Saturday, September 21, 2019

SIAPA YANG MENJADI MANUSIA? TUHAN ATAU FIRMAN-NYA?


Saat Natal tiba, salah satu lagu yang kerap dinyanyikan untuk merayakan kembali peristiwa Kristologis adalah Hai Mari Berhimpun (Kidung Jemaat 109). Dalam salah satu baitnya berbunyi demikian (kata "Allah" saya ganti menjadi "Tuhan"):


“Terang yang Ilahi, (Tuhan) yang sejati. 
Telah turun menjadi manusia. 
(Tuhan) sendiri dalam rupa insan! 
Sembah dan puji Dia, sembah dan puji Dia, 
sembah dan puji Dia, Tuhanmu”. 

Ya, gereja arus utama di Indonesia yang menggunakan sebutan Allah – baik dalam terjemahan Kitab Suci maupun kidung pujian – memahami Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Demikian pula saat beberapa gereja di Indonesia yang telah mendapatkan pengetahuan mengenai nama YHWH (Yahweh) dan tidak lagi menggunakan nama Allah, pemahaman ini berganti menjadi Yesus adalah YHWH yang menjadi manusia. 

Tanpa bermaksud menyalahkan keimanan dan kesalehan setiap orang yang mengasihi Yesus Sang Mesias, namun pemahaman ini tidak selaras dengan kesaksian Yohanes 1:14 yang berkata, Καὶ ὁ λόγος σὰρξ ἐγένετο, καὶ ἐσκήνωσεν ἐν ἡμῖν (Kai ho Logos sarx egeneto kai eskenosen en hemin - Dan Firman itu telah menjadi manusia dan berdiam di antara kita).  Argumen yang kerap dibangun adalah, “Bukankah Sang Firman itu adalah Allah?” Atau, “Bukankah Sang Firman itu Tuhan (Elohim/Theos)?” (Yoh 1:1). 

Argumen ini benar tapi tidak lengkap atau utuh. Sekalipun Sang Firman adalah Tuhan namun dikatakan pula pada kalimat sebelumnya bahwa, “Firman itu bersama-sama dengan Tuhan”. Kalimat ini mengindikasikan bahwa Sang Firman itu dapat dibedakan sekalipun tidak dapat dipisahkan dengan Tuhan YHWH. 

Frasa, καὶ θεὸς ἦν ὁ λόγος (kai Theos en ho Logos - Firman itu adalah Tuhan) jangan dilepaskan dari frasa sebelumnya, καὶ ὁ λόγος ἦν πρὸς τὸν θεόν (kai ho Logos en pros ton Theon - Firman itu bersama-sama dengan Tuhan). Makna, “Firman adalah Tuhan” artinya bahwa Sang Firman itu setara, sehakikat, sederajat dengan Tuhan. Sebagaimana Tuhan ada dan kekal, demikianlah Firman-Nya ada dan kekal bersama-Nya. 

Namun mengatakan bahwa yang menjadi manusia adalah Tuhan (Elohim/Theos/God) adalah sebuah lompatan yang mengabaikan konteks ayat. Yang menjadi manusia bernama Yesus adalah, “Sang Firman yang bersama-sama dengan Tuhan”. Itulah sebabnya Sang Firman yang menjadi manusia disebut Anak Tuhan karena Dia menyingkapkan Tuhan yang tidak terlihat dan disebut Bapa itu, dalam perkataan dan perbuatan Sang Anak (Yoh 1:18). 

Salah satu penggalan dalam Kidung Jemat 136 dengan judul Sebelum Semua Jadi menegaskan kebenaran ini:

Bait 1


“Sebelum semua jadi ada Firman Mulia; 
Dia Alfa dan Omega, citra (Tuhan) BapaNya. 
Dia itu Yang Pertama, pun Yang Akhir. 
Dialah selamanya dan abadi” 

Bait 3

Ia ambil rupa insan, rupa Adam yang fana; 
menderita sampai mati menebus manusia; 
agar kita tak binasa, tapi hidup olehNya; 
selamanya dan abadi” 

No comments:

Post a Comment