Pada bagian akhir sebuah film berjudul Crime of the Century dipetik sebuah
surat seorang terdakwa mati bernama Richard Hauftman yang dituduh dan
diputuskan bersalah telah membunuh seorang bayi sekalipun dirinya telah
berusaha membuktikan tidak terlibat dan tidak bersalah. Demikian petikkan
suratnya, “Aku senang hidupku di dunia
ini yang tidak memahamiku telah berakhir. Sebentarlagi aku akan pulang dengan
Tuhanku. Karena aku sayang Tuhanku aku mati sebagai orang tidak bersalah.
Mereka pikir saat aku mati, kasus ini juga akan mati. Mereka pikir ini seperti
buku yang akan ditutup. Tapi buku itu tak akan pernah tertutup”.
Film ini
diangkat dari kisah nyata Richard Bruno Hauftman seorang imigram Jerman yang
berprofesi sebagai tukang kayu yang dieksekusi pada tahun 1932 atas tuduhan
membunuh bayi milik Charles Lindberg. Tudingan bermula dari ditemukannya uang
sebesar 14.000$ yang diduga sisa tebusan. Saat diinterogasi polisi, Hauftman
bersikukuh uang yang dia miliki diperoleh dari seorang teman yang pernah
tinggal di rumahnnya dan mengajaknya berbisnis namun kedapatan mati di Jerman
dengan meninggalkan sejumlah uang yang dalam kotak yang akhirnya dia pergunakan
untuk keperluan sehari-hari.
Sekalipun tidak ada bukti apapun yang memperkuat
dugaan namun pengacara Amerika berusaha mentersangkakan Hauftman dengan segala
daya upaya. Bahkan intervensi gubernur yang peduli pada keadilan pun kandas
membebaskan Hauftman dari jerat hukuman. Segala daya upaya untuk membujuk
Hauftman agar mau mengaku dan terhindar dari hukuman mati pun diajukkan namun
Hauftman menolak. Dia tidak mau dan tidak tahu harus mengakui apa yang tidak
dia pernah lakukan yaitu membunuh bayi. Istrinya yang jujur dengan setia mendampinginya hingga
proses eksekusi Hauftman.
Film ini adalah hasil kesaksian istrinya yang wafat
pada tahun 1994 yang kemudian difilmkan tahun 1996. Keteguhan sikap Hauftman
hingga akhir eksekusinya dengan mengabaikan berbagai tawaran agar meringankan
hukumannya bahkan hanya sekedar hukuman seumur hidup bukan hanya mengejutkan
semua yang terlibat dalam pengambilan keputusan di New Jersey tapi bagi
penonton modern yang menyaksikannya. Harga sebuah kesetiaan dan kebenaran
memang mahal hingga harus dibayar dengan hukuman mati, namun mahkota kehidupan
sedang menyongsong barangsiapa yang menang (Why 2:10).
No comments:
Post a Comment