Makna Istilah Sukkot
Istilah Ibrani Sukkot merupakan bentuk jamak dari kata Sukkah. Kata Ibrani Sukkah bermakna “pondok dari kayu” atau “kemah dari kayu dan dan
daun serta ranting pohon sebagai atapnya”
Istilah Sukot berhubungan dengan sebuah hari raya yang ditetapkan oleh
Tuhan YHWH agar diperingati oleh bangsa Israel sebagai perayaan puncak dari
ketujuh hari raya yaitu Pesakh, ha Matsah
(roti tidak beragi), Bikurim (buah
sulung) atau Sfirat ha Omer
(penghitungan omer), Shavuot (pentakosta),
Rosh ha Shanah (tahun baru Ibrani), Yom Kippur (pendamaian) dan terakhir Sukkot (pondok daun).
Ketujuh hari raya tersebut
jatuh pada musim semi dan musim gugur. Perayaan yang jatuh pada musim semi
adalah, Pesakh, ha Matsah, Bikurim,
Sfirat ha Omer, Shavuot. Sementara perayaan yang jatuh pada musim gugur
adalah Rosh ha Shanah/Yom Truah, Yom
Kippur, Sukkot.
Ketujuh hari raya tersebut
merupakan sebuah peringatan terhadap tindakkan Tuhan YHWH terhadap umatnya,
mulai dari pembebasan dari tanah perbudakan yaitu Mesir dengan meluputkan dari
tulah maut (Pesakh) dan perjalanan menuju Laut Teberau yang terbelah (ha
Matsah) serta peghitungan bulir gandum (omer) selama lima puluh hari
(Bikurim/Sfirat ha Omer) sampai jatuhnya hari kelimapuluh yang dirayakan sebagai
turunnya Torah di Sinai (Shavuot). Demikian pula penanda pergantian tahun baru
(Rosh ha Shanah) yang ditandai peniupan shofar dan perayaan pengakuan dosa
tahunan (Yom Kippur).
Sukot atau Pondok Daun adalah
sebuah peringatan dan perayaan penyertaan Tuhan YHWH selama mereka telah dibawa
keluar dari tanah Mesir dan berada di padang gurun selama 40 tahun lamanya.
Bangsa Israel pernah melintasi padang gurun dan terhindar dari panas melalui
Tiang Awan dan terhindar dari kegelapan melalui Tiang Api. Bangsa Israel pernah
berada di padang gurun dan membangun kemah-kemah sebagai tempat kediaman.
Itulah sebabnya Tuhan
menetapkan sebuah perintah perayaan sbb: “Akan
tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu
mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi YHWH tujuh hari
lamanya (khag YHWH shiv’at yamim); pada hari yang pertama haruslah ada
perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh” (Im
23:39).
Karakteristik Perayaan Sukkot
Apa yang menjadi ciri dan
karakteristik Perayaan Sukot (Pondok Daun)? Imamat 23:40 menjelaskan sbb:
“Pada
hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok,
pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun
dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan YHWH
Tuhanmu, tujuh hari lamanya”.
Demikian pula dalam Imamat
23:42-43 sbb:
“Di
dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya (be sukkot
teshuv shiv’at yamim), setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam
pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh
orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah
keluar dari tanah Mesir, Akulah YHWH Tuhanmu”.
Dari teks di atas,
karakteristik Sukkot adalah adanya
buah-buahan (pri et khadar), pelepah
pohon korma (kafot temarim), ranting
pohon rimbun dan dari pohon gandarusa (anaf
ets avot we arbey nakhal). Dan yang tidak kurang penting adalah,
kesukacitaan selama tujuh hari lamanya (shemakhtem
lifney YHWH Elohekem, shiv’at yamim).
Penganut agama Yahudi
(Yudaisme) khususnya Orthodox Yudaisme yang belum menerima Yesus (Yahshua/Yeshua)
sebagai Mesias merayakan dengan menghias rumah mereka atau pelataran rumah
mereka dengan rumah kayu yang diberi atap ranting kering dan dihias dengan
buah-buahan dan ornamen lainnya.
Mereka akan beribadah dan
menyanyi serta membaca teks Kitab Suci atau buku doa (siddur) di dalam
pondok-pondok kayu selama tujuh hari lamanya dan menggerakkan 4 jenis benda
yaitu:
Etrog: Buah
jeruk kecil yang rasanya dan berbau manis dan melambangkan mereka yang tahu
kebenaran dan melakukannya.
Lulav: Ranting
pohon palem yang berbuah manis tetapi tidak mengandung aroma harum dan melambangkan
mereka yang mengetahui kebenaran dan tidak melakukannya.
Khadash/Khadashim: Tiga
ranting murad yang berbau indah tetapi tidak memiliki rasa dan melambangkan mereka
yang melakukan perbuatan baik tanpa mengetahui kebenaran.
Aravah/Aravot: dua
cabang willow muda yang tidak memiliki rasa dan tidak berbau dan melambangkan
mereka yang tidak memiliki kebenaran atau perbuatan baik dalam hidup mereka.
Sekalipun perintah perayaan Sukot selama tujuh hari (Im 23:34, Ul
16:13) namun ada satu hari ditambahkan yaitu hari ke-8 (Im 23:36, Bil 29:35)
dengan diberi nama Shemini Atseret atau Simkhat Torah (Sukacita Torah)
dikarenakan waktu penghabisan pembacaan Khumash atau Pentateukh selama 1 tahun
Relevansi Bagi Umat Kristiani
Adakah perayaan Sukot memiliki
relevansi bagi umat Kristiani untuk dirayakan? Tentu saja. Jika dua dari tujuh
hari raya dalam Imamat 23 dirayakan oleh umat Kristen yaitu Paskah (Pesakh) dan
Pentakosta (Shavuot) dan menghubungkannya dengan karya Mesianis Yesus, mengapa
lima perayaan lainnya tidak dirayakan?
Jika seksama membaca Kitab Suci
maka ketujuh hari raya (sheva moedim) bukan hanya merupakan peringatan terhadap
tindakkan yang dilakukan Tuhan YHWH terhadap bangsa Israel mulai dari
pembebasan dari tanah perbudakan di Mesir dan penyertaan di padang gurun serta kelimpahan
sumber daya alam Tanah Perjanjian. Tujuh Hari Raya (sheva moedim) merujuk pada
karya Mesianis yaitu apa yang dialami oleh Yesus Sang Mesias.
Itulah sebabnya saat menjelang
Pesakh dan Yesus melakukan jamuan Seder
Pesakh di malam tanggal 14 Nisan, beliau memberikan makna baru terhadap
roti tidak beragi (matsah) sebagai
lambang dari tubuh yang akan dipecah-pecah dan anggur melambangkan darah yang
akan ditumpahkan bagi penghapusan dosa (Luk 22:17-19). Itulah sebabnya Rasul
Yohanes menghubungkan pengorbanan Yesus dengan Yom Kippur dengan mengatakan, “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita
dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1
Yoh 2:2). Itulah sebabnya Rasul Paul menghubungkan Buah Sulung dengan
kebangkitab Yesus sebagai “Yang Sulung
yang bangkit dari orang mati” (Kol 1:18). Rasul Paul Sebab menghubungkan perayaan
Peniupan Sangkakala dengan kedatangan Yesus dengan menuliskan, “Pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu
penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan
berbunyi, maka Tuan (Yesus) sendiri akan turun dari sorga dan mereka
yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit...” (1 Tes 4:16).
Apa arti semua paralelisasi
Tujuh Hari Raya dengan Yesus tersebut? Bahwasanya dalam perayaan-perayaan
tersebut tergambar peristiwa Mesianis yang telah dan akan dilakukan oleh Yesus
sang Mesias, Anak Tuhan dan Juruslamat Dunia.
Itulah sebabnya Rasul Paul
mengingatkan jemaat Kolose bahwa makna Hari Raya adalah “bayangan Mesias yang
akan datang” sebagaimana dikatakan, “Karena
itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu
mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang
harus datang, sedang wujudnya ialah
Mesias” (Kol 1:16-17).
Umat Kristiani dapat merayakan
Tujuh Hari Raya termasuk Sukkot tanpa keterikatan terhadap aspek teknis dari
tradisi Yahudi dan Yudaisme dalam perayaannya. Selama dan sepanjang tradisi
perayaan tidak bertentangan dengan ajaran Yesus Sang Mesias, kita dapat
mengadaptasi dan memasukannya dalam rangkaian ibadah sebagai bentuk kekayaan
iman.
Bagaimana dengan Sukot (Pondok Daun)? Menarik jika kita membaca
teks Yohanes 1:14 yang berbunyi, “Firman
itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita, dan kita telah melihat
kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal
Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”.
Frasa, “diam di antara kita” dalam teks Yunani berbunyi, “eskenosen en hemin” (Westcott and Hort Greek New Testament) dan
dalam terjemahan bahasa Ibrani dari naskah Yunani berbunyi, “weshakan betokenu” (Hebrew Bible: TaNaKh
and Brit Chadasha with Nikud).
Kata Yunani skeno dan kata Ibrani shakan jika diterjemahkan artinya adalah
kemah atau pondok dari kayu. Frasa Ibrani,
“Be sukkot teshuv shiv’at yamim” (Di dalam pondok-pondok daun kamu harus
tinggal tujuh hari lamanya, Im 23:42) dalam terjemahan Septuaginta
berbahasa Yunani sbb, “En skenais
katoikesete hepta hemeras”. Dengan demikian, kata Yunani skeno dan kata Ibrani sukah, shakan bermakna “pondok kayu”
atau “kemah dari ranting pohon”.
Dari analisis teks di atas,
maka Yohanes 1:14 dapat diterjemahkan sbb, ““Firman
itu telah menjadi manusia dan berkemah/berpondok daun di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya...” Mungkinkah Rasul Yohanes sedang menyampaikan
pesan tersembunyi bahwa kelahiran Yesus yaitu Sang Firman yang menjadi manusia
terjadi saat orang-orang Yahudi pada saat itu merayakan Pondok Daun?Terlalu
panjang dan teknis untuk menuangkannya dalam artikel ini perihal probabilitas
dan posibiltas tafsiran dan dugaan tersebut.
Jika memang terbukti bahwa
Yohanes sedang menyampaikan pesan tersembunyi bahwa Sang Firman yang menjadi
manusia itu turun ke dunia saat terjadi Hari Raya Sukkot, maka bagi umat Kristiani (khususnya Mazhab Yudeo Kristen)
Perayaan Sukkot (Pondok Daun) sekaligus
sebagai perayaan kelahiran Sang Juruslamat. Kita bisa menambahkan dan
menyisipkan nyanyian pujian kelahiran Sang Juruslamat yang biasa dilantunkan
pada perayaan Natal 25 Desember yang telah menjadi perayaan universal ke dalam
perayaan Sukkot.
Adakah relevansi lainnya dari Sukkot bagi umat Kristiani? Menarik jika
kita membaca teks Wahyu 21:3 sbb, “Lalu
aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah
Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka” . Frasa, “Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah
manusia” dalam teks Yunani berbunyi, “Idou
he skene tou Theou meta toon antrophon” (Westcott and Hort Greek New Testament) dan dalam terjemahan bahasa
Ibrani dari naskah Yunani berbunyi, “Hine
mishkan ha Elohim mibene Adam” (Hebrew Bible: TaNaKh and Brit Chadasha with
Nikud).
Suatu saat dunia yang fana akan
lenyap, langit dan bumi sirna berganti dengan dunia baru yang tidak bisa binasa
yaitu “Langit Baru dan Bumi Baru” alias Kerajaan Sorga. Kedatangan realitas
baru yang menggantikan kefanaan, keterbatasan, kebinasaan disimbolisasikan
dengan “Kemah Tuhan” yang tinggal di antara manusia yang telah mengalami
penebusan dari kuasa dosa.
Realitas sorgawi adalah sebuah
tempat di mana, “Ia akan menghapus segala
air mata dari mata u mereka dan maut tidak
akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau
dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu” (Why 21:4).
Realitas sorgawi tidak dihuni
oleh orang-orang berikut, “Tetapi
orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir,
penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian
mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua” (Why 21:8).
Marilah kita sebagai umat
Nasrani/Kristiani (khususnya Mazhab Yudeo Kristen) merayakan dengan hikmat dan
sukacita hari-hari raya yang ditetapkan Tuhan, khususnya Hari Raya Sukot bukan
hanya merujuk pada sebuah peristiwa historis teologis penyertaan Tuhan YHWH
kepada umat Israel selama berada 40 tahun di padang gurun.
Sebaliknya melalui perayaan Sukkot
kita mengenang kembali lahirnya Sang Juruslamat dan Mesias kita yaitu Sang
Firman yang menjadi manusia dan “berkemah” di antara manusia untuk membebaskan
manusia dari kutuk dosa yaitu maut.
Perayaan Sukkot mengajak kita untuk memperbarui keyakinan dan pengharapan
tentang masa depan dunia dan rancangan Tuhan untuk mengaruniakan Langit Baru
dan Bumi Baru yaitu realitas surgawi. Dengan pengharapan, kita dapat menjalani
kehidupan dengan sukacita dan penuh kekuatan. Perayaan Sukkot memperbarui kembali kekuatan kita agar menjadi orang yang
memiliki pengharapan di tengah kehidupan yang keras dan kejam bahwa suatu hari
kelak Tuhan YHWH di dalam Yesus Sang Mesias Putra-Nya akan memerintah sebagai
Raja sebagaimana dikatakan:
“Maka
tidak akan ada lagi laknat. Takhta Tuhan dan takhta Anak Domba akan ada di
dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat
wajah-Nya dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka. Dan malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak
memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab YHWH Tuhan akan menerangi
mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya” (Why
22:2-5)
Sukkot Sameakh 5780/ Selamat
Merayakan Pondok Daun 2019
No comments:
Post a Comment