Thursday, July 15, 2021

MEMOHONKAN INTERVENSI SURGAWI

Beberapa hari ini, berita duka mengenai kematian teman dan kenalan mewarnai berita-berita yang masuk di group Whatsap dan Facebook saya. Rasanya kematian karena virus Covid begitu dekat dan bergentayangan menghantui seluruh gerak dan aktifitas kita. Semua ini mengingatkan betapa rapuh dan rentannya diri kita sehingga sewaktu-waktu kematian datang menyergap.

Sebagai orang beriman, penyebarluasan pandemi dan dampak mematikan yang mengiringinya bukan sekedar aktivitas organisme jahat bernama Virus Covid-19 yang jika diteropong dengan menggunakan mikroskop berbentuk "paku-paku yang mengelilingi permukaan luarnya" (https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-seperti-inilah-bentuk-corona-yang-berhasil-difoto-dan-diperbesar-ilmuwan-india). Dan Varian Delta berbentuk bulat kekuningan seperti matahari kecil ( https://m.kumparan.com/kumparansains/ini-wujud-asli-virus-corona-delta-seperti-matahari-kecil-1w5yRERRlbp)

Dari kacamata iman, keberadaan wabah dan sampar bisa dihubungkan dengan pesan-pesan Tuhan yang harus kita tafsirkan dan temukan. Bisa jadi Tuhan menyatakan peringatan dan hukuman sebagaimana pada zaman dahulu kala ketika terjadi sampar dan wabah.Kita tidak bisa menghakimi dan memastikan bahwa Covid-19 yang terjadi di hari ini apakah sebagai bentuk hukuman atau teguran sebagai bentuk dosa-dosa sosial manusia yang telah merusak lingkungan namun dibalik semua ini tentu ada maksud dan kehendak Tuhan yang hendak menyatakan kuasa, kekuatan dan teguran-Nya.

Dibalik pandemi selalu ada maut yang mengintai dan mengancam kehidupan. Sebagaimana dikatakan Wahyu 6:8 sbb:

"Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hijau kuning dan orang yang menungganginya bernama Maut dan kerajaan maut mengikutinya. Dan kepada mereka diberikan kuasa atas seperempat dari bumi untuk membunuh dengan pedang, dan dengan kelaparan dan sampar, dan dengan binatang-binatang buas yang di bumi"

Berkaca dari Firman Tuhan di atas, maka dalam situasi pandemi ini, kita harus mensinergikan antara pendekatan material dan pendekatan spiritual untuk mengatasi situasi menyesakkan ini.

Pendekatan material berarti kita melakukan perlindungan terhadap kesehatan dan keselamatan bada melalui pendekatan yang disarankan oleh otoritas medis dan pemerintah. Sementara pendekatan spiritual berarti kita melakukan permohonan kepada Tuhan agar melakukan intervensi Ilahi dengan menjauhkan kita dari wabah dan bencana yang merajalela dalam bentuk pandemi Covid-19.

Tidak ada yang lebih penting diantara keduanya karena keduanya saling mengisi dan melengkapi (pendekatan material dan pendekatan spiritual). Tidak perlu menertawakan mereka yang menaikkan doa memohon Tuhan segera menyingkirkan bencana dan melakukan perlindungan nyata terhadap umat-Nya. Tidak perlu meremehkan mereka yang dengan patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang telah dianjurkan dilakukan.

Itulah sebabnya dikatakan dalam 2 Tawarikh 7:14 sbb:

dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka

Perhatikan frasa, "serta akan memulihkan negeri mereka". Dalam teks bahasa Ibrani  וארפא את־ארצם (weerpa et artsam) yang jika diterjemahkan secara literal, "dan Aku akan menyembuhkan negeri mereka". Jika ingin ada pemulihan atau kesembuhan terhadap negeri, maka bukan hanya upaya yang bersifat material yang dilakukan melainkan upaya spiritual dengan menaikkan doa pengakuan dosa dan memohon perlindungan serta menghalau segala mara bahaya.

Berbicara mengenai perlindungan dan kuasa Tuhan, jangan membatasi kuasa Tuhan berkarya seolah-olah Tuhan tidak bisa memakai sejumlah medium sebagai sarana kesembuhan dan pemulihan.

Jika kita membaca kesaksian 2 Raja-raja 2:19-22 kita akan melihat bagaimana Nabi Elisha melakukan doa pentahiran dengan menggunakan medium garam. Narasi 2 Raja-raja 2:19-22 bisa dikatakan karir permulaan Elisha paska diambilnya Elia ke Sorga dengan kereta berapi diiringi angin badai.

Perbuatan ajaib yang dilakukan Elisha setelah menerima “dua bagian roh” (shenayim ruakh, Ibr) yang dimiliki Elia adalah menawarkan air yang menyebabkan kematian dan keguguran bayi (mawet umeshakalet, Ibr) melalui garam (melakh, Ibr) yang dilempar ke dalam air dengan diucapkan sabda Tuhan, Kemudian pergilah ia ke mata air mereka dan melemparkan garam itu ke dalamnya serta berkata: "Beginilah firman Yahweh: Telah Kusehatkan air ini, maka tidak akan terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi (2 Raj 2:21). 

Apa yang terjadi setelah garam yang dilemparkan ke air tersebut? “Demikianlah air itu menjadi sehat (wayerafe hamayim, Ibr) sampai hari ini sesuai dengan firman yang telah disampaikan Elisa” (2 Raj 2:22).

Jangan membatasi apa yang bisa Tuhan lakukan di masa lalu untuk dilakukan-Nya di masa kini, sekalipun dalam bentuk yang berbeda. Itulah sebabnya saya pernah mengajak jemaat-jemaat yang saya gembalakan untuk menaikan doa permohonan sebagai bentuk upaya dan ikhtiar mengatasi pandemi dengan pendekatan spiritual melalui doa mengoleskan minyak diambang pintu dengan lambang salib dan menaburkan garam ke luar ruangan setelah didoakan dengan penumpangan tangan

Muara dari midrash ini adalah pandemi bukan sekedar beredarnya organisme virus yang harus dihindari dengan sejumlah protokol medis. Pandemi adalah tanda-tanda yang harus dibaca dengan mata batin yang tajam dan dihadapi dengan iman kepada kuasa Tuhan.

Jika berbicara mengenai kuasa Tuhan, janganlah kita membatasi cara Tuhan berkarya dan membatasi cara kita menyatakan kuasa Tuhan dalam kehidupan nyata.

Doa dengan iman dan penggunaan sarana yang tersedia dan disediakan alam bukanlah lahir dari kesesatan dan pencampuran iklan kepercayaan. Sebaliknya, wujud kuasa Tuhan yang tidak dapat dibatasi oleh apapun. 

Jika Tuhan YHWH dapat menggunakan keledai untuk mengingatkan Bileam (Bil 22:21-35), bukankah Tuhan bisa dan pernah membuat manis air pahit di Mara hanya dengan sebuah kayu yang dilempar (Kel 15:25)? Bahkan air sumur di Yerikho tidak lagi mendatangkan kematian oleh karena sarana garam (2 Raj 2:21)?

Marilah kita berseru memohon intervensi surgawi dalam situasi pandemi ini.

 

No comments:

Post a Comment