Friday, June 2, 2017

PEMBERIAN TORAH DI SINAI DAN PEMBERIAN ROH KUDUS DI YERUSALEM: Memahami Konteks Sosio Historis Kisah Rasul 2:1


Kisah Rasul 2:1 mencatat, "Ketika tiba hari raya Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di Yerusalem". Ayat di atas begitu familiar di telinga semua orang Kristen ketika tiba perayaan Pentakosta di mulai. Dan hampir semua orang Kristen akan mendefinisikan Hari Raya Pentakosta sebagai Turunnya Roh Kudus.

Namun jika kita membaca dari bingkai dan konteks Yahudi dan Yudaisme Abad 1 Ms maka Pentakosta bukan perayaan yang baru ada di zaman Yesus. Pentakosta bukan hari raya yang berdiri sendiri. Pentakosta adalah penamaan terhadap salah satu dari 7 hari raya yang ditetapkan YHWH di Sinai dengan nama Yom Shavuot (Hari Raya Tujuh Minggu) beriringan dengan Pesakh, ha Matsah (roti tidak beragi), Sfirat ha Omer (penghitungan omer)/Bikurim (buah sulung) - Imamat 23:1-44.

Ketika TaNakh (Torah, Neviim, Ketuvim) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alexandria dengan nama Septuaginta, maka istilah Yom Shavuot diterjemahkan dengan Pentekostes (Im 23:16). Ketika Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani melaporkan perayaan yang dirayakan oleh orang2 Yahudi (Ioudaismos) dan penganut agama Yahudi (Proselutos) serta dirayakan pula oleh para rasul Yesus, maka dituliskan Pentekostes yang dalam bahasa Ibrani dituliskan Yom Shavuot. Oleh karena itu DR David Stern dalam Jewish New Testament menerjemahkan Kisah Rasul 2:1 dalam bahasa Inggris dengan menampilkan latar belakang dunia Yahudi dan Yudaisme sbb: "The festival of Shavu'ot arrived and the believer all together in one place"(1989:154)

Dalam tradisi Yahudi dan Yudaisme, Yom Shavuot atau Pentakosta dipahami sebagai perayaan: Pertama, perayaan panen dan mempersembahkan dua buah roti sebagai buah sulung (Bikurim) bagi YHWH dimulai dengan menghitung omer (berkas gandum) pada hari sesudah Sabat dan sesudah perayaan Pesakh (Im 23:11,15). Sebagaimana kita ketahui setelah bangsa Israel keluar dari tanah Mesir melalui Laut Teberau (Kel 14:1-31; 15:1-21), mereka harus memasuki padang gurun dan mengalami beberapa peristiwa penting al., Tuhan YHWH mengubah air yang pahit menjadi manis (Kel 15:22-27), pemberian Manna dari langit (Kel 16:1-36), keluarnya air dari batu karang saat bangsa Israel kehausan di Masa dan Meriba (Kel 17:1-7) serta peperangan dan penaklukan terhadap Amalek (Kel 17:8-16).

Setelah tiba di Tanah Perjanjian, bangsa Israel diminta memperingati Perayaan Shavuot dengan cara menghitung berkas gandum (Omer) dari hari pertama sampai hari ke lima puluh sebelum nantinya diolah menjadi dua buah roti untuk diberkati oleh imam di Bait Suci. Dalam tradisi Yahudi biasanya selama 49 hari menjelang Shavuot setiap harinya akan mengucapkan birkat sbb, Baruk Atta YHWH Eloheinu Hu Melek ha Olam asyer kidshanu bemitsotaiw wetsiwanu al sfirat ha omer (Diberkatilah Engkau YHWH Tuhan kami Raja Alam Semesta yang telah menyucikan dan memerintahkan kami untuk menghitung berkas gandum) sembari diiringi membaca kalimat, ha yom yom ekhad ba omer (inilah hari pertama penghitungan omer) terus demikian sampai hari ke lima puluh. Selain membaca birkat juga membaca Mazmur 67 dikarenakan terdapat 49 ayat di dalamnya.


Para penganut Kabalah menambahkan perayaan pada hari ke-33 dari 49 hari tersebut dengan nama Lag ba Omer dari dua huruf Lamed dan Gimel sehingga membentuk formasi angka 33 dalam numerisasi Yahudi. Lag Ba Omer dilaksanakan sebagai perayaan kewafatan Rabi Simon bar Yokhai guru dari Rabi Akiva dan perayaan gugurnya 24.000 murid Rabi Akiva dalam pemberontakkan Simon ba Khokba (130 Ms).

Pada hari kelimapuluh berkas gandum akan diolah menjadi dua buah roti dan buah-buahan yang sudah terlihat tumbuh sebagai permulaan (buah sulung) akan ditandai dengan benang atau pita untuk kemudian pada hari kelimapuluh dipetik dan ditaruh pada bakul khusus serta dipersembahkan pada imam untuk diberkati (Ul 26:1-3) untuk kemudian umat Israel menjawab berkat tersebut (Ul 26:5-11). Adapun buah-buahan yang dipersembahkan termasuk dalam kategori shivat ha minim yaitu gandum, jelai, buah anggur, buah ara, buah delima, buah zaitun dan madu (Ul 8:8). Perayaan Shavuot dilaksanakan dengan sukacita dan semua orang baik janda dan yatim diundang dalam sukacita tersebut (Ul 16:9-11).


Kedua, perayaan pemberian dan turunnya Torah di Sinai (Talmud:Shabat 86b, Pesachim 68b). Bermula dari penafsiran Keluaran 19:1 dimana leluhur Israel tiba di padang gurun Sinai pada bulan ketiga (siwan). Sekalipun ada perbedaan penafsiran apakah Yom Shavuot sebagai perayaan panen yang kemudian bergeser menjadi perayaan pemberian Torah di Sinai atau sebaliknya yaitu perayaan pemberian Torah di Sinai yang kemudian bergeser menjadi perayaan panen lantas kembali bergeser kembali ke perayaan pemberian Torah setelah Bait Suci roboh tahun 70 Ms sehingga perayaan panen tidak dapat dilaksanakan di Bait Suci.


Perayaan Yom Shavuot kemudian dinamai Zemaan matan Torateinu alias “waktu pemberian Torah bagi kita”. Dalam tradisi Yahudi malam sebelum dilaksanakannya perayaan Shavuot dilakukan kegiatan semalam suntuk membaca Kitab Torah yang disebut dengan Tikun leil Shavuot yang artinya perbaikan/pemulihan bagi malam Shavuot”. Di sinagoga biasanya dibacakan Sepuluh Perintah (Aseret ha Dibrot) dan umat menjawab, Kol asyer dibber YHWH naaseh wenishma (Semua yang YHWH katakan akan kami perbuat dan lakukan – Keluaran 19:8; 24:3,7). Kitab Rut dibacakan karena Rut melambangkan orang non Yahudi (Moab) yang telah mengikut Tuhannya orang Yahudi (Rut 1:16) dan setting narasi Kitab Rut adalah panen bangsa Israel.


Perayaan Shavuot juga dihayati secara tradisional oleh orang Yahudi sebagai lahirnya bangsa Israel dan pernikahan antara Tuhan dengan umat-Nya. Torah disimbolisasikan sebagai surat nikah (Ketubah).

Demikianlah kita telah memahami aspek historis dan teologis Perayaan Shavuot dalam konteks sosio religius Yahudi dan Yudaisme. Dalam bingkai sosio historis tersebut kita dapat memahami konteks Kisah Rasul 2:1 sebagai perayaan Shavuot dimana semua orang Yahudi berkumpul di Yerusalem karena perayaan ini bagian dari Shalosh Regalim yaitu Pesakh – Shavuot – Sukot (Ul 16:16).


Bertepatan dengan hari raya Shavuot maka YHWH menggenapkan rencana untuk memperbarui perjanjian-Nya dan mencurahkan Roh Kudus-Nya untuk tinggal dalam diri para murid Yesus yang memampukan mereka menjadi saksi dan memberitakan Kabar Baik. Perayaan pemberian dan turunnya Torah di Sinai menjadi momentum baru pada hari itu menjadi peristiwa pemberian dan turunnya Roh Kudus yang memenuhi para murid Yesus sebagaimana pernah dijanjikan sebelumnya oleh Yesus (Yoh 7:38-39).

Dengan memahami latar belakang Yahudi dan Yudaisme inilah kita bisa melihat secara proporsional makna Yom Shavuot/Pentakosta yang bukan berdiri sendiri karena dihubungkan dengan satu2nya peristiwa historis yaitu turunnya Roh Kudus melainkan peristiwa peringatan turunnya Torah sebagaimana dikatakan DR David Stern dalam Jewish New Testament Commentary sbb: "It is in this framework of Jewish thought and custom, in which Shavu'ot is celebrated as festival of harvest and Torah, that the event of Acts 2 must be understood. Because it was God's intention to bring the Jewish New Covenant (Jeremiah 31:30-33) to the Jewish people in a Jewish way, he made maximal use of the Jewish festivals to convey new truths in ways that emphasized their connection with old truths - Dalam kerangka pemikiran dan kebiasaan Yahudi inilah - dimana Shavu'ot dirayakan sebagai festival panen dan Torah - bahwa peristiwa dalam Kisah Para Rasul 2 harus dipahami. Karena itu adalah kehendak Tuhan untuk membawa Perjanjian Baru Yahudi (Yeremia 31 : 30-33) kepada orang Yahudi dengan cara Yahudi. Dia memanfaatkan secara maksimal perayaan Yahudi untuk menyampaikan kebenaran baru dengan cara yang menekankan hubungan mereka dengan kebenaran lama” (1998:219).

Dalam bingkai pemahaman latar belakang Yahudi dan Yudaisme inilah, ketika kita merayakan Pesakh, kita bukan hanya merayakan kewafatan Yesus yang ditandai dengan jamuan Seder Pesakh namun serentak merayakan leluhur Israel terbebas dari tulah maut ke luar dari tanah Mesir. Ketika kita merayakan Buah Sulung, kita bukan hanya merayakan kebangkitan Yesus dari kematian melainkan serentak merayakan pesta panen yang terjadi dalam siklus pertanian Israel. Demikiam pula saat kita merayakan Pentakosta bukan hanya merayakan peristiwa historis turunnya Roh Kudus melainkan merayakan Turunnya Torah di Sinai.

Dengan demikian, Sheva Moedim (7 Hari Raya) dimana salah satunya Yom Shavu'ot (Pentakosta) bukan hanya sebuah perayaan historis dimana YHWH bertindak untuk Israel yang tergambar dalam perayaan2 tersebut namun perayaan Mesianis dan Eskatologis alias perayaan yang menunjuk pada karya Yesus pada kedatangannya yang pertama dan kedatangannya yang kedua kali.

No comments:

Post a Comment