Sunday, October 6, 2019

PEMBACAAN DOA “AVINU MALKEINU” : Relevansi dan Refleksi Memaknai Perayaan Rosh Ha Shanah Hingga Yom Kippur



Setiap jatuh perayaan Rosh ha Shanah (Tahun Baru Ibrani) atau Yom Truah (Peniupan Shofar), penganut Yudaisme melantunkan doa bernama Avinu Malkeinu (Bapa Kami Raja Kami) yang tercantum dalam buku doa (siddur) dan menjadi bagian dari liturgi peribadatan.


Dalam tradisi Ashkenazic  (orang Yahudi diaspora yang bergabung dalam Kekaisaran Romawi Suci sekitar akhir milenium pertama. Bahasa diaspora tradisional Yahudi Ashkenazi adalah Yiddish (bahasa Jermanik dengan unsur-unsur bahasa Ibrani, Aram, dan Slavik), yang dikembangkan setelah mereka pindah ke Eropa utara: dimulai dengan Jerman dan Prancis pada Abad Pertengahan. Selama berabad-abad mereka menggunakan bahasa Ibrani hanya sebagai bahasa suci, sampai kebangkitan kembali bahasa Ibrani sebagai bahasa umum di Israel.) doa ini dibacakan pada setiap hari berpuasa, sementara dalam tradisi Sephardic (orang Yahudi yang tinggal di wilayah Spanyol dan Portugis dengan membawa logat tradisional mereka yang berasal dari Timur Tengah mulai akhir abad ke-15 ke Afrika Utara, Anatolia, yang Levant, Eropa Tenggara dan Selatan, serta Amerika, dan semua tempat lain dari permukiman mereka yang diasingkan) hanya dibacakan selama Sepuluh Hari Pertobatan apakah itu terjadi pada hari-hari puasa Yom Kippur dan Puasa Gedaliah (hari puasa Yahudi minor dari subuh hingga petang untuk menyesali pembunuhan Gedalia, gubernur Yehuda yang saleh. Pembunuhannya mengakhiri otonomi Yahudi setelah penghancuran Bait Suci Pertama).

Joseph H. Hertz (wafat 1946), kepala rabi Kerajaan Inggris, menggambarkan doa ini sebagai “yang tertua dan paling mengharukan dari semua litani Tahun Yahudi”. Ada dua gelar/sapaan untuk Tuhan yang dipergunakan dalam doa ini yaitu, Avinu (Bapa Kami, Yes 63:16) dan Malkeinu (Raja Kami, Yes 33:22).

Inti dari doa ini, yang dicatat dalam Siddur dari Rabi Amram Gaon dari Babilonia, selama Abad ke-9 dan dapat ditemukan pula dalam Talmud (Ta’anit 25b). Saat kekeringan melanda bangsa Israel kuno, Rabi Akiva (wafat, 135 Ms) memimpin doa dan mengatakan yang berikut: “Bapa kami, Raja kami, kami tidak memiliki raja selain Engkau. Bapa kami, Raja kami, demi nama-Mu, kasihanilah kami” Maka hujanpun segera turun dengan deras. Doa ini kemudian diperluas menjadi Avinu Malkeinu, yang telah menjadi landasan berharga dan terpuji dalam liturgi umat Yahudi.

Dalam kompilasi yang lebih lama dari catatan Talmud, yang diterbitkan sekitar tahun 1515, ini diperluas menjadi lima ayat. Sangat mungkin bahwa, pada awalnya, tidak ada jumlah ayat, tidak ada urutan, atau mungkin teks tetap. Nampaknya versi awal memiliki ayat-ayat dalam urutan alfabet sebanyak 22 ayat.

Siddur atau Buku Doa Amram Gaon (nama lainnya, Amram ben Sheshna/Amram ben Sheshna yang wafat 875 Ms adalah seorang Gaon yang terkenal atau kepala Akademi Talmud Yahudi di Sura selama abad ke-9 Ms.) memiliki susunan sebanyak 25 ayat. Istilah Gaon adalah kepala dari dua Akademi Talmud besar Babilonia di Sura dan Pumbedita (Abad 6-11 Ms) semasa kekhalifahan Abbasiyah dan merupakan pemimpin spiritual yang diterima secara umum dari komunitas Yahudi di seluruh dunia pada awal Abad Pertengahan, berbeda dengan Resh Galuta (Exilarch) yang memegang otoritas sekuler atas orang-orang Yahudi di tanah-tanah Islam pada Abad 13 Ms.

Sementara itu Mahzor Vitry (awal abad ke-12) memiliki lebih dari 40 ayat dan menambahkan penjelasan bahwa doa tersebut mengumpulkan ayat-ayat tambahan yang ditambahkan pada berbagai kesempatan dan setelah itu dipertahankan.

Setiap baris doa diawali dengan kata-kata Avinu Malkeinu (Bapa Kami, Raja Kami) dan kemudian diikuti oleh berbagai frasa, sebagian besar bersifat memohon. Seringkali ada aspek melodi yang lambat, nyanyian, dan berulang-ulang untuk mewakili permohonan yang saleh dalam doa. Ada 54 ayat semacam itu. Ayat 15-23 dibacakan dengan responsif, pertama oleh pemimpin dan kemudian diulangi oleh jemaat. Pembaca juga membacakan ayat terakhir dengan lantang (dan kadang-kadang dinyanyikan oleh seluruh jemaat) namun secara tradisional diucapkan secara berbisik karena merupakan permohonan.

Doa Avinu Malkeinu dibacakan diucapkan pada sebagian besar hari termasuk selama Shacharit (ibadah harian pagi) dan Mincha (ibadah harian siang) kecuali pada hari Shabbat (Di saat jatuh Hari Raya Yom Kippur tetap diucapkan).

Saat jatuh Perayaan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian), doa Avinu Malkeinu dibacakan selama Maariv dan Ne'ila (penutupan Yom Kipur). Selama pembacaan Avinu Malkenu, Tabut yang berisikan gulungan Torah di sinagoga dibuka dan pada akhir doa Tabut ditutup kembali.

Itulah sekedar pemahaman latar belakang penggunaan doa Avinu Malkeinu oleh penganut Yudaisme samai hari ini. Apakah kita orang Kristen yang juga turut mengambil bagian dari Sheva Moedim (Tujuh Hari Raya: Pesakh, ha Matsah, Bikurim, Shavuot, Rosh ha Shananh, Yom Kippur, Sukot) boleh dan bisa melestarikan doa ini dalam liturgi ibadah kita?

Tentu saja bisa. Selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur, kita dapat melantunkan doa-doa ini dalam ibadah harian ataupun saat jatuh hari raya tersebut. Apa landasan teologisnya? Istilah Avinu (Bapa Kami, Yes 63:16; 64:8) justru mempertegas ajaran Yesus bahwa YHWH (Yahweh) bukan hanya sebagai Elohim (Tuhan) melainkan disapa dengan sebutan Av (Bapa) sebagaimana Yesus mengajarkan dalam Doa Bapa Kami (Mat 6:9, Yoh 15:16). Demikian pula istilah Malkeinu (Raja Kami, Yes 33:22) bukan hanya merujuk pada kekuasaan Tuhan YHWH melainkan Mesias yang akan memerintah di Kerajaan Seribu Tahun (Zakh 14:8-9, Why 20:2-7).


Dalam rangkaian Doa Avinu Malkeinu ada ungkapan, “Avinu Malkeinu mekhoq berakhameka harabim kol shimrey khovoteinu” (Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah semua catatan hutang dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah). Bukankah Yesus Sang Mesias, Anak Tuhan pun berkuasa menghapuskan dosa dan menjadi korban pendamaian bagi kita? (1 Yoh 2;1-2).

Oleh karena itu, adalah baik saat Tefilah Sakharit, Minkhah, Maariv (Setelah Doa Bapa Kami) dan jatuh Hari Raya Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur termasuk pada petang saat mengakhir puasa Yom Kipur, kita naikkan Doa Avinu Malkeinu.

Kegiatan apa lagi yang dapat kita kerjakan selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur? Penganut Yudaisme memiliki ritual Taslikh (membuang) yaitu melemparkan batu ke sungai sebagai simbolisasi komitmen membuang dosa dan kesalahan menuju pengampunan saat Yom Kippur. Tradisi Taslikh merujuk pada Mikha 7:19, “Biarlah Ia kembali menyayangi kita, menghapuskan kesalahan-kesalahan kita dan melemparkan segala dosa kita (tashlika bimetsulot) ke dalam tubir-tubir laut”. Maka di saat Rosh ha Shanah sampai Yom Kippur kita menjadikan momentum untuk introspeksi dan berkomitmen membuang segala kekeliruan, kesalahan, keburukkan karakter dan perbuatan kita yang menjadi batu sandungan.

Selain itu selama Rosh ha Shanah hingga Yom Kippur kita dapat mengunjungi sanak famili yang sudah meninggal untuk membersihkan makamnya dan menaikkan bacaan teks Kitab Suci (Shema dan Mazmur 116 atau Mazmur 119) serta ditutup Doa Bapa Kami. Kita tidak mendoakan yang telah wafat agar mendapatkan keselamatan melainkan menyapa yang wafat dan mengingat seluruh kenangan yang pernah melintas dalam hidup kita serta sebuah peringatan bahwa suatu hari kelak kita akan berjumpa dalam hari kebangkitan.

Tidak lupa kita senantiasa menaikkan doa-doa permohonan dan harapan di hari baik (yom tov) saat jatuhnya perayaan Rosh ha Shanah khususnya agar berkat Tuhan yang baru diberikan dengan kelimpahan dan keajaiban.

Lampiran:

AVINU MALKEINU
(Yes 63:16 dan Yes 33:22).

Avinu Malkeinu, khatanu lefaneka
Bapa kami, Raja kami, kami telah berdosa di hadapan-Mu.

Avinu Malkeinu ein lanu Melek ella Atta
Bapa kami, Raja kami, kami tidak memiliki Raja selain Engkau.

Avinu Malkeinu ashah aminu lema’an shemeka
Bapa kami, Raja kami, bertindaklah bersama kami demi Nama-Mu

Avinu Malkeinu barek aleinu shana tova
Bapa kami, Raja kami, berkatilah kami dengan tahun yang baik.

Avinu Malkeinu batel me’aleinu kol gezerot qashot
Bapa kami, Raja kami, singkirkan dari kami semua ketetapan yang keras.

Avinu Malkeinu batel makshevot shoneinu
Bapa kami, Raja kami, batalkanlah rencana mereka yang membenci kami


Avinu Malkeinu haver atsat oyevenu
Bapa kami, Raja kami, gagalkanlah rencana musuh kami

Avinu Malkeinu kale kol tsar umastin me’aleinu
Bapa kita, Raja kita, musnahkanlah setiap penindas dan musuh yang melawan kami.

Avinu Malkeinu setom piyot mastinenu umatrigenu
Bapa kami, Raja kami, tutup mulut musuh dan penuduh kami.

Avinu Malkeinu kaleh dever wekherev  wera’av usheni umashkit mibeinu beriteka
Bapa kami, Raja kami, singkirkan sampar, pedang, kelaparan, penawanan, dan penghancuran dari keturunan perjanjian milik-Mu

Avinu Malkeinu men’a magefa minakhalateka
Bapa kami, Raja kami, tawanlah tulah dari ahli waris-Mu.

Avinu Malkeinu selakh umekhol lekol awonotenu
Bapa kami, Raja kami, maafkan dan hapuskanlah semua kesalahan kami.

Avinu Malkeinu mekheh wehaaver pehaenu mineged eineka
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah pelanggaran kami dari depan pandangan-Mu.


Avinu Malkeinu mekhoq berakhameka harabim kol shimrey khovoteinu
Bapa kami, Raja kami, hapuskanlah semua catatan hutang dosa kami dengan belas kasihan-Mu yang berlimpah

Avinu Malkeinu hakhazirenu beteshuvah shelemah lefaneka
Bapa kami, Raja kami, bawalah kami kembali kepada-Mu dalam pertobatan sepenuh hati.

Avinu Malkeinu shelakh refuah shelemah lekholey ameka
Bapa kami, Raja kami, mengirimkan kesembuhan sempurna kepada umat-Mu yang mengalami sakit.

Avinu Malkeinu zakrenu lekhayim tovim
Bapa kami, Raja kami, ingatlah kami dengan ingatan yang baik di hadapan-Mu

No comments:

Post a Comment