Tuesday, November 20, 2018

DEMENTOR DAN KETAKUTAN KITA


Pernah mendengar istilah Dementor? Ya, bagi mereka penggemar film-film Harry Potter (yang diangkat dari novel-novel J.K. Rowling) tentu tidak asing dengan nama sosok yang ditakuti ini. 


Dementor merupakan sejenis makhluk yang digambarkan setinggi manusia dewasa, tanpa mata, bertampang mengerikan, berkerudung, dan yang terlihat hanya tangannya yang hijau menyeramkan. Mereka ditugaskan untuk menjaga Penjara Azkaban. 

Dementor kemudian dibebaskan dan ditempatkan di tempat-tempat tertentu di Hogwarts untuk menangkap Sirius Black yang telah melarikan diri dari penjara. Dementor menghisap segala kenangan kegembiraan dan kebahagiaan seseorang hingga tinggal segala kesedihan dan ketakutan yang tinggal di kepala. Hal inilah yang sering membuatkan tawanan Azkaban gila dan membunuh diri atau mogok makan hingga mati kelaparan. 

Dalam novel Harry Potter and Orde Phoenix mereka memberontak dan memihak Lord Voldemort dalam petualangannya untuk menguasai dunia sihir dan meneror rakyat sihir dengan menghisap kebahagiaan mereka serta menghisap cahaya yang ada dan membuat kabut yang sangat tebal. 

Kecupan Dementor (Dementor Kiss) adalah istilah yang digunakan bagi merujuk perlakuan dementor menghisap jiwa seseorang sehingga jasad itu kosong seperti tempurung atau lebih parah daripada mati. Korbannya tetap hidup, tetapi tidak memiliki pikiran dan orientasi hidup lagi. Salah satu korbannya adalah Barty Crouch Jr. pada akhir Harry Potter dan Piala Api

Setiap manusia memiliki sifat-sifat ketakutan, kekuatiran, kegelisahan disamping keberanian serta kepercayaan diri. Namun saat kita membiarkan rasa kuatir, gelisah dan takut menguasai kesadaran dan melumpuhkan keberanian serta kepercayaan diri, kita seolah-olah membiarkan rasa takut dan kuatir menjadi Dementor yang mengambil alih keseluruhan kesadaran diri kita. 

Pemazmur mengatakan, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu” (Mzm 56:3). Dalam teks Ibraninya berbunyi, “Yom ira, ani eleka evtakh” (Pada hari aku takut, aku percaya kepada-Mu). Inilah yang membedakkan antara orang beriman dengan tidak beriman. 

Tuhan, bukan hanya sebuah pengetahuan melainkan bagian dari keyakinan yang menghidupi dan mengusir segala bentuk ketakutan dan kegelapan sebagaimana dikatakan, “kepada Tuhan aku percaya, aku tidak takut” (be Elohim batakhti, lo ira – Mzm 56:4).

Adakah Anda selalu terkoneksi dengan Tuhan, layaknya lampu pijar di rumah kita memberikan cahaya karena terkoneksi dengan arus listrik? Jika Anda terkoneksi dengan-Nya melalui ibadah harian, permenungan sabda Tuhan dan doa-doa yang bersifat personal, maka kekuatan yang tidak pernah habis akan senantiasa memenuhi kehidupan kita. 

Jika Tuhan lebih besar dari diri kita dan ketakutan kita, tiada lain kita harus terkoneksi dengan-Nya, memiliki relasi yang personal sebagaimana Tuhan kita panggil dengan sebutan YHWH Sang Bapa Surgawi dan kita menghampiri-Nya melalui Putra-Nya Yang Tunggal, Yesus Sang Mesias

No comments:

Post a Comment