Friday, May 1, 2020

MEMINYAKI ENGSEL YANG BERDERIT


Ada sebuah kisah tentang seorang pria tua eksentrik yang selalu membawa sekaleng minyak ke mana pun ia pergi. Jika melewati pintu yang berderit atau gerbang yang sulit digerakkan, ia mengoleskan minyak pada engselnya. Tindakannya meminyaki pintu itu mempermudah orang-orang yang lewat setelah dia. 


Hampir setiap hari kita menemukan orang yang hidupnya berderit keras karena masalah. Dalam situasi semacam ini, kita menghadapi dua pilihan: memperburuk masalah mereka dengan kebiasaan mengkritik, atau meminyaki kehidupan mereka dalam Roh Mesias. 

Sebagian orang yang kita jumpai menanggung beban yang tak tertahankan dan mendambakan "minyak" perkataan yang penuh simpati. Ada pula orang-orang yang merasa kalah dan ingin menyerah. 

Satu dorongan semangat saja dapat memulihkan pengharapan mereka. Namun, ada juga orang-orang jahat yang hatinya dikeraskan oleh dosa. Hati orang-orang semacam ini dapat dilunakkan oleh olesan minyak kebaikan secara teratur, sehingga mereka dapat menerima anugerah Mesias yang menyelamatkan. 

Saat kita menerima Mesias sebagai Juruselamat (Soterios) dan sang Tuan (Kurios), Roh Kudus berdiam di dalam kita dan memperlengkapi kita agar menjadi berkat bagi orang lain. Itulah sebabnya dikatakan perihal tugas seorang rohaniawan Kristiani, “Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Satan  yang telah mengikat mereka pada kehendaknya” (2 Tim 2:24-26). Frasa, “Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan” bagai sebuah tindakan “meminyaki engsel yang berderit”. 

Tidak mudah memang namun harus mengingat sabda Tuhan bahwa dibalik orang-orang yang keras hati dan bandel, “sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran...”

Marilah kita mengambil peran masing-masing – entahkah rohaniawan ataukah umat – untuk menjadi orang-orang yang “meminyaki engsel yang berderit” yaitu orang-orang bermasalah agar mereka berjumpa dengan Sang Juruslamat dan berubah dari kehidupan lama yang penuh dosa

No comments:

Post a Comment