yang fasih berdiskusi mengenai topik-topik keagamaan harus bersusah payah meyakinkan orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias sebagaimana dikatakan, “Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Tuhan, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias(Kis 18:27-28).

Jika pekabaran Injil kepada bangsa Yahudi tidak diperlukan, lalu untuk apa paulus dan Silas memberitakan Yesus sebagai Mesias di sinagoga Yahudi sebagaimana dikatakan, “Paulus dan Silas mengambil jalan melalui Amfipolis dan Apolonia dan tiba di Tesalonika. Di situ ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi. Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya kepada mereka dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: "Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu” (Kis 17:1-3)

Perayaan Mukjizat

Manusia membutuhkan mukjizat. Mukjizat adalah wujud intervensi Tuhan atas kesulitan yang dihadapi manusia dengan tujuan membuktikan keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Kitab TaNaKh menampilkan kisah-kisah mukjizat Tuhan membelah laut Teberau, menyediakan Manna di padang gurun bagi leluhur Israel, mengeluarkan air di bukit karang di masa dan Meriba, tulah-tulah yang dikirmkan YHWH terhadap Mesir yang tidak dapat ditandingi oleh para ahli sihir Mesir, kemenangan pasukan Gideon yang berjumlah 300 mengalahkan ribuan pasukan musuh Israel, dll. Kitab Perjanjian Baru berisikan mukjizat dan tindakan YHWH di dalam dan melalui Yesus Putra-Nya yang Tunggal. Membangkitkan orang mati, menyembuhkan berbagai sakit penyakit, mengusir roh-roh jahat.

Mukjizat yang sama dirasakan oleh orang-orang Yahudi di zaman Yehuda Makabee saat minyak yang hanya mampu menyalakan menorah selama satu hari akhirnya mampu bernyala selama delapan hari. Nesh Gadol Shamah (ada perbuatan ajaib di sana) adalah semboyan yang selalu diucapkan saat perayaan Khanukah untuk menandai peringatan perbuatan ajaib Tuhan bagi umat-Nya tersebut.

Perayaan Khanukah menjadi momentum bagi kita untuk meminta mukjizat Tuhan atas berbagai kebutuhan yang kita perlukan. Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan menolong rumah tangga kita yang hendak diambang kehancuran. Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan membuka pintu rezeki dan menyelamatkan kita dari krisis keuangan dan jeratan hutang piutang. Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan bagi mereka yang telah bertahun-tahun meminta seorang anak untuk menyempurnakan kehidupan sebuah keluarga. Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan mempertemukan kita dengan jodoh yang kita harapkan selama ini. Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan menolong kita dari jeratan fitnah yang menjerumuskan kita pada sejumlah kasus pidana.  Perayaan Khanukah menjadi momentum mukjizat Tuhan menolong anak, suami, istri, orang tua yang sedang terancam maut oleh penyakit mematikan. Dan masih ada sejumlah persoalan yang membutuhkan mukjizat dan intervensi Tuhan di dalamnya.

Mari kita jadikan perayaan Khanukah sebagai momentum mukjizat Tuhan menyentuh dan mengintervensi kehidupan kita sehingga kita mengalami kekuatan dan kegairahan baru yang membuat kita semakin menghayati keberadaan dan kedaulatan Tuhan atas kehidupan kita.



[1] Michael Marlowe, The Semitic Style of the New Testament

[2] DR. David Stern, Jewish New Testament Commentary JNTP, 1998, p. 33

[3] Teguh Hindarto, Benarkah Yesus Lahir Pada Tanggal 25 Desember?
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2012/01/benarkah-yesus-sang-mesias-lahir-pada.html

[4] Simak kajian dan penjelasan saya terkait Judeochristianity sbb:

Teguh Hindarto, Judeochristianity (Kristen Yahudi): Pemahaman Terminologis)
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2012/02/kristen-yahudi-judeo-christianity.html

Teguh Hindarto, Judeochristianity: Dimana Kita Berdiri Dalam Sejarah Gereja?
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2012/07/judeochristianity-dimana-kita-berdiri_21.html

[5] Teguh Hindarto, Berdoalah Untuk Kedamaian Yerusalem
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2012/11/berdoalah-untuk-kedamaian-yerusalem.html

[6] Teguh Hindarto, Antisemitisme
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2011/02/antisemitisme.html

[7] Teguh Hindarto, Yesus, Yahudi, Yudaisme
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2011/03/yesus-yahudi-yudaisme.html

[8] Teguh Hindarto, Yesus dan Konsep Mesias Dalam TaNaKh dan Literatur Rabbinik
https://pijarpemikiran.blogspot.co.id/2011/10/yesus-dan-konsep-mesias-dalam-tanakh.html

[9] Barney Kasdan, God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holliday, Baltimore: Messianic Jewish Publisher 1993, p. 114

1 comment:

  1. Silahkan Anda membaca artikel saya berikut ini untuk ayat yang dikutip sepenggal tersebut

    http://bet-midrash.blogspot.co.id/2011/09/apakah-torah-telah-dibatalkan-menurut.html?m=1

    ReplyDelete