Beberapa tahun silam saat saya masih tinggal mengontrak di suatu tempat di kota saya. Tidak seberapa jauh dari lingkungan saya tinggal mengontrak rumah tersebut ada
seorang lelaki tua yang memiliki kebiasaan aneh yaitu berjalan
dengan menggunakankan kedua tangannya selain kedua kakinya. Seperti seorang
yang berjalan ngesot. Dia menggunakan kaos tangan di kedua tangannya.
Sepengetahuan saya kebiasaan tersebut belum terlalu lama dijalaninya karena saya sempat melihatnya berjalan biasa dan membersihkan rumah seseorang dan tinggal di luar rumah orang tersebut.
Sepengetahuan saya kebiasaan tersebut belum terlalu lama dijalaninya karena saya sempat melihatnya berjalan biasa dan membersihkan rumah seseorang dan tinggal di luar rumah orang tersebut.
Orang tua ini sebenarnya memiliki anak
istri yang sekalipun tidak mapan secara ekonomi namun bisa memenuhi
kebutuhannya. Anak dan istrinya tinggal di lain kota. Namun orang tua ini lebih
senang menjalani kebiasaan barunya yang aneh ini tinimbang mengikuti anak dan
istri serta dicukupi kebutuhannya.
Dari kisah ini sesungguhnya kita dapat
melihat bahwa gaya hidup apapun yang kita jalani sesungguhnya adalah hasil pilihan
dan keputusan yang kita buat. Kita memilih untuk menjadi orang baik atau orang
jahat. Kita memilih untuk menjadi orang yang berpikiran terbuka atau berpikiran
tertutup. Kita memilih untuk menjadi orang yang rajin atau orang yang malas. Kita memilih menjadi orang yang optimis ataupun pesimis dst.
Semua orang tahu dan
memahami bahwa hidup adalah pilihan. Jika kehidupan diibaratkan sebuah huruf
dalam bahasa Inggris, maka hidup akan berawal dari huruf B (birth/lahir) dan D (death/meninggal). Namun di antara kedua huruf B dan D, ada huruf C
(choice/pilihan). Hidup senantiasa
menawarkan pilihan, entah itu suatu hal yang menyakitkan ataupun membahagiakan
dan semuanya bukan tanpa konsekuensi.
Setiap pilihan membawa sejumlah
konsekwesni dan risiko. Ada orang-orang yang takut dengan risiko sementara
dibalik risiko menanti sejumlah kebaikan dan kelimpahan. Tuhan YHWH telah
bersabda agar umat-Nya memilih kehidupan, “Aku
memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu
kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan,
supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan mengasihi YHWH Tuhanmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu berarti
hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal
di tanah yang dijanjikan YHWH dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni
kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka"
(Ul 30:19-20).
Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan pilihan yang benar dalam kehidupan dengan berkata ובחרת בחיים למען תחיה אתה וזרעך׃ (uvakharta bakhayim, lema'an tikhyeh attah wezar'eka - pilihlah kehidupan agar kamu dan keturunanmu hidup). Apakah yang dimaksudkan dengan "hidup" (khayim) dalam teks ini? Yaitu kehidupan yang penuh makna, dilimpahi rahmat dan berkat serta perlindungan Tuhan dalam bentuk panjang umur sebagaimana dikatakan, "sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan YHWH dengan sumpah kepada nenek moyangmu". Seharusnya ayat ini diterjemahkan, "karena Dialah hidupmu dan panjang umurmu" karena sebelum frasa וארך ימיך (weorakh yameka - panjang umurmu) ada frasa, כי הוא חייך (ki hu khayeka - karena Dialah hidupmu).
Bagaimana bentuk melakukan pilihan yang benar agar kita mengalami hidup yang bermakna dan panjang umur? Jawabannya adalah לאהבה את־יהוה אלהיך לשׁמע בקלו ולדבקה־בו (leahavah et YHWH Eloheika, lishmoa beqolo uledavqah vo - dengan mengasihi YHWH Tuhanmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya). Ada tiga kata kunci yaitu ahavah (mengasihi), lishmoa (mendengarkan) serta ledavqah (melekat atau berpaut) yang kesemuanya ditujukan pada YHWH, Tuhan Sang Pencipta dan Bapa Surgawi.
Marilah kita lebih sungguh dan seksama mengasihi Sang Bapa di dalam Sang Putra dan mendengarkan suara-Nya serta melekat kepada-Nya agar kasih dan kuasa serta perlindungan-Nya nyata bagi kita sebagaimana Sang Juruslamat kita bersabda, "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia" (Yohanes 14:23). Tuhan manunggal di dalam umat-Nya dan umat-Nya manunggal di dalam Tuhan.
Dengan mengasihi Sang Bapa di dalam Sang Putra serta mematuhi apa yang disabdakan-Nya maka kita telah memilih kehidupan dan menjauhi kematian.
No comments:
Post a Comment