Wednesday, August 4, 2021

MENGENAI KATA QORBAN DAN QAROV


Foto: https://www.chaimbentorah.com

Dalam Kitab TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) - Kekristenan lazim menyebutnya dengan Kitab Perjanjian Lama - banyak didapati istilah קָרְבָּן (qorban). Kedudukan korban dalam Kitab TaNaKh dapat diketahui berdasarkan nama-nama jenis korban.
Ada beberapa jenis korban al., korban bakaran ( הָעֹלָה - o'lah , Imamat 1:6), korban sajian (מִנְחָה - minkhah , Imamat 2:7), korban keselamatan (שְׁלָמִים - shelamim , Imamat 3;6), korban penghapus dosa (הַחַטָּאת - hakhatat , Imamat 4:20), korban penebus kesalahan (הָאָשָׁם - haasham , Imamat 5:16). Tiap persembahan ini melibatkan unsur baik hewan atau hasil ladang dengan tujuan tersendiri.
Ringkasnya, korban berhubungan dengan pemberesan tiga hal ini di hadapan Tuhan yaitu, khatat, awon, pesha sebagaimana dikatakan Sefer Tehilim (Mazmur) 106:6 sbb:
Kami dan nenek moyang kami telah berbuat dosa (khatanu), kami telah bersalah (he'ewinu), telah berbuat fasik (hirsha'nu)
Sejak Bait Suci Kedua dihancurkan (dibangun kembali tahun 516 sM dan khususnya di era Herodes Agung memerintah dibuat lebih megah) pada tahun 70 Ms, maka ibadah korban dihentikan karena tiadanya Bait Suci. Korban digantikan menjadi tefilah (doa harian), tsedaqah (memberikan derma), teshuvah (pertobatan).
Kembali ke istilah קָרְבָּן (qorban). Akar kata korban adalah קָרוֹב (qarov) yang artinya "dekat". Dengan demikian esensi korban sebenarnya seseorang mendekat pada Tuhan membawa pengakuan dosa dan pertobatan yang diwujudkan dengan membawa hewan yang dipersembahkan.
Bisakah manusia mendekat pada Tuhan? Bagaimana caranya? Apa dampaknya bagi manusia jika dapat mendekat pada-Nya?
Mazmur 145:18 berkata sbb:
קָרֹוב יְהוָה לְכָל־קֹרְאָיו לְכֹל אֲשֶׁר יִקְרָאֻהוּ בֶאֱמֶת׃
Qarov YHWH lekol qoraiw, lekol asher yiqrauhu beemet
YHWH dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan
Restore Names King James Version (RNKJV) menerjemahkan sbb: YHVH is nigh unto all them that call upon him, to all that call upon him in truth
Dari teks di atas kita bisa melihat bagaimana koneksifitas dengan Tuhan atau keterhubungan serta kedekatan dengan Tuhan dibangun saat kita berseru/memanggil nama-Nya, baik dalam doa, dalam nyanyian pujian bahkan saat kita mengulang-ulang nama Tuhan dengan metode tertentu saat kita melakukan doa pribadi, berjalan bahkan saat bepergian.
Frasa, יִקְרָאֻהוּ בֶאֱמֶת (yiqrauhu beemet - memanggil dalam kesetiaan) bisa diartikan berseru dengan kesungguhan hati dan terus menerus.
Jika dekat dengan Tuhan menghasilkan ketenangan (Mazmur 62:2), mengapa kita tidak berseru dan memanggil nama-Nya? Berserulah dan panggilah nama Bapa Surgawi (YHWH) dan nama Sang Putra, Sang Firman yang menjadi manusia (Yahshua/Yeshua/Yesus) agar kedamaian, ketenangan, kekuatan Ilahi senantiasa menyertai

No comments:

Post a Comment