Thursday, November 3, 2016

MEMERANKAN DIRI SENDIRI


Tanpa bermaksud membuat stigma negatif dan membuat generalisasi (penyamarataan), kita kerap disuguhi kenyataan sebagaimana dilaporkan dalam sejumlah media sosial atau siaran-siaran infotainment di sejumlah media elektronik bagaimana para aktor dan aktris – baik dalam negeri maupun luar negeri – yang begitu piawai dan berhasil menerima sejumlah penghargaan dibidang tokoh yang diperankannya dalam sejumlah film ternama. Namun ironisnya kita kerap melihat dan mendengar bagaimana aktor yang mampu memerankan sejumlah tokoh dan menjadi idola banyak orang justru kerap gagal memerankan dirinya sendiri dalam kehidupan pribadi dan keluarganya. 

Tidak sedikit kita mendengar atau menyaksikan di sejumlah layar televisi bagaimana para aktor dan aktris tersebut terjerat sejumlah masalah hukum, mulai dari kasus narkoba, kasus kekerasan dalam rumah tangga, kasus penipuan hingga perceraian. Memerankan orang lain itu mudah dan bisa dipelajari baik seara formal melalui institusi pendidikan seni dan aktor maupun secara non formal melalui belajar sendiri. Namun memerankan diri sendiri itu tidak mudah. Mengapa memerankan diri sendiri itu tidak mudah? Ada banyak ragam jawaban namun salah satunya adalah kita setiap hari selalu berhadapan dengan keaslian diri kita sendiri yang bisa jadi belum kita kenali secara sungguh-sungguh atau mungkin belum mampu kita tundukkan sepenuhnya. Tidak heran kita pernah mendengar kalimat bijak, “kenalilah dirimu sendiri” dan “musuh terbesar adalah diri kita sendiri”. 

Rasul Paul memberi contoh agar kita mengenai diri kita sebagaimana dia mengenali dirinya saat berkata, “Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat” (Rm 7:15). Beliau sangat menyadari bahwa ada kekuatan lain yang bekerja dan berlawanan dengan keinginan dirinya sebagaimana dikatakan selanjutnya, “Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku” (Rm 7:20-21). Agar kita dapat memerankan diri kita sendiri, kenalilah diri kita baik kelebihan dan kekurangannya dan membenahi sejumlah kekurangan dengan tinggal di dalam sabda Yesus yang akan mengubah perilaku kita agar menjadi seseorang yang lebih baik dari hari kemarin

No comments:

Post a Comment