Thursday, December 1, 2016

MELIHAT SEBAGAIMANA SIMEON MELIHAT

Berbagai buku dan film telah diproduksi di Abad 20 dengan tujuan menampik eksistensi historis ajaran Yesus sebagaimana buku yang diterbitkan dari kelompok Jesus Seminar al., The Five Gospels: What Did Jesus Really Say? The Search for the Authentic Words of Jesus, yang ditulis Robert W. Funk dengan kesimpulan, “Delapan puluh dua (82%) kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus”.  

Beberapa tahun silam Kekristenan kembali diguncangkan oleh heboh penemuan yang diduga makam keluarga Yesus di Talpiot, sebelah timur Yerusalem. Penemuan yang dipelopori oleh Otoritas Kepurbakalan Israel (Israel Antiquities Authority – IAA) pada tahun 1980 ini menjadi heboh pada Maret tahun 2007 semenjak ditayangkannya film The Lost Tomb of Jesus (LTJ) oleh Discovey Channel dan Vision TV di Amerika dengan sutradaranya Simcha Jacobovici. Kehebohan ini disusul dengan diterbitkannya buku karya James Tabor dengan judul, The Jesus Dynasty:The Hidden History of Jesus, His Royal Family and the Birth of Christianity (2006). 

Kemudian setahun kemudian yaitu tahun 2007, Simcha Jacobovici menuliskan buku bersama Charles Pellegrino dengan judul, The Jesus Family Tomb: the Discovery, the Investigation, and the Evidence That Could Change History.Tahun 2003 publik Kekristenan dikagetkan dengan novel Da Vinci Code yang mengatakan Yeshua memiliki keturunan di Prancis. 

Semua kehebohan di atas tidak perlu membuat kita guncang dalam mengimanai siapa Yesus, sebaliknya justru semakin membuktikan kebenaran nubuat yang dikatakan Simeon bahwa Yesus, menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan” (Luk 2:34). Marilah kita melihat Yesus sebagaimana Simeon melihat, bahwa inilah Anak yang dijanjikan dalam nubuatan para nabi yang diutus sebagai Mesias dan Anak Tuhan untuk mengerjakan pembebasan dari kuasa dosa dan Hakim serta Raja yang akan datang di akhir zaman untuk mengadili dan menghakimi dunia.

Nampaknya tidak ada tokoh sekontroversi Yesus Sang Mesias. Berbagai publikasi yang mencoba menggeser kesaksian dan narasi Kitab Perjanjian Baru kanonik mengenai kisah kehidupan, ajaran, teladan kehidupan serta tujuan kehadiran-Nya ke dunia. Bahkan sejak Abad 1 Ms pun telah beredar berbagai publikasi-publikasi yang menyetarakan dengan Injil-injil kanonik, baik yang bertujuan sekedar mengisi narasi yang kosong dan tidak diceritakan dalam Injil seperti masa kecil Yesus (Proto Injil Yakobus, Injil Masa Kecil Pseudo Matius dll) maupun yang menggeser makna kematian dan kebangkitan Yesus (Injil Yudas, Injil Petrus, Wahyu Petrus, dll). 

No comments:

Post a Comment