Bulan Elul (Agt-Sept) adalah bulan
ke-enam dari kalendar Yahudi, yaitu 1 bulan menjelang Rosh ha Shanah (Sept-Okt) atau Tahun Baru Ibrani yang secara tradisi
jatuh pada setiap tanggal 1 bulan ke-7.
Tradisi Yahudi sebagaimana tertulis dalam Bava Bathra 121a mengajarkan bahwa Bulan Elul adalah bulan ketika Musa naik gunung untuk yang kedua kalinya dan tinggal di sana selama empat puluh hari setelah insiden anak lembu emas (Keluaran 32; 34: 27-28).
Tradisi Yahudi sebagaimana tertulis dalam Bava Bathra 121a mengajarkan bahwa Bulan Elul adalah bulan ketika Musa naik gunung untuk yang kedua kalinya dan tinggal di sana selama empat puluh hari setelah insiden anak lembu emas (Keluaran 32; 34: 27-28).
Tradisi Yahudi menceritakan
bahwa Musa menghabiskan periode antara bulan baru Elul sampai Hari Raya
Penebusan atau Yom Kippur (10 Tishri). Musa selama 40 hari berdoa memohon pengampunan
Tuhan bagi bangsa Israel, Musa turun ketika periode pertobatan selesai. Saat
Musa turun dari masa pengasingannya bersama Tuhan di atas gunung, Musa membawa
2 Loh Batu yang kedua sebagai bukti akan Anugerah Tuhan yang besar dan
pengampunan-Nya kepada umat-Nya.
Peristiwa di atas menjadi
sebuah landasan peribadatan yang dilakukan oleh penganut Yudaisme hingga hari
ini menjelang Rosh ha Shanah dan Yom Kippur yaitu mengucapkan Doa Shelikhot dari Keluaran 34:6-7 yang
merefleksikan kerahiman dan kerahmatan Tuhan YHWH Semesta Alam dalam 13 sifat
yang terkandung dalam ayat tersebut.
Apa sajakah ke-13 sifat Tuhan
tersebut? Dalam Keluaran 34:6-7 dikatakan sbb:
“Wayaavor
YHWH ‘al panai wayiqra, YHWH, YHWH El Rakhum we khanun, erek apayim we rav
khesed we emet, notser khesed laalafim noshe awon wapesha we khataah we neqeh
lo yenaqeh poqed awon avot al banim we’al beney banim ‘al shelishim we’al
ribeim”
“Berjalanlah
YHWH lewat dari depannya dan berseru: "YHWH, YHWH, Tuhan penyayang dan
pengasih, panjang sabar, berlimpah
kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang,
yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang
yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat”
Ke-13 sifat belas kasih Tuhan
dalam ayat tersebut adalah: (1) YHWH (2)
YHWH (3) El (4) Rakhum (5) Khanun (6) Erek apayim (7) Rav khesed (8) Emet (9) notser
khesed laalafim (10) noshe awon (11) noshe pesha (12) noshe khataah (13) noshe neqeh
Kata Ibrani Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) mencerminkan belas
kasih dan pengampunan Tuhan terhadap siapapun umat-Nya yang berdosa dan
melakukan perbuatan salah.
Pada Abad 2 Ms muncul sebuah
ajaran yang kelak dikenal dengan julukan Marcionisme yaitu sistem kepercayaan
dualis Kristen awal yang berasal dari ajaran Marcion of Sinope di Roma sekitar
tahun 144 Ms.
Marcion percaya bahwa Yesus
adalah penyelamat yang diutus oleh Tuhan, dan Rasul Paulus adalah rasul
utamanya, tetapi ia menolak Kitab TaNaKh dan Tuhan Israel. Kaum Marcionis
percaya bahwa Tuhan orang Yahudi adalah Tuhan yang pemarah dan suka menghukum dan
berbeda serta lebih rendah dari pada Tuhan Perjanjian Baru yang pengampun yang
diajarkan oleh Yesus Sang Mesias.
Marcionisme, mirip dengan
Gnostisisme, menggambarkan Tuhan Perjanjian Lama sebagai tiran atau demiurge (mahluk setengah dewa setengah
manusia). Marcion adalah putra seorang uskup Sinope di Pontus. Sekitar
pertengahan abad kedua (140–155) ia melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia
bergabung dengan Cerdo Gnostik Syria.
Kanon Marcion, mungkin kanon
Kristen pertama yang pernah disusun, terdiri dari sebelas kitab yang terdiri
dari Injil yang terdiri dari sepuluh bagian yang diambil dari Injil Lukas; dan
sepuluh surat Paulus. Kanon Marcion menolak seluruh Perjanjian Lama, bersama
dengan semua surat dan Injil lain yang mencerminkan Keyahudian. Surat-surat
Paulus mendapatkanposisi menonjol dalam kanon Marcion, karena Paulus dianggap
oleh Marcion sebagai satu-satunya rasul sejati Yesus.
Marcionisme dikecam oleh
lawan-lawannya sebagai bidat dan sebuah tulisan yang menentangnya ditulis oleh
Tertullian dalam lima buku berjudul, Adversus
Marcionem (Melawan Marcion) sebanyak 208 halaman.
Tulisan-tulisan Marcion telah hilang,
meskipun mereka banyak dibaca dan banyak naskah pasti ada. Meski begitu, banyak
teolog mengklaim bahwa adalah mungkin untuk merekonstruksi dan menyimpulkan
sebagian besar ajaran Marcionisme kuno melalui apa yang kemudian dikritik oleh
para kritikus, terutama Tertullian mengenai Marcion dalam buku-buku mereka.
Benarkah Tuhan dalam TaNaKh
atau Kitab Perjanjian Lama adalah pemarah dan penghukum? Hukuman yang Tuhan
berikan adalah wujud keadilan-Nya. Namun Tuhan YHWH juga adalah Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) sehingga Dia akan
mengampuni setiap kesalahan yang diperbuat umat-Nya, asalkan mereka berseru
pada-Nya.
Korban hewan yang di atur dalam Kitab TaNaKh
adalah perlambang bagi datangnya korban sejati yaitu Sang Anak Domba yang akan
menghapus dosa sekali dan selamanya. Dialah Yesus Sang Mesias dan Anak Tuhan
serta Tuan Yang Ilahi, sebagaimana dikatakan,
“Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang,
dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang
sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin
menyempurnakan mereka yang datang
mengambil bagian di dalamnya” (Ibr 10:1)
“Selanjutnya
setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang
mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan
dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia
duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Tuhan...” (Ibr 10:11-12).
Hari Raya Yom
Kippur, bukan sekedar hari pengampunan dan pendamaian yang diberikan Tuhan YHWH
melainkan bagi oenganut Kristiani/Nasrani, menggemakan penyerahan diri Yesus
sebagai korban penebus salah melalui kematian diri-Nya di kayu salib
sebagaimana dikatakan, “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa
kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1
Yoh 2:2).
Kematian
Yesus di kayu salib dapat diletakkan dalam dua hari Raya yaitu Pesakh (Paskah) dan Yom Kippur (Pendamaian). Dalam Pesakh,
kita mengenang sengsara dan kewafatan Yesus yang disimbolisasikan dengan
memakan roti tidak beragi dan meminum anggur tanpa fermentasi. Dalam Yom
Kippur, kita meminta pengampunan Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi atas dosa
perbuatan yang masih dimungkinkan terjadi selama satu tahun melalui darah dan
pengorbanan Sang Juruslamat sebagai Anak Domba dan korban yang sejati.
No comments:
Post a Comment