Tuesday, October 8, 2019

RAKHUM DAN KHANUN: MEMAHAMI “BELAS KASIH” DAN “PENGAMPUNAN” SEBAGAI SALAH SATU SIFAT TUHAN


Bulan Elul (Agt-Sept) adalah bulan ke-enam dari kalendar Yahudi, yaitu 1 bulan menjelang Rosh ha Shanah (Sept-Okt) atau Tahun Baru Ibrani yang secara tradisi jatuh pada setiap tanggal 1 bulan ke-7.


Tradisi Yahudi sebagaimana tertulis dalam Bava Bathra 121a mengajarkan bahwa Bulan Elul adalah bulan ketika Musa naik gunung untuk yang kedua kalinya dan tinggal di sana selama empat puluh hari setelah insiden anak lembu emas (Keluaran 32; 34: 27-28).

Tradisi Yahudi menceritakan bahwa Musa menghabiskan periode antara bulan baru Elul sampai Hari Raya Penebusan atau Yom Kippur (10 Tishri). Musa selama 40 hari berdoa memohon pengampunan Tuhan bagi bangsa Israel, Musa turun ketika periode pertobatan selesai. Saat Musa turun dari masa pengasingannya bersama Tuhan di atas gunung, Musa membawa 2 Loh Batu yang kedua sebagai bukti akan Anugerah Tuhan yang besar dan pengampunan-Nya kepada umat-Nya.

Peristiwa di atas menjadi sebuah landasan peribadatan yang dilakukan oleh penganut Yudaisme hingga hari ini menjelang Rosh ha Shanah dan Yom Kippur yaitu mengucapkan Doa Shelikhot dari Keluaran 34:6-7 yang merefleksikan kerahiman dan kerahmatan Tuhan YHWH Semesta Alam dalam 13 sifat yang terkandung dalam ayat tersebut.

Apa sajakah ke-13 sifat Tuhan tersebut? Dalam Keluaran 34:6-7 dikatakan sbb:

“Wayaavor YHWH ‘al panai wayiqra, YHWH, YHWH El Rakhum we khanun, erek apayim we rav khesed we emet, notser khesed laalafim noshe awon wapesha we khataah we neqeh lo yenaqeh poqed awon avot al banim we’al beney banim ‘al shelishim we’al ribeim”

“Berjalanlah YHWH lewat dari depannya dan berseru: "YHWH, YHWH, Tuhan penyayang dan pengasih, panjang sabar,   berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa;  tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya   dan cucunya, kepada keturunan  yang ketiga dan keempat”

Ke-13 sifat belas kasih Tuhan dalam ayat tersebut adalah: (1) YHWH (2) YHWH (3) El (4) Rakhum (5) Khanun (6) Erek apayim (7) Rav khesed (8) Emet (9) notser khesed laalafim (10) noshe awon (11) noshe pesha (12) noshe khataah (13) noshe neqeh

Kata Ibrani Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) mencerminkan belas kasih dan pengampunan Tuhan terhadap siapapun umat-Nya yang berdosa dan melakukan perbuatan salah.

Pada Abad 2 Ms muncul sebuah ajaran yang kelak dikenal dengan julukan Marcionisme yaitu sistem kepercayaan dualis Kristen awal yang berasal dari ajaran Marcion of Sinope di Roma sekitar tahun 144 Ms.

Marcion percaya bahwa Yesus adalah penyelamat yang diutus oleh Tuhan, dan Rasul Paulus adalah rasul utamanya, tetapi ia menolak Kitab TaNaKh dan Tuhan Israel. Kaum Marcionis percaya bahwa Tuhan orang Yahudi adalah Tuhan yang pemarah dan suka menghukum dan berbeda serta lebih rendah dari pada Tuhan Perjanjian Baru yang pengampun yang diajarkan oleh Yesus Sang Mesias.

Marcionisme, mirip dengan Gnostisisme, menggambarkan Tuhan Perjanjian Lama sebagai tiran atau demiurge (mahluk setengah dewa setengah manusia). Marcion adalah putra seorang uskup Sinope di Pontus. Sekitar pertengahan abad kedua (140–155) ia melakukan perjalanan ke Roma, di mana ia bergabung dengan Cerdo Gnostik Syria.

Kanon Marcion, mungkin kanon Kristen pertama yang pernah disusun, terdiri dari sebelas kitab yang terdiri dari Injil yang terdiri dari sepuluh bagian yang diambil dari Injil Lukas; dan sepuluh surat Paulus. Kanon Marcion menolak seluruh Perjanjian Lama, bersama dengan semua surat dan Injil lain yang mencerminkan Keyahudian. Surat-surat Paulus mendapatkanposisi menonjol dalam kanon Marcion, karena Paulus dianggap oleh Marcion sebagai satu-satunya rasul sejati Yesus.

Marcionisme dikecam oleh lawan-lawannya sebagai bidat dan sebuah tulisan yang menentangnya ditulis oleh Tertullian dalam lima buku berjudul, Adversus Marcionem (Melawan Marcion) sebanyak 208 halaman.

Tulisan-tulisan Marcion telah hilang, meskipun mereka banyak dibaca dan banyak naskah pasti ada. Meski begitu, banyak teolog mengklaim bahwa adalah mungkin untuk merekonstruksi dan menyimpulkan sebagian besar ajaran Marcionisme kuno melalui apa yang kemudian dikritik oleh para kritikus, terutama Tertullian mengenai Marcion dalam buku-buku mereka.

Benarkah Tuhan dalam TaNaKh atau Kitab Perjanjian Lama adalah pemarah dan penghukum? Hukuman yang Tuhan berikan adalah wujud keadilan-Nya. Namun Tuhan YHWH juga adalah Rakhum (Penyayang) dan Khanun (Pengasih) sehingga Dia akan mengampuni setiap kesalahan yang diperbuat umat-Nya, asalkan mereka berseru pada-Nya.
Korban hewan yang di atur dalam Kitab TaNaKh adalah perlambang bagi datangnya korban sejati yaitu Sang Anak Domba yang akan menghapus dosa sekali dan selamanya. Dialah Yesus Sang Mesias dan Anak Tuhan serta Tuan Yang Ilahi, sebagaimana dikatakan,

“Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakekat dari keselamatan itu sendiri. Karena itu dengan korban yang sama, yang setiap tahun terus-menerus dipersembahkan, hukum Taurat tidak mungkin menyempurnakan  mereka yang datang mengambil bagian di dalamnya” (Ibr 10:1)

“Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa. Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Tuhan...” (Ibr 10:11-12).

Hari Raya Yom Kippur, bukan sekedar hari pengampunan dan pendamaian yang diberikan Tuhan YHWH melainkan bagi oenganut Kristiani/Nasrani, menggemakan penyerahan diri Yesus sebagai korban penebus salah melalui kematian diri-Nya di kayu salib sebagaimana dikatakan, “Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1 Yoh 2:2).

Kematian Yesus di kayu salib dapat diletakkan dalam dua hari Raya yaitu Pesakh (Paskah) dan Yom Kippur (Pendamaian). Dalam Pesakh, kita mengenang sengsara dan kewafatan Yesus yang disimbolisasikan dengan memakan roti tidak beragi dan meminum anggur tanpa fermentasi. Dalam Yom Kippur, kita meminta pengampunan Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi atas dosa perbuatan yang masih dimungkinkan terjadi selama satu tahun melalui darah dan pengorbanan Sang Juruslamat sebagai Anak Domba dan korban yang sejati.




No comments:

Post a Comment