Thursday, September 12, 2019

TIDAK MEMINTA KEPUTUSAN TUHAN


Setelah kehancuran Yerikho dan Ai, orang Hewi di Gibeon mengirimkan utusan untuk menipu Yosua dan orang Israel agar membuat perjanjian damai dengan mereka yang berpura-pura datang dari negara jauh. 

Tuhan telah  memerintahkan bangsa Israel untuk memunahkan semua penduduk Kanaan. Suatu hari orang Gibeon mengakali orang Israel. Mereka mengambil karung yang buruk-buruk untuk dimuat di atas keledai mereka, kirbat anggur yang buruk, dan kasut yang buruk dan ditambal kembali sehingga disangka mereka dari negara yang jauh. Hal itu mereka lakukan agar mereka tidak dimusnahkan bangsa Israel. 

Tiga hari setelah orang Israel mengikat perjanjian dengan mereka, barulah diketahui mereka berasal dari negara yang dekat. Tapi sudah terlambat. Yosua akhirnya sadar kalau ditipu, tetapi tetap memegang perjanjian itu sehingga penduduk Gibeon tidak dibunuh, melainkan dijadikan budak untuk memotong kayu dan mengambil air (Yos 9:3-27). 

Dalam 2 Samuel 21:2 dikatakan Saul bermaksud membasmi orang Gibeon demi semangatnya kepada orang Israel dan Yehuda, meskipun tidak tuntas. Di kemudian hari, setelah Daud menjadi raja menggantikan Saul, Israel mengalami bencana kekeringan yang diyakini akibat perbuatan Saul tersebut. Untuk menghentikan tulah itu Daud menyerahkan Armoni dan Mefiboset, dua putra Saul dari gundiknya, serta lima putra Merab, putri Saul, kepada orang Gibeon, yang menggantung mati mereka. 

Gibeon termasuk ke dalam wilayah suku Benyamin dan diberikan juga sebagai salah satu kota suku Lewi. Di dekat kota ini Tuhan membuat matahari berhenti ketika bangsa Israel berperang melawan orang Amori. Apa yang menyebabkan orang Israel khususnya Yosua tertipu? “Lalu orang-orang Israel mengambil bekal orang-orang itu, tetapi tidak meminta keputusan YHWH” (Yos 9:14). 

Dalam hidup, kita kerap diperhadapkan pada pengambilan keputusan. Terkadang, kita membutuhkan banyak referensi berupa nasihat dan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. Bahkan seorang kepala negarapun sebelum mengambil keputusan selalu membutuhkan berbagai masukan dari berbagai pihak terkait. 

Sebagai orang beriman dan bertuhan, selayaknya keputusan yang kita ambil (mengenai jodoh, pekerjaan, persoalan, dll) kita konsultasikan pada Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Juruslamat melalui sebuah doa yang intens hingga kita mendapatkan petunjuk dan isyarat yang mendatangkan damai sejahtera.

No comments:

Post a Comment