Setelah hari Raya
Pesakh dan ha Matsah (Roti Tidak
Beragi) serta Yom ha Bikurim (Buah
Sulung) maka hari raya berikutnya yang ditetapkan Tuhan YHWH di Sinai agar
diperingati oleh Bangsa Israel adalah Yom
Shavuot (Hari Kelimapuluh).
Dimana kita bisa menemukan Perayaan Shavuot dalam Kitab Perjanjian Baru? Ketika TaNakh (Torah, Neviim, Ketuvim) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alexandria dengan nama Septuaginta, maka istilah Yom Shavuot diterjemahkan dengan Pentekostes (Im 23:16). Ketika Kitab Perjanjian Baru berbahasa Yunani melaporkan perayaan yang dirayakan oleh orang2 Yahudi (Ioudaismos) dan penganut agama Yahudi (Proselutos) serta dirayakan pula oleh para rasul Yesus, maka dituliskan Pentekostes yang dalam bahasa Ibrani dituliskan Yom Shavuot.
Oleh karena itu DR David Stern dalam Jewish New Testament menerjemahkan
Kisah Rasul 2:1 dalam bahasa Inggris dengan menampilkan latar belakang dunia
Yahudi dan Yudaisme sbb: "The
festival of Shavu'ot arrived and the believer all together in one place"(1989:154).
Tanpa pemahaman latar belakang sosio historis Yahudi dan Yudaisme Abad 1 Ms
maka kita akan gagal memahami teks Perjanjian Baru berbahasa Yunani, seolah
Pentakosta adalah hari raya yang berdiri sendiri sebagai hari yang diperingati
sebagai Pencurahan Roh Kudus.
Dalam tradisi Yahudi dan Yudaisme, Yom
Shavuot atau Pentakosta dipahami sebagai perayaan: Pertama, perayaan panen dan mempersembahkan dua buah roti sebagai
buah sulung (Bikurim) bagi YHWH
dimulai dengan menghitung omer (berkas
gandum) pada hari sesudah Sabat dan sesudah perayaan Pesakh (Im 23:11,15).
Gadis-gadis Israel yang memegang gandum
melakukan tarian khusus pada Shavuot (free.messianicbible.com)
anak-anak sekolah di Israel menghidupkan kembali persembahan sulung
yang di bawa ke Yerusalem saat Shavuot (free.messianicbible.com)
Bentuk tradisi di Israel bagi anak-anak untuk membuat dan memakai zer prachim (karangan bunga kepala) pada Shavuot. Sebagai hari libur pertanian, penggunaan Shavuot cukup umum. Selain itu, legenda Yahudi mengatakan bahwa Gunung Sinai meledak menjadi bunga saat pemberian Taurat (free.messianicbible.com)
Kedua, perayaan pemberian dan turunnya
Torah di Sinai (Talmud:Shabat 86b, Pesachim 68b). Bermula dari penafsiran
Keluaran 19:1 dimana leluhur Israel tiba di padang gurun Sinai pada bulan
ketiga (siwan). Sekalipun ada perbedaan penafsiran apakah Yom Shavuot sebagai
perayaan panen yang kemudian bergeser menjadi perayaan pemberian Torah di Sinai
atau sebaliknya yaitu perayaan pemberian Torah di Sinai yang kemudian bergeser
menjadi perayaan panen lantas kembali bergeser kembali ke perayaan pemberian
Torah setelah Bait Suci roboh tahun 70 Ms sehingga perayaan panen tidak dapat
dilaksanakan di Bait Suci.
Perayaan Yom Shavuot kemudian
dinamai Zemaan matan Torateinu alias
“waktu pemberian Torah bagi kita”. Dalam tradisi Yahudi malam sebelum
dilaksanakannya perayaan Shavuot dilakukan kegiatan semalam suntuk membaca
Kitab Torah yang disebut dengan Tikun leil
Shavuot yang artinya perbaikan/pemulihan bagi malam Shavuot”. Di sinagoga
biasanya dibacakan Sepuluh Perintah (Aseret ha Dibrot) dan umat menjawab, Kol asyer dibber YHWH naaseh wenishma (Semua
yang YHWH katakan akan kami perbuat dan lakukan – Keluaran 19:8; 24:3,7). Kitab
Rut dibacakan karena Rut melambangkan orang non Yahudi (Moab) yang telah
mengikut Tuhannya orang Yahudi (Rut 1:16) dan setting narasi Kitab Rut adalah
panen bangsa Israel.
Perayaan Shavuot juga dihayati
secara tradisional oleh orang Yahudi sebagai lahirnya bangsa Israel dan
pernikahan antara Tuhan dengan umat-Nya. Torah disimbolisasikan sebagai surat
nikah (Ketubah).
Pada perayaan Shavuot (Pentakosta) paska kenaikan Yesus ke Sorga ada
peristiwa yang berbeda yaitu turunnya lidah-lidah api sebagai perlambang Roh Kudus
yang dijanjikan Yesus sepeninggalnya untuk menyertai para murid-Nya. Dikatakan
dalam Kisah Rasul 2:1-4, “Ketika tiba
hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba
turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi
seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka
penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam
bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya”. Sebagaimana saat Perayaan Pesakh dintandai dengan makan
matsah (roti tidak beragi), demikianlah Yesus memberikan makna baru terhadap
roti tidak beragi yang menunjuk pada pengorbanan diri-Nya (Luk 22:19),
demikianlah di saat perayaan Torah di Sinai, Yesus menggenapi janji-Nya perihal
turun-Nya Roh Kudus pada diri para murid-Nya.
Pada Shavuot zaman Musa, Bangsa Israel
melihat pembalikan yang luar biasa. Setelah menerima Torah di Gunung Sinai,
3.000 jiwa tewas karena dosa penyembahan terhadap patung anak lembu emas. (Kel 32:28). Beratus tahun kemudian pada
bulan yang sama (Siwan) dimana orang-orang Yahudi merayakan Shavuot, jumlah jiwa yang sama ini
diselamatkan setelah Ruakh Ha Kodesh (Roh Kudus) dicurahkan! Sekitar
3.000 orang ditambahkan ke komunitas orang-orang percaya pasca
perayaan Shavuot (Kis 2:41). Roh
YHWH
membalikkan kehancuran yang disebabkan oleh dosa dan pemberontakan manusia.
Kiranya Roh Kudus yang sama yang telah dicurahkan di
Yerusalem terhadap para murid Yesus dan yang telah mengubah karakter serta
memberdayakan mereka untuk menjadi pewarta Kabar Baik, turut pula memberdayakan
diri kita masing-masing untuk mengalami perubahan karakter semakin menyerupai
Mesias dan dipakai menjadi saksi-saksi-Nya mewartakan Kabar Baik baik secara
lisan maupun perbuatan.
No comments:
Post a Comment