“Ish Tamim” artinya
“Manusia yang Tidak Bercela” atau “Saleh”. Selintas kata atau istilah ini
mencerminkan suatu sifat yang ideal dan sukar ditempuh. Namun kita akan
mengkaji secara singkat akar kata Tamim kaitannya dengan ayat-ayat lain dalam
Kitab Suci, sehingga kit akan mendapatkan gambaran kongkrit makna kata yang
terkandung dalam kata Tamim .
Perintah-perintah YHWH di dalam Yesus Sang Mesias tidak ada yang abstrak dan
sulit. Perintah-perintah-Nya selalu kongkrit, riil dan dapat dikerjakan oleh
umat-Nya. Yang sulit adalah kemauan dan komitmen kita untuk melaksanakan
perintah-perintah-Nya. Dasar pembahasan
kita beranjak dari Firman Tuhan mengenai Abraham sbb, “Ketika Abram berumur sembilan puluh
sembilan tahun, maka YHWH menampakkan diri kepada Abram dan
berfirman kepadanya: "Akulah Tuhan Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapan-Ku dengan tidak bercela” (Kejadian 17:1).
Untuk memahami arti kata Ish Tamim, kita akan mengkaji
terlebih dahulu kata Tamim dalam Kitab TaNaKh (Torah,
Neviim, Ketuvim) yang lazim disebut oleh Kekristenan dengan Kitab Perjanjian
Lama. Kata Tamim muncul dalam TaNaKh namun
memiliki pengertian ganda dan tergantung konteks kalimatnya. Jika kata Tamim dihubungkan dengan binatang, maka bermakna,
“tidak memiliki cacat fisik”:
- “Anak
dombamu itu harus jantan, tidak
bercela, berumur setahun; kamu boleh ambil domba atau kambing”
(Kel 12:5)
- “Jikalau
persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia
mempersembahkan seekor jantan yang tidak
bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya (YHWH)
berkenan akan dia” (Im 1:3)
Jika kata Tamim dihubungkan dengan waktu,
maka akan bermakna, “putaran waktu penuh sebagaimana dikatakan “Maka
berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan
dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang
Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam
kira-kira sehari penuh” (Yos
10:13)
Jika kata Tamim dihubungkan dengan benda yang
setara, maka bermakna “kembar” atau “pasangan”:“Kedua papan itu kembar pasaknya
di sebelah bawah dan seperti itu juga kembar pasaknya di sebelah atas, di dekat
gelang yang satu itu, demikianlah dibuat orang dengan kedua papan yang untuk
kedua sudutnya itu” (Kel 36:29)
Jika kata Tamim dihubungkan dengan perilaku manusia, maka maknannya dapat
berarti “saleh”, “tidak bercela”, “sempurna”:
- “Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Tuhan)dan menjauhi kejahatan” (Ayb 1:1).
- “Adapun Tuhan jalan-Nya sempurna; janji YHWH adalah murni;
Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya” (Mzm
18:31)
- “Aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan” (Mzm 18:24)
Dari kajian kata Tamim di atas, kita memperoleh
pengertian bahwa kata ini merefleksikan keutuhan. Ibarat lingkaran, bulat utuh
tidak bengkok atau patah. Ibarat air dalam gentong, dia mengisi penuh ruang
kosong dalam gentong tersebut. Ibarat bumbu masak pada sayuran, bumbu itu
mengkhamiri seluruh sayuran sehingga menciptakan rasa yang tepat. Dengan
ilustrasi di atas, kata Tamim merefleksikan keutuhan,
totalitas, komitmen.
Bagaimana kata Tamim dalam Kitab
Perjanjian Baru? Yahshua Sang Mesias menutup midrash tentang makna kehadiran
diri-Nya dan hubungannya dengan Torah, dengan mengatakan, “Karena itu haruslah kamu sempurna,
sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”(Mat 5:48). Kata
“sempurna” pada ayat tersebut, dalam naskah Yunani dipergunakan kata Teleios dan dalam Hebrew New
Testament, yaitu terjemahan bahasa Ibrani untuk komunitas Yahudi, dengan
kata Tamim.
Selengkapknya dalam Hebrew New
Testament, dikatakan: “Laken heyu temimim, kaasher avikem bashamayim
tamim hu”. Makna Tamim. dalam ucapan Yesus Sang Mesias bermakna
bahwa kita sebagai orang beriman, seharusnya memiliki perilaku hidup, sikap
moral, gaya hidup yang melampui pemikiran rata-rata. Jika orang lain mampu
membalas kekerasan dengan kekerasan, kita melakukan yang lebih dari itu yaitu
mengampuni dan tidak membalas dengan kekerasan. Jika orang mengartikan berzinah
hanya sebatas memiliki PIL (pria idaman lain) atau WIL (wanita idaman lain),
kita menghindari pikiran-pikiran erotis ketika melihat seseorang yang menarik
perhatian kita secara seksual. Jika orang mengartikan membunuh adalah
menghilangkan nyawa seseorang, maka kita menghindari kata-kata umpatan yang
jahat yang dapat membunuh karakter dan kepercayaan diri serta harga diri
seseorang. Bukankah sikap-sikap ini merefleksikan sikap seorang Ish Tamim (manusia yang saleh dan tidak
bercela)?
Davar sof (akhir kata), marilah
kita berjalan, menjalani hidup dengan sikap yang Tamim., sehingga kita menjadi Ish Tamim di hadapan Tuhan Semesta Alam. Bukan hanya menjadi Ish Tamim di tempat ibadah atau di hadapan
keluarga namun dimanapun, ditempat kerja, di tempat pendidikan, di
tempat-tempat dimana kita tidak memiliki teman-teman yang seiman dengan kita.
Apa hasilnya ketika kita mengejawantahkan sifat Tamim dalam seluruh aspek hidup kita? Sebagaimana dikatakan
dalam Kejadian 17:2, “…Aku akan membuat engkau sangat banyak”. Banyak berkat,
banyak kebaikan, banyak keindahan, banyak kedamaian, banyak kenikmatan, dll.
No comments:
Post a Comment