Thursday, December 1, 2016

RELASI KEKAL KEILAHIAN




Jika kita membaca struktur kalimat pembuka surat Rasul Paul berikut ini, “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan, Bapa kita dan dari Junjungan Agung Yesus Sang Mesias  menyertai kamu. Terpujilah Tuhan dan Bapa Junjungan Agung kita  kita Yesus Sang Mesias  yang dalam Mesias telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga”, maka struktur ini hampir selalu muncul dalam surat-surat rasul Paul dimana istilah “Tuhan” (Theos/Elohim/God) dipisahkan dengan istilah “Tuan” atau “Junjungan Agung” (Kurios/Adon/Lord). Istilah “Tuhan” ditujukkan pada “Bapa” yaitu Yahweh dan istilah “Tuan” atau “Junjungan Agung” ditujukkan pada Yeshua (Fil 1:2, Kol 1:3, Flm 1:3, Tit 1:4, 1 Kor 8:6, 2 Kor 11:31). 


Namun dalam kenyataannya, pemahaman akidah Ketuhanan dalam Kekristenan kerap kali silang selimpat dan kacau balau. Kita kerap mendengar doa dari seorang pengkotbah di mimbar atau di layar televisi dimana dalam setiap pernyataan doanya langsung ditujukkan dan ditutup dalam nama Yesus. Ada lagi yang berpendapat bahwa Yesus Sang Mesias adalah Tuhan (Theos/Elohim/God) dan Bapa (Patros/Av/Father) itu sendiri. Ada lagi yang memahami bahwa manusia Yeshua adalah wujud penampakkan Tuhan Sang Bapa yaitu Yahweh yang menjadi manusia. Suka atau tidak suka kita mendengarnya namun pemahaman-pemahaman di atas tidak mendapatkan rujukannya dalam Kitab Perjanjian Baru. Yeshua justru mengajar kita berdoa kepada Bapa (Mat 6:9) dan di dalam Yesus (Yoh 14:14). 

Yesus mengajar kita agar percaya pada Tuhan dan percaya pada Yeshua (Yoh 14:1-2), Yesus mengajarkan kita untuk menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24). Yesus bukanlah Tuhan Yahweh yang menjadi manusia melainkan Firman Tuhan yang menjadi manusia (Yoh 1:14). Oleh karenanya Yesus disebut Anak Tuhan (Yoh 1:18, Mat 3:17; 16:16), Sang Firman (1 Yoh 1:1-3, Why 19:13). 

Marilah kita memahami dengan sungguh relasi kekal dalam ketuhanan dimana Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia dan Sang Firman tentu saja setara, sehakikat, sederajat dengan Tuhan oleh karenanya dikatakan, “Firman itu adalah Tuhan” (Yoh 1:1). Namun jangan mengabaikan bahwa Firman yang adalah Tuhan juga adalah “Firman yang bersama-sama Tuhan” (Yoh 1:1). Firman yang bersama Tuhan itulah yang menjadi manusia dan berbicara pada kita dan “telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga”

No comments:

Post a Comment