Wednesday, November 16, 2016

BIARA KEHIDUPAN


Di kalangan gereja Ortodox dan Katolik dikenal kehidupan biara dan pertapaan Kristen. Kehidupan membiara ini dikenal dengan sebutan Monastikisme. Akar kehidupan membiara berasal dari tradisi Yudaisme sebagaimana dijalankan oleh kaum Esseni di kawasan Qumran, Laut Mati dan kehidupan Yohanes Pembaptis yang tinggal di padang gurun. Tercatat dalam sejarah kekristenan, tokoh-tokoh pertapa Kristen pertama al., Antonius dari Thebes Mesir memulai kehidupan membiara pada tahun 269 Ms, dilanjutkan oleh Benediktus di tahun 540 dst.

Dikemudian hari berkembanglah biara-biara dan kehidupan pertapaan dalam berbagai ordo dalam Katolik. Sejumlah aturan ketat diberlakukan dalam kehidupan pertapa dan biara. Dengan kata lain, kehidupan di lingkungan biara dikondisikan tenang dan jauh dari keramaian dan hanya berfokus pada ibadah, sekalipun para biarawan dan biarawati memiliki sejumlah pekerjaan kolektif di luar kegiatan peribadatan di dalam biara. Kehidupan pertapaan dan membiara lebih merupakan kehidupan yang dikonstruksi dan dikondisikan untuk senantiasa berada dalam ketenangan sehingga menenangkan pikiran yang berakibat pada tindakan kita yang lebih terkontrol. 

Namun adalah lebih baik jika memahami kehidupan kongkrit di sekeliling kita sebagai biara. Kehidupan di dunia kongkrit yang kita jalani penuh dengan aneka rupa peristiwa, penuh aneka rupa aktivitas, penuh aneka rupa kekacauan, penuh aneka rupa perselisihan dan persaingan, penuh aneka rupa pencapaian ambisi. Kita menjalani kehidupan layaknya sebuah biara dimana kita menerapkan sejumlah aturan agar kehidupan yang kita jalani tidak larut dalam perlombaan ambisius merebut jabatan dan kedudukan belaka, tidak terseret dalam budaya massa dengan prinsip, “siapa cepat dia mendapat” tanpa peduli proses dalam mendapatkannya harus menentang nilai dan norma serta hukum baik hukum Tuhan maupun hukum negara. 

Tentu saja berbeda menjalani kehidupan di biara dengan menjalani kehidupan layaknya berada di biara dan menjadikan kehidupan itu sendiri sebagai biara. Kita dituntut untuk menyikapi kehidupan yang jahat di sekitar kita secara langsung dengan sejumlah prinsip-prinsip kebenaran dalam sabda Tuhan. Kita dituntut untuk menghadirkan Kerajaan Tuhan di bumi melalui berbagai perbuatan dan tindakan yang merefleksikan nilai-nilai dan prinsip sabda YHWH Sang Bapa dan Putra-Nya, Yesus Sang Mesias (Mat 6:10, Rm 14:17)

No comments:

Post a Comment