Thursday, October 17, 2019

ILMU KEGAGALAN DAN PANTANG MENYERAH


Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. 


Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner (pembelajar yang cepat). Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia. Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita.

Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. 

Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tape-nya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama Shippaigaku (ilmu kegagalan). 

Berbicara perihal kegagalan, kita teringat pada Thomas Alva Edison. Bahkan Dalam salah satu biografinya disebutkan bahwa Edison berhasil menemukan lampu pijar setelah mengalami kegagalan 999 kali, artinya baru penelitian yang ke 1000 kali Edison menemukan lampu listrik. Sungguh keuletan yang luar biasa.  Kalau saja Edison frustasi dan memberhentikan percobaan penelitiannya ketika mengalami 999 kegagalan, tidak terbayangkan apa bentuk penerangan sekarang. 

Kegagalan adalah sebuah ilmu dan pelajaran untuk memperoleh keberhasilan. Keberhasilan adalah tangga puncak dan akumulasi dari kegagalan. Menyerah pada kegagalan maka memperkecil kekuatan untuk memperoleh keberhasilan sebagaimana disabdakan, “Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu (Ams 24:10)

No comments:

Post a Comment