Wednesday, November 7, 2018

KITAB YASHAR, BUKAN KANONIK BUKAN PULA EKSTRA KANONIK


Belakangan ini beredar terjemahan dengan nama Kitab Yashar, Kitab Henokh dan Kitab Yubelium diantara kelompok Kekristenan Akar Ibrani dan Sacred Name Movement di Indonesia. Bukan hanya euforia segala sesuatu yang berbau Yahudi dengan segala aspek kebudayaan dan simbol-simbol yang menyertainya namun juga penggunaan sejumlah kitab-kitab yang non kanonik yang dianggap mendukung prinsip-prinsip gerakan ini mulai diterjemahkan dan disebarluaskan tanpa proses analisis teks yang memadai.

Kita akan memfokuskan pada apa dan bagaimanakah Kitab Yashar?Apakah kitab ini bersifat kanonik atau ekstra kanonik? Dapatkah kita menggunakan Kitab Yashar sebagai rujukkan bersama Kitab TaNaKh dan Perjanjian Baru? Benarkah Kitab Yashar yang beredar saat ini adalah Kitab Yashar yang dikatakan dalam Yosua 10:13?

Sebutan Kitab Yashar muncul dalam Yosua 10:12-13 sbb, “Halo hi ketuvah al Sefer ha Yashar?” (Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur, LAI). Kitab Yashar disebutkan dalam Yosua 10:12-13 ketika Tuhan menghentikan matahari di tengah hari selama pertempuran di Bet Horon. Hal ini juga disebutkan dalam 2 Samuel 1:18-27 yang memuat Nyanyian atau Ratapan Busur, nyanyian pemakaman kesedihan yang Daud ciptakan pada saat kematian Saul dan Yonatan.

Ada kitab berbahasa Ibrani lainnya yang disebutkan dalam Kitab Suci bahwa Tuhan mengarahkan para penulis untuk menggunakannya sebagai rujukkan. Beberapa di antaranya termasuk Sefer Milkhamot YHWH (Kitab Peperangan Tuhan - Bil 21:14), Divre Shemuel ha Ro’eh, Divre Natan ha Navi, Divre Gad ha Khozek (Kitab Samuel Sang Pelihat, Kitab Natan sang Nabi, dan Kitab Gad Sang Pelihat - 1 Taw 29:29), Sefer Divre ha Yamim le Malke Yehuda (Kitab Sejarah Raja-raja Yehuda - 1 Raj 14:29). Kita juga tahu bahwa Salomo menyusun lebih dari seribu lagu (1 Raja-raja 4:32), namun hanya dua yang disimpan dalam buku Mazmur (72 dan 127). Menulis di bawah ilham Roh Kudus dalam Perjanjian Baru, Paulus memasukkan kutipan dari penyair Kreta bernama Epimenides (Tit1:12) dan mengutip kalimat dari penyair Epimenides dan Aratus dalam pidatonya di Athena (Kis 17:28).

Genealogi Sefer haYashar muncul pada tahun 1552 merupakan sebuah midrash (pengajaran) dalam bahasa Ibrani yang juga dikenal sebagai Toledot Adam dan Dibre ha-Yamim be'Aruk. Judul dalam bahasa Ibrani biasanya diterjemahkan dengan Sefer haYashar (Kitab Orang Jujur) - dalam terjemahan bahasa Inggris dikenal dengan sebutan The Book of Jasher. Buku ini dinamai menurut Sefer Yashar yang disebutkan dalam Yosua 10:13 dan 2 Samuel 1:18-27.

Meskipun disajikan dengan nama Sefer haYashar (Kitab Orang Jujur) sebagaimana yang ada pada terjemahan Moses Samuel (1840), namun teks tersebut tidak diterima dalam Yudaisme rabinis, demikian pula teks TaNaKh (Torah-Neviim-Ketuvim yang lazim disebut Kitab Perjanjian lama dalam Kekristenan) tidak membuat klaim sedemikian. Keberadaan  Sefer haYashar jangan dibingungkan dengan Sefer haYashar  lainnya (Pseudo-Jasher) yang dicetak oleh Jacob Ilive pada tahun 1751, yang konon telah diterjemahkan oleh rahib Inggris, bernama Flaccus Albinus Alcuinus.

Versi awal yang tersedia dari midrash Ibrani ini dicetak di Venesia pada 1625 dengan kata pengantar yang mengacu pada edisi sebelumnya di tahun 1552 di Naples, yang tidak ditemukan jejak atau penyebutan lainnya. Pencetaknya bernama Yosèf ben Samuel mengklaim karya itu disalin oleh seorang juru tulis bernama Yakub putra Atyah, dari naskah kuno yang surat-suratnya hampir tidak dapat dibuat.

Teks Venice bertarikh 1625 dikritik habis-habisan sebagai bentuk pemalsuan oleh Leon Modena, sebagai bagian dari kritiknya terhadap Kitab Zohar khususnya dan Kabbalah pada umumnya. Modena adalah seorang anggota rabinik Venesia yang mengawasi pers Ibrani di Venesia, dan Modena mencegah pencetak mengidentifikasi Sefer ha Yashar dengan salah satu kitab dalam TaNaKh yang hilang.

Meskipun telah ada kritikan dari Modena, kata pengantar untuk versi 1625 masih mengklaim bahwa buku sumber aslinya berasal dari reruntuhan Yerusalem pada 70 Ms, di mana seorang perwira Romawi bernama Sidrus diduga menemukan seorang sarjana Ibrani bersembunyi di sebuah perpustakaan yang tersembunyi. Petugas Sidrus dilaporkan membawa cendekiawan dan semua buku dengan aman kembali ke perkebunannya di Seville, Spanyol (di Roma yang dikenal sebagai Hispalis, ibukota provinsi Hispania Baetica).

Ada dua versi Kitab Yashar dalam terjemahan bahasa Inggris yang merujuk pada teks Sefer ha Yashar yang diterbitkan pada tahun 1625 yaitu, Pertama, The Book of Jasher: with Testimonies and Notes, Critical and Historical, Explanatory of the Text, to which is Prefixed, Various Readings, and a Preliminary Dissertation, Proving the Authenticity of the Work (Kitab Yashar: dengan Kesaksian-kesaksian dan Catatan, Kritis dan Sejarah, Penjelasan Teks, yang Awalan, Berbagai Bacaan, dan Disertasi Awal, Membuktikan Keaslian Karya ini). Informasi judul tambahan menyatakan: “Diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dari bahasa Ibrani, oleh Flaccus Albinus Alcuinus, dari Inggris, Kepala Biara Canterbury, yang pergi berziarah ke Tanah Suci, di mana ia menemukan buku ini, di kota Gazna.” Naskah ini diterbitkan di Bristol, Inggris pada tahun 1829. Kedua, The Book of Jasher diterbitkan di New York pada tahun 1840 oleh Mordechai Manuel Noah & A. S. Gould.

Terjemahan Kitab Yashar dalam bahasa Indonesia oleh seseorang yang menamakan dirinya Iwan S (iwan@kitabhenokh.com) merujuk pada terjemahan bahasa Inggris tahun 1840 sebagaimana tertera dalam sampul depannya.

Pada Sefer ha Yashar  edisi 1625 kemudian diklaim bahwa pada beberapa point yang tidak pasti dalam sejarah Islam Spanyol, naskah itu dipindahkan atau dijual ke perguruan tinggi Yahudi di Cordova. Pada edisi 1625 lebih lanjut mengklaim bahwa para sarjana menyimpan buku itu sampai cetakannya di Napoli pada tahun 1552 dan di Venesia pada tahun 1625. Terlepas dari kata pengantar untuk karya terjemahan tahun 1625, tidak ada bukti apapun yang dapat mendukung semua cerita ini. Karya terjemahan tersebut dipergunakan secara luas, tetapi tidak terutama lebih banyak sumber lain selain di Kisah Legenda Yahudi karya Louis Ginzberg.

Sekalipun masih diliputi keraguan apakah terjemahan edisi tahun 1552 di Naples benar-benar dicetak, sebuah studi oleh Joseph Dan, seorang profesor Kabbalah di Universitas Ibrani Yerusalem, dalam kata pengantar untuk edisi kritis tahun 1986 dari teks 1625 menyimpulkan, dari bahasa Ibrani yang digunakan dan sejumlah indikator lainnya, bahwa karya itu sebenarnya ditulis di Naples pada awal Abad ke-16 Ms. Jaringan bahasa Arab menunjukkan bahwa jika kata pengantar untuk versi 1625 begitu “berlebihan”, maka itu mungkin ditulis oleh seorang Yahudi yang tinggal di Spanyol atau Italia selatan.

Dalam  Sefer ha Yashar  tercakup sejarah biblikal dari penciptaan Adam dan Hawa hingga ringkasan penaklukan awal bangsa Israel atas Kanaan di awal sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Hakim-Hakim. Ini berisikan berbagai kisah yang sesuai dengan yang dikutip dalam teks-teks Kitab TaNaKh, baik kisah tentang matahari dan bulan yang ditemukan dalam Kitab Yosua, dan juga kisah yang dilaporkan dalam Kitab  2 Samuel 1:18  untuk mengajar keturunan Yehuda untuk bertarung dengan busur sebagaimana dikatakan dalam Yashar 56:9 (versi terjemahan bahasa Indonesia), “Hanya ajarlah anak-anakmu busur dan seluruh senjata perang, supaya mereka dapat bertempur dalam peperangan saudara-saudara mereka yang akan memerintah atas musuh-musuhnya”.

Namun demikian,  Sefer ha Yashar  secara keseluruhan tidak bisa dianggap teks yang sangat tua sebagaimana yang ditunjukkan pada Pasal 10, yang meliputi keturunan Nuh, namun berisi nama-nama orang yang hidup di Abad Pertengahan untuk wilayah dan negara, yang paling jelas adalah nama Franza untuk Perancis (Yashar 10:8) dan Lumbardi di Italia untuk Lombardy (Yashar 10:1)

Teks dalam bab ini secara persis mengikuti permulaan Josippon, sebuah teks rabinik Abad ke-10 Ms yang mencantumkan berbagai macam orang yang tinggal di Eropa sekitar tahun 950 Ms.

Sebagian besar kisah ekstra biblikal ditemukan dalam bentuk yang hampir sama dalam kompilasi Abad Pertengahan lainnya atau dalam Talmud, sumber-sumber midrash atau sumber-sumber dalam bahasa Arab lainnya. Sebagai contoh, ini termasuk kisah umum bahwa Lamech dan putranya, Jabal, secara tidak sengaja membunuh Kain, dengan demikian menuntut kembali kejahatannya untuk membunuh Habel.

Kronologi yang membingungkan juga dapat ditemukan dalam Kitab Yashar Pasal 5 yang sekilas nampak sama dengan Kitab Kejadian khususnya jumlah tahun kematian nama-nama leluhur Nuh namun yang ganjil adalah saat Nuh yang dilahirkan dari istri Lamekh (Kej 5:28-29) baru ada setelah leluhurnya tiada yaitu Enosh, Kainan, Mahalaleel, Yared dll namun dalam Kitab Yashar 5:1 justru dikatakan Enosh meninggal saat Nuh berusia delapan puluh empat tahun (Yashar 5:1) dan Kenan wafat saat Nuh berusia seratus tujuh puluh lima tahun (Yashar 5:2) dan saat Mahalaleel wafat, umur Nuh sudah mencapai dua ratuis tiga puluh empat tahun (Yashar 5:3) serta saat Yared wafat maka usia Nuh telah mencapai tiga ratus tiga puluh enam tahun (Yashar 5:4).

Dalam kisah yang sarat interpolasi (penyisipan) dalam kisah pengujian Tuhan atas Abraham mengenai Ishak, Sefer ha Yashar menuliskan dalam Pasal 23:50-51 sbb, “Dan ketika mereka pergi bersama Ishak berkata kepada ayahnya, Sesungguhnya, saya lihat di sini api dan kayu, dan di manakah domba yang menjadi korban bakaran di hadapan Tuhan? Dan Abraham menjawab putranya, Ishak, Tuhan telah membuat pilihan untuk putraku, untuk menjadi korban bakaran yang sempurna dan bukan anak domba”. Ini bertentangan dengan Kitab Kejadian yang mengatakan tanggapan Abraham adalah, “Putraku, Tuhan akan menyediakan seekor domba untuk korban bakaran”.

Ketakjuban pembaca mungkin akan semakin menjai-jadi apabila membaca Kitab Yashar Pasal 79:27 yang menyatakan, “Setelah mereka pergi, Phra’oh mengirim orang kepada Bileam tukang sihir dan kepada Yannes dan Yambres putranya dan kepada seluruh tukang sihir dan ahli tenung dan para penasihat raja. Mereka semuanya datang dan duduk di hadapan raja”. Betapa tidak? Karena 2 Timotius 3:9 menuliskan, “Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang”. Sementara Kitab TaNaKh tidak menuliskan siapa Yanes dan Yambres namun Kitab Yashar yang dianggap Kitab Yashar yang dirujuk oleh Yosua menuliskannya. Maka setiap orang yang tidak seksama membaca teks ini akan menganggap bahwa Kitab Yashar yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan diupayakan dalam bahasa Indonesia adalah Kitab Yashar asli yang disebutkan oleh Yosua.

Namun informasi perihal nama Yanes dan Yambres ternyata telah beredar luas dalam literatur Rabinik khususnya Talmud. Menurut tradisi rabinis mereka adalah dua kepala penyihir di istana Firaun yang menubuatkan kelahiran Musa sebagai “perusak tanah Mesir”, sehingga menyebabkan keluarnya dekrit kejam Firaun (Soah 11a; Sanh. 106a). Mereka berkata kepada Musa ketika dia melakukan mukjizatnya dengan air dan tongkat: “Apakah kamu ingin memperkenalkan sihir ke Mesir, tanah asli dari seni sihir?” (Men. 85a). Menurut Midrash Yelammedenu, Ki Tissa (Kel 32), Mereka termasuk di antara “Campuran orang banyak yang pergi dengan Israel dari Mesir” (Keluaran 12:38) dan dibantu dalam pembuatan anak lembu emas. Mereka adalah “dua pemuda” yang menemani Bileam dalam perjalanannya ketika ditugaskan untuk mengutuk Israel (Targum Bil. 22:22). Mereka terbang ke udara sebelum pedang Pinehas dan membuat diri mereka tidak terlihat, sampai akhirnya melalui kekuatan Nama Yang Tidak Tertandingi, mereka berhasil ditangkap dan disembelih (Zohar, Bala, 194; comp. Targum Yerusalem Bilangan 31: 8) – Janes and Jambres - http://www.jewishencyclopedia.com/articles/8513-jannes-and-jambres

Selain analisis genealogis (asal usul) terjemahan Kitab Yashar dan sejumlah kontradiksi dengan kisah-kisah dalam TaNaKh perlu ditambahkan bahwa dengan ketiadaan manuskrip bahasa Ibrani atau ketiadaan dalam daftar temuan naskah Dead Sea Scroll (Laut Mati) yang ditemukan tahun 1947 dimana begitu banyak naskah-naskah kuno Yahudi era sebelum Masehi selain Kitab TaNaKh dan literatur Yudaisme lainnya, maka keberadaan Kitab Yashar sebenarnya hanyalah produk karya Abad 15 Ms dan dilanjutkan Abad 19 Ms sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Kitab Yashar yang saat ini diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan juga dalam bahasa Indonesia melalui publikasi internet, tidak terkategori ekstra kanonik ataupun apokripha melainkan karya Abad 15 dan 19 sebagaimana Injil Barnabas yang diterbitkan dalam bahasa Italia pada Abad 15 Ms.

Pada akhirnya, kita harus menyimpulkan bahwa Kitab Yashar yang disebutkan dalam Kitab Yosua telah hilang dan tidak bertahan sampai zaman modern. Semua yang kita ketahui tentang itu ditemukan dalam dua kutipan Kitab Suci yang disebutkan sebelumnya. Buku-buku lain dengan judul itu hanyalah fiksi atau risalah moral Yahudi belaka.


No comments:

Post a Comment