Friday, January 20, 2017

KEKAYAAN DAN KEMISKINAN


Para pendeta yang melayani di gereja-gereja Injili akui hadapi kesulitan keuangan.  Banyak diantaranya enggan membuka diri tentang perjuangan mereka bergumul hadapi masalah keuangan. National Association of Evangelicals baru-baru ini merilis sebuah survei yang mengejutkan.  Betapa tidak, dari 4.249 pendeta di Amerika yang diwawancarai ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka menghadapi masalah keuangan yang serius.   

Hidup mereka setiap harinya bergelut dengan hutang, berjuang keras menutupi hutang dan kehidupan sehari-hari. Tak ayal, tidak ada dana cukup yang bisa disimpan untuk tabungan jangka panjang mereka. 80 % pendeta yang disurvey mengatakan mereka melayani di jemaat yang memiliki kurang dari 200 anggota, sementara 55 persen memiliki kurang dari 100 anggota di gereja mereka.  50 persen dari pendeta yang disurvey mengatakan dibayar kurang dari $ 50.000 per tahun. 

Separuh lebih dari para Pendeta itu (60 %) mengaku tidak akan mendapatkan dana pensiun atau tunjangan kesehatan dari gereja-gereja di masa tua mereka kelak.  92% dari pendeta mengatakan kekhawatiran keuangan terbesar mereka adalah tabungan pensiun mereka, sementara 84 % takut mereka tidak memiliki dana darurat di tabungan. 60% dari pendeta mengatakan mereka khawatir tentang tagihan medis atau asuransi, sementara 54% khawatir dengan tabungan kuliah anak-anak mereka yang juga perlu perhatian dan perjuangan keras mewujudkannya (reformata.com). 

Kondisi ini berbeda jauh dengan kehidupan mewah para pendeta dan penginjil modern penganjur Injil Kemakmuran yang hidup dari menjual jasa kesembuhan dan mukjizat serta berbegai fenomena supranatural yang mereka demonstrasikan atas nama karunia-karunia Roh Kudus yang dianugrahkan pada mereka. Sebut saja seorang pendeta yang mengaku nabi bernama Bushiri yang menjual “darah Yeshua” seharga 2000 $ untuk 750 ml botol (owenslounge.com). 

Ada lagi seorang pendeta bernama Crefto Dollar yang menginginkan jemaatnya membelikan dirinya jet pribadi seharga 60 juta $. Kemiskinan, entah di kalangan jemaat maupun rohaniawan jangan tergesa disebut pertanda kutuk melainkan bisa jadi ada kekeliruan sistem dalam gereja yang tidak mengedepankan keadilan sosial dalam organisasinya. 

Bisa jadi jemaat Kristiani menjadi korban sebuah sistem yang menyebabkan kehidupannya menjadi miskin. Marilah kita berupaya hidup wajar tanpa terjebak pada ketamakan maupun jerat kemiskinan sebagaimana doa Salomo, "Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa YHWH itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Tuhan-ku" (Ams 30:7-9)

No comments:

Post a Comment