Wednesday, May 24, 2017

ISTRI PERTAMA



Hiduplah seseorang dengan empat istrinya. Istri yang pertama tua dan biasa saja serta tidak diperhatikan. Istri kedua lebih sedikit cantik dan diperhatikan. Istri ketiga lebih cantik dari istri pertama dan kedua dan cukup mendapat perhatian. Istri keempat lebih cantik, lebih muda dan disanjung serta diutamakan. 

Berlalulah waktu dan tibalah saat sang suami dengan empat istri ini mengakhiri tugas kehidupannya di dunia. Sebelum dia meninggalkan dunia dia bertanya pada keempat istrinya. Kepada istrinya yang keempat dan paling cantik serta diutamakan dia bertanya, "Maukah engkau menemaniku di dalam kubur?" Sang istri menggelengkan kepala dan berkata, "Maaf, cukup sampai di sini saja saya mengikut denganmu!". 

Saat dipanggil istrinya yang ketiga dan ditanya hal yang sama, dia pun menjawab, “Maaf, saya hanya akan mengantarmu sampai di kamar mayat dan paling jauh sampai di rumah duka”. Kemudian dipanggil istri yang kedua dan ditanya hal yang sama, maka dia pun menjawab, “Baik, saya akan menemanimu tapi hanya sampai ke liang kubur, setelah itu selamat tinggal”

Sang Suami sungguh kecewa mendengar semua itu. Tetapi inilah kehidupan dan menjelang kematiannya. Akhirnya dipanggillah istri yang pertama dan ditanya hal yang sama, sang suami tak menyangka akan jawaban yang diberikannya, “Saya akan menemani ke manapun kamu pergi dan akan selalu mendampingimu…”. 

Siapakah keempat istri dari suami yang hendak mendekati ajal dan maut tersebut? Istri keempat adalah harta dan kekayaan yang telah dikumpulkan selama nafas tinggal dalam tubuh. Istri ketiga adalah teman-teman dalam hubungan sosial yang dibangun selama hidup. Sedangkan istri kedua adalah keluarga baik anak istri, suami atau saudara-saudara terdekat. 

Ketiganya hanya mengantar kita sampai di liang lahat dimana terbaring sebuah jasad. Lalu siapakah istri pertama itu? Dialah segala perbuatan yang selama ini kita kerjakan di dunia. Sekalipun dalam iman Kristiani, seseorang diselamatkan dan dianugrahi kehidupan kekal bukan oleh karena banyaknya perbuatan baik yang dia kerjakan, namun perbuatan yang kita kerjakan di dunia entahkah baik dan entahkan buruk akan dipertanggungjawabkan (Why 20:12). 

Dan jika seseorang yang telah ditebus dan diselamatkan gagal mempertahankan kehidupan sebagai umat tebusan dan menumpukkan perbuatan yang buruk, maka sia-sialah keselamatan yang telah dianugrahkan Tuhan (Why 3:5).

No comments:

Post a Comment