Berbagai buku dan film telah diproduksi di Abad 20 dengan tujuan menampik
eksistensi historis ajaran Yesus sebagaimana buku yang diterbitkan dari
kelompok Jesus Seminar al., The Five
Gospels: What Did Jesus Really Say? The Search for the Authentic Words of
Jesus, yang ditulis Robert W. Funk dengan kesimpulan, “Delapan puluh dua (82%) kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di
dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan oleh Yesus”.
Beberapa tahun silam Kekristenan kembali diguncangkan
oleh heboh penemuan yang diduga makam keluarga Yesus di Talpiot, sebelah timur
Yerusalem. Penemuan yang dipelopori oleh Otoritas Kepurbakalan Israel (Israel
Antiquities Authority – IAA) pada tahun 1980 ini menjadi heboh pada Maret tahun
2007 semenjak ditayangkannya film The
Lost Tomb of Jesus (LTJ) oleh Discovey Channel dan Vision TV di Amerika
dengan sutradaranya Simcha Jacobovici. Kehebohan ini disusul dengan
diterbitkannya buku karya James Tabor dengan judul, The Jesus Dynasty:The Hidden History of Jesus, His Royal Family and the
Birth of Christianity (2006).
Kemudian setahun kemudian yaitu tahun 2007,
Simcha Jacobovici menuliskan buku bersama Charles Pellegrino dengan judul, The Jesus Family Tomb: the Discovery, the
Investigation, and the Evidence That Could Change History.Tahun 2003 publik
Kekristenan dikagetkan dengan novel Da Vinci Code yang mengatakan Yeshua
memiliki keturunan di Prancis.
Semua kehebohan di atas tidak perlu membuat kita
guncang dalam mengimanai siapa Yesus, sebaliknya justru semakin membuktikan
kebenaran nubuat yang dikatakan Simeon bahwa Yesus, “menjadi suatu tanda
yang menimbulkan perbantahan” (Luk 2:34). Marilah kita melihat Yesus
sebagaimana Simeon melihat, bahwa inilah Anak yang dijanjikan dalam nubuatan
para nabi yang diutus sebagai Mesias dan Anak Tuhan untuk mengerjakan
pembebasan dari kuasa dosa dan Hakim serta Raja yang akan datang di akhir zaman
untuk mengadili dan menghakimi dunia.
Nampaknya
tidak ada tokoh sekontroversi Yesus Sang Mesias. Berbagai publikasi yang
mencoba menggeser kesaksian dan narasi Kitab Perjanjian Baru kanonik mengenai
kisah kehidupan, ajaran, teladan kehidupan serta tujuan kehadiran-Nya ke dunia.
Bahkan sejak Abad 1 Ms pun telah beredar berbagai publikasi-publikasi yang
menyetarakan dengan Injil-injil kanonik, baik yang bertujuan sekedar mengisi
narasi yang kosong dan tidak diceritakan dalam Injil seperti masa kecil Yesus (Proto Injil Yakobus, Injil Masa Kecil Pseudo
Matius dll) maupun yang menggeser makna kematian dan kebangkitan Yesus (Injil Yudas, Injil Petrus, Wahyu Petrus,
dll).
No comments:
Post a Comment